25. Terakhir Kali

199 30 1
                                    

Vote!
Jika ada niatan untuk memencet bintang di bawah pojok paling kiri Silahkan dengan senang hati melanjutkan story inih

bermunculan ide nulis haru gini, saat gak sengaja berpindah dengerin lagunya dari Akmu- How Can I Love The Heartbreak, You're The One I Love mantul bangtt sihh walau gak ngerti liriknya

***

Jennie tertawa geli menutupi mulutnya berusaha menyembunyikan tawanya saat masuk ke tempat prakteknya yang masih belum juga pindah melihat Mirae dan Yuna bersidakep menompang dagunya di tangannya yang bertumpu pada meja raut muka kesal terlihat jelas
"Pagi!!" Sapa Jennie ceria menghibur menciptakan suasana hangat

Yuna dan Mirae hanya berdehem menanggapinya, alis Jennie berkerut merasa ada yang tidak beres dengan mood mereka pagi ini
"apakah ada sesuatu yang terjadi Yuna? Mirae?" tanya Jennie menyodorkan dua gelas kopi yang tadi ia beli diluar

Mirae berdecak
"aku sangat bosan sudah hampir tiga minggu aku dan Yuna jadi tukang penjaga di tempat ini, tidak melakukan apa- apa hanya melamun tidak jelas tidak ada kerjaan yang harusnya aku kerjakan,"
sudah dua minggu tidak menerima pasien masuk, dan hanya barang barang yang menumpuk dan kesepian menemani mereka, membosankan sekali bukan?

"kapan sebenarnya kita pindahan Sunbae? kau selalu mengulur waktu menundanya tidak ada kejelasan! tidak pasti, aku sudah tidak tahan menempati bangunan kumuh ini, rasanya begitu menyesakan"
Yuna terbatuk menunjukan kepengapannya diruangan.

"besok Yuna, besok! aku berjanji, besok akan kupastikan kita meninggalkan tempat ini, aku juga sama sudah tidak tahan disini besok pagi mobil truk pengangkut barang sudah standby didepan membawa angkutan"
kata Jennie meyakinkan karena ia sudah kasihan pada mereka berdua, Jennie bisa merasakan kebosanannya di raut muka mereka berdua, Rosie sempat marah dulu mengomel karena melantarkan mereka berdua

Yuna mengangguk mengambil kopi yang tadi Jennie kasih
"besok ya Sunbae, harus jadi tidak ada halangan lagi dan tidak diundur lagi!"

"ya ya aku berjanji besok"
mata Jennie tidak sengaja melirik buket bunga besar disebelah Mirae,

"emm Mirae,, bunga dari siapa itu?" Mirae yang cemberut tersentak teringat kiriman bunga tadi yang dititipkan

Mirae menyodorkan buket bunga pada Jennie dengan mengerling nakal menggodanya
"ahh,, tadi pagi asisten Suamimu datang kesini menitipkan buket bunga untukmu, katanya dari Suamimu,"

Jennie membawa buket bunga itu menghirupnya merasakan aroma ketenangan yang bertebaran, tidak akan ada yang tahu dan merasakan betapa bahagianya dia saat ini, di kedua tangannya rangkaian bunga besar pemberian Suaminya yang harum menyegarkan
Jennie mengulum senyumannya Yatuhann,, Hanbin manis sekali

rasa kecewa tadi malam dan pagi tadi saat terbangun tidur tidak mendapati Suaminya disampingnya, yang biasanya menyapa saat bangun tidur menghadiahi kecupan di seluruh wajahnya dengan manis tapi tadi pagi ia tidak merasakannya karena Hanbin harus pergi ke bandara menjemput entah sialan apa yang telah merusak suasana hatinya
dan kini terbayarkan atas perlakuan manis Suaminya hati Jennie berdebar

masih mengelum senyuman ia beranjak meninggalkan Mirae dan Yuna ke ruangan kerjanya segera mengambil ponselnya ia sudah tidak tahan memberi kabar betapa bahagianya atas perlakuan Suaminya

seakan teringat ia menggigit telunjuknya
tidak mungkin menghubungi Hanbin, dia sedang sibuk dan tidak mungkin bisa diganggu
ahh oke oke, ia harus menahannya ia harus bisa mengendalikan segala perasaannya yang ia takut nantinya malah membuat Suaminya jijik, ia harus berusaha terlihat sempurna dan tenang dimata Hanbin, ia harus terlihat elegant, tidak terlalu murahan juga, namun masih bisa menunjukan ia mencintai dan menginginkan Suaminya secara istimewa dan santai

karena ia merasakan juga kelakuan Taehyung akhir ini yang hampir persis dan hampir ia lakukan pada Suaminya, ia tidak mungkin terus menghubungi Hanbin hanya karena merindukannya itu terlihat sangat murahan dan nantinya Hanbin akan risih jijik seperti dirinya yang jijik atas prilaku Taehyung padanya

Oke oke,, Jennie coba kendalikan dirimu

Jennie menyimpan ponsel dan tasnya di meja berdiri melangkah ke dekat gantungan setelan jubah putih yang menggantung

Saat sedang memasang jubah putihnya ia mendengar ponselnya berbunyi dengan geregusu gerakan cepat ia membawa ponselnya segera mengecek pesan yang ia sangka pesan dari Kim Hanbin,

ia berdecak kecewa
ternyata pesan dari Kim Taehyung yang tidak ada kerjaan menganggunya

"Jane, nanti sore aku jemput,"

Jennie menghembuskan nafasnya malas bukankah sudah jelas tadi malam kenapa harus mengirim pesan lagi

"iya, aku tunggu tapi maaf Taehyung, aku sedang sibuk saat ini maaf jika nanti pesannya tidak aku balas"

tidak sibuk sebenarnya namun Jennie hanya malas jika hanya hal yang tidak penting yang Taehyung bahas

ia merasa bersalah, dan hatinya kenapa malah sakit harus seperti ini, harus berbicara jujur pada Taehyung, ini sangat sulit ini sangat perih ia mencoba memberanikan diri mencoba menguatkan diri menghadapi Taehyung nanti, dengan berprilaku bahwa Jennie masih mencintainya masih menginginkannya dan seolah menunjukan ia juga tidak mau ada pada posisi seperti ini ia sadar memang egois harus memilih Hanbin yang pernah meninggalkannya yang pernah menyakitinya berkali- kali, dan sekarang ia rela melepaskan dan menyakiti perasaan Taehyung yang selalu setia yang selalu menjadikan Jennie sebagai salahseorang yang selalu menjadi perioritasnya hanya karena egois dan hanya peduli pada kebahagiaannya
Jennie meyakinkan diri setelah perdebatannya dengan Rosie saat itu, ia mencoba mendengarkan dan memikirkan semua perkataan Rosie ia berkali kali bertanya pada perasaannya karena hanya perasaannya yang tahu jawabanya dan ia sudah yakin karena Kim Hanbin berbeda, dia lebih berkuasa atas hatinya, dia lebih dalam mengukir namanya di hati Jennie dia pemilik lama yang sebenarnya, ia berdoa semoga Hanbin tidak meninggalkannya lagi, semoga selalu berbahagia bersama Suaminya, semoga dia tidak menyakitinya lagi dan ia sangat berharap Kim Hanbin juga sama masih mempunyai cinta yang lebih besar dari dirinya

---

Jennie tersenyum manis tulus, saat melihat Taehyung yang sudah berdiri menyambutnya keluar dari tempatnya
setelah mengunci pintu kaca yang besar dengan benar dan aman ia segera berlari berhambur pada pelukan Taehyung ia meresapi sentuhan kedua tangannya pada punggung lelaki itu, pelukan terakhir ia akan selalu mengingatnya ia akan selalu merindukannya ia harus merelakan percintaannya dengan berteman baik pada lelaki ini,

"aku merindukanmu,,"
Jennie mengangguk merespon antusias mengisyarat, tapa Taehyung berkata pun ia sudah mengetahuinya bahwa lelaki ini memang merindukannya

Taehyung membawanya kedalam mobilnya dan segera melesat pergi meninggalkan jejak

selama dalam perjalanan Jennie tidak hentinya mencium tangan Taehyung menautkan jemarinya di sela jemari Jennie,
untuk terakhir kali, ini untuk terakhir kalinya aku bermanja padamu Taehyung, maafkan aku aku mencintaimu

air matanya menetes haru hatinya perih harus merelakan Taehyung menjadi temannya dan entah Taehyung akan menerimakannya atau tidak semoga saja, ya semoga,
Taehyungku akan selalu tahu apa yang terbaik untuku, jadi ia akan merelakan semuanya karena ini yang terbaik untuk ku

Jennie mencoba meyakinkan dan menguatkan hatinya ia meremas kuat tangan Taehyung yang ada di genggamannya menandakan betapa sakitnya hati ini membuat Taehyung menoleh khawatir saat melihat sisa airmata di pipinya

***
salam baby Junghwan Treasure 💕

My Husband Is A Sengklek! (Jenbin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang