16. Penyesalan

221 26 5
                                    

Vote!
Jika ada niatan untuk memencet bintang di bawah pojok paling kiri Silahkan dengan senang hati melanjutkan story inih

***

mulai sekarang hal yang aku benci adalah memasuki kamar ini, ruangan dimana menjadi saksi pertengkaran itu dimulai
bathroom itu, dimana kita hampir melakukan adegan panas yang benar- benar masih berputar dalam kepalaku saat ini

aku memasuki kamarku kamar yang entah beberapa hari tidak aku huni, aku berusaha menghindarinya, namun Rosie dan Somi memaksaku memasuki kamar ini, aku tidak punya pilihan lain,
langkahku terhuyung huyung rasanya duniaku berputar membuatku pusing, air mataku kembali berderai aku menangis kembali dalam diam meringkuk di atas ranjang
ingatanku persis seperti beberapa hari yang telah aku jalani sepeninggalan Hanbin, aku sangat kacau

terus dan tidak pernah lupa pertengkaran itu aku tidak menyangka Suamiku meninggalkanku tanpa sepatah katapun terucap di bibir manisnya Oh Yatuhan,, begitu banyak dosa yang telah aku buat aku begitu merindukannya aku tidak rela dia pergi aku sakit hati dan menyesal

kau selalu berlaku kasar memaki ku! seolah aku adalah kucing jalanan yang telah membuang kotoran di tempat tidurmu kau menganggapku seperti hewan!

perkataannya kembali teringat membuat hatiku hancur

kini Hanbin telah meninggalkanku,

lagi,

aku sadar, aku memang keterlaluan aku pantas dibenci! memang benar sekali semua perkataan Rosie semuanya benar aku memang pantas ditinggalkan! Hanbin mana mungkin tahan menghadapi sikapku perkataanku yang diluar batas

aku menepuk dadaku yang kembali terasa sakit, bahkan sangat sakit daripada saat dulu Hanbin meninggalkanku
jika bisa aku rampas hati didadaku ini, ingin sekali aku menggenggamnya lalu melemparkannya, hati ini selalu menyusahkanku, ini sangat menyesakan dalam dadaku sangat perih

aku beranjak segera membersihkan seluruh tubuhku, mengguyurnya dengan air hangat berharap bisa merilekskan seluruh tubuh dan pikiranku yang tegang

tidak sengaja pandanganku menatap bathtub itu, dimana aku dengan tidak sopannya dengan egoisnya menghentikan permainan panas kami saat itu, aku yakin Hanbin saat itu kesal padaku tapi aku lihat dia berusaha memendam amarahnya

Hann,,, maafkan aku maafkan aku,, aku bersumpah jika kau kembali padaku aku akan berubah dan memberikan semuanya untukmu

aku menatap cermin besar di ruangan khusus lemari pakaianku, ruangan berbeda antara ruangan tempat tidur

Yatuhann,, mataku bengkak sekali,

aku meraba area wajahku ternyata benar aku sangat mengerikan aku membuka lemari besar mencari pakaian santai dan segera memakainya

hari yang hampir gelap, sorot senja melewati jendela kamarku yang terbuka membuatku terhipnotis untuk menatap lama memperhatikan langit dalam diam
sangat tidak mendukung suasana hatiku, dengan tega nya senja menyorot ke wajahku seakan meledekku
Yatuhann,, apakah aku dilarang untuk berbahagia? biarkan aku bahagia, aku tidak sanggup lagi melewati rasa sakit dan kesedihan setelah banyak hal yang aku lewati
aku ingin bahagia, dengan Suamiku dengan Kim Hanbin yang masih aku cintai

Ya!
aku tau aku masih mencintainya lebih dari apapun aku masih mencintainya namun aku terlalu ego untuk mengakuinya dan berakhir dengan penyesalan

Han,, maafkan aku jika aku menyakitimu, tidak peduli berapa buruk dan berapa banyaknya kau menyakitiku dulu, asal kau mau memulainya lagi aku akan menerimamu mulai sekarang maafkan aku

air mataku kembali menetes aku segera mengusapnya, aku harus berhenti menangis disaat ada Somi dan Rosie yang menghiburku saat ini
aku menutup jendela yang terbuka
bahkan sampai lupa kapan terakhir kali aku membuka jendela ini,

aku melangkah menuruni tangga, tersenyum cerah walaupun ada sedikit kegelapan dalam senyumanku
melihat Rosie yang sedang membersihkan seluruh ke- kotoran dan ke- berantakan rumahku sangat berterimakasih pada Rosie ya, walaupun mulutnya yang pedas sering mengucapkan hal yang membuatku tersindir tapi aku tahu, Rosie menyayangiku

aroma harum masakan tercium di hidungku segera menghampiri Somi yang sedang sibuk memasak menyiapkan makan malam untuk kami

Rosie menghentikan aktifitas nya sejenak, masih memegang sapu di tangannya ia mencibir
"Sudah mandinya huh? seberapa kilo lengketnya keringatmu sampai mandi mengabiskan dua jam, lamanya"
aku tersenyum kecil menanggapi ucapannya memang aku pun lupa kapan terakhir aku mandi aku sangat malas pikirannku kacau tidak terpikirkan sedikitpun aku untuk membersihkan diriku aku hanya sibuk menangisi penyesalanku

Somi menyahut
"tidak sampai dua jam, hanya satu jam lebih empatpuluh tujuh menit sebelas detik, dia menghabiskan waktu di dalam kamarnya"

aku kembali tersenyum memukul pantat Somi yang menurutku keterlaluan memasang stpowatch
"mari aku bantu,"

"tidak perlu Jane, sudah hampir selesai tinggal menunggu matang, kau simpan semua masakan yang telah aku siapkan di wadah tadi dan pindahkan ke meja makan"

aku menurut segera memindahkan berbagai masakan, aku mematung sebentar
"kita bertiga, dan kau memasak layaknya orang menyajikan makanan untuk berpesta?"

"diamlah, kenapa? kau ngirit bahan makanan? nanti aku menggantinya
-aku memang sengaja memasak banyak untukmu, kau harus mendouble makan yang telah kau lewati beberapa hari ini,"
baiklah bukan masalah mengirit atau apa? aku hanya heran saja, hatiku menghangat Somi yang manis memperdulikanku aku merasa bersyukur ada orang yang peduli mengkhawatirkan perutku

Rosie menghampiriku menarik salah satu kursi dan memaksaku untuk duduk,
"Coklat hangat atau kopi?" tawarnya dingin, menaikan alisnya aku ingin tertawa melihat ekspresi kesalnya mungkin dia masih marah padaku karena telah menyakiti Hanbin dengan perkataanku dan sekarang berakhir aku yang menyesal

"aku ingin teh hangat,"

Rosie berdecak "aku menawari mu Coklat hangat dan kopi bodoh! tapi kau malah memilih teh!"

"harusnya kau menawariku ketiganya"

"ouhh Yatuhan,, sudah diamlah jangan cerewet!" geram Rosie mengalah beranjak membuat teh hangat untukku

"aku dan Rosie akan menginap malam ini boleh kan?" tanya Somi menghampiriku membawa hidangan terakhir di meja makan

"tentu, boleh sekali"

Saat menyantap makanan aku kembali terisak dengan mulut penuh, aku merasa terharu atas perlakuan kedua sahabatku yang rela menemaniku dan memperlakukanku manis membuatkan makanan dan membersihkan seluruh ruangan dirumahku, walaupun Rosie sedikit marah dan bersikap dingin tapi aku tahu Rosie peduli padaku

"Astaga! Jennie sudahlah jangan menangis, makan kunyah dengan benar, bisa- bisa nasi dalam mulutmu menyemburku," omel Rosie mengusap air mata ku kasar ia sudah bosan melihatku menangis sepertinya, aku hitung dari tadi kedatangannya kerumahku sampai sekarang belum juga selesai dengan tangisanku

"Terimakasih,, kalian masih peduli padaku, Rosie Somi, aku tidak tahu bagaimana hidupku jika tidak ada yang memperdulikanku" Ujarku terisak aku masih tidak menyangka telah membuat Suamiku pergi aku merasa sangat bersalah aku menyesal

"Jennie sudahlah jangan menangis, kau sudah mandi dan segar jangan merusaknya dengan air matamu yang tidak berguna" Somi mengelus lenganku lembut

***

mohon mf, jika ada kata/penulisan yang salah typo misalnya
bodoamat,samatulisantulisangaje akyuuu yanggaknyambung alurnya😘

My Husband Is A Sengklek! (Jenbin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang