06. Mari Menjadi Lebih Baik

236 37 0
                                    

Vote!
Jika ada niatan untuk memencet bintang di bawah pojok paling kiri Silahkan

***

Jennie sibuk dengan peralatan masakannya di dapur, setelah membersihkan rumah, mencuci piring

Hanbin tersenyum cerah menuruni anak tangga, masih dengan berantakannya habis bangun tidur, menghampiri Jennie yang belum menyadari kehadiran Suaminya
Hanbin mencium pipi kiri Jennie tersenyum mendapati keterkejutan Isterinya

"Jennnie, apa kau tau? salah satu impianku adalah, melihatmu sibuk dengan peralatan dapurmu, membuatkan sarapan untukku dengan memakai kaos kebesaranku tanpa memakai dalaman apapun, akan sangat seksi dimataku," Ujarnya mencium bahu Jennie dengan mesra, sedangkan salah satu tangannya masuk ke dalam kaos Jennie, menggelitik perutnya

"Han,, hari ini aku berniat baik, akan mencoba menjadi isteri yang baik untukmu, tapi dengan tingkahmu seperti ini! aku merasa akan mengugurkan niat baikku!!" Jennie kesal mendorong pelan dada hanbin di sebelahnya,

masih belum puas menggodanya Hanbin mengusap ngusap leher putih milik isterinya Hanbin memujanya
"dengan lehermu yang jenjang putih, di hiasi bekas kecupan kepemilikanku di sini, tidakkah kau pernah membayangkannya Jennie?"

Jennie menghentikan pergerakannya, mematikan kompor, dan mendelik tajam menatap Hanbin
jika Hanbin terus menggodanya seperti ini? hilang fokusnya pada masakannya
"Jika kau menggodaku lagi! aku sungguh akan benar- benar berhenti melakukannya! lupakan niat baik ku!" ancam Jennie serius,
dan nampaknya Hanbin menurut,
"duduk! dan tunggu di meja makan! aku sudah menyiapkan kopi untukmu," Hanbin tersenyum, walaupun galak tetapi ia menyukai perubahan Jennie padanya

"Terimakasih Jennie, isteriku" Jennie kembali pada kegiatannya
tersenyun tipis, sangat tipis, takut jika Hanbin menyadarinya hatinya selalu berbeda Jika Hanbin menyebutkan kata Isteriku dalam bibirnya

"Hari ini apa yang akan kau lakukan?"
tanyanya meminum kopinya, matanya tidak lepas dari Jennie yang sedang memunggunginya

"seperti biasa, bekerja di ruangan peraktekku, aku terlalu lama meliburkan diri, tapi aku mungkin sedikit repot dan pulang terlambat, bayak hal yang harus aku kerjakan, menyiapkan kepindahan ke tempat yang lebih layak" Jennie membayangkan betapa sesak dan pengapnya berada di tempat keliniknya saat ini, dia bersiap mengurus pemindahannya ke tempat yang lebih layak dan luas tentunya, tidak seperti kelinik yang sekarang terlihat kumuh dan tua, pasien pun jarang mengunjungi tempatnya,

"apa masih berjalan lancar?"

Jennie membuang nafasnya pelan
"yaahh begitulah, tidak terlalu ramai, aku juga menyadarinya, mana mau orang sakit dibawa ke tempat layaknya gudang, sama sekali tidak terlihat seperti klinik,"

"masa?"

"bukannya peka! menyumbang dana untuk pembukaan tempat praktek ku yang baru! malah bilang masa? kau mengejek ku!!"
Hanbin tertawa

"Oke,, nanti siang aku trasferkan,"

Jennie berbalik girang
"benarkah?! kau jangan bercanda ya!"

Hanbin menaikan alisnya
"Tapi dengan syarat!
-kau harus menciumku"

Jennie bedecak kecewa, tidak mungkin Hanbin berniat baik secara cuma- cuma,
"lupakan! tanpa perlu bantuan mu pun, tabunganku masih cukup!"

Selesai memasak Jennie menghampiri Hanbin menghidangkan hasil masakannya, Hanbin berdecak kagum,

"Woow,, dari visualnya dan harumnya sepertinya masakanmu enak sekali," berdecak kagum dengan makanan dengan visual yang luar biasa. untuk sarapan kali ini, Jennie membuat Bibimbap, berupa semangkuk nasi putih dengan lauk di atasnya berupa sayur-sayuran, daging sapi, telur, dan saus pedas gochujang.

segera Jennie menyodorkan sendok untuk Hanbin, "Coba cicipi? jangan memujiku jika belum mencobanya, nanti kau kecewa,"

Hanbin tersenyum tipis,
"walaupun tidak enak, jika itu adalah masakanmu untuku, aku akan selalu memujanya, aku akan menyukainya Jennie," Sebelum dimakan, nasi dan lauk diaduk menjadi satu. Kemudian Hanbin mencicipinya, mengunyahnya pelan pandangannya tidak lepas menatap kagum Jennie yang melihat reaksinya, pendapatnya

"Bagaimana? apakah ada kekurangan? atau apa? tidak terlalu buruk kan?" melihat reaksi Hanbin dengan sangat tenang mengunyahnya, Jennie penasaran
"Jika tidak enak aku akan membuanga dan membuatnya lagi," keluh Jennie kecewa

"Tidak Jennie, ini adalah yang terbaik, ini enak sekali, aku mengunyahnya perlahan karena aku ingin merasakan dengan intens bagaimana nikmatnya pasakanmu, buatanmu, dan itu untuku, rasanya sangat nikmat tercampur senang di hatiku," Hanbin mengusap kepala Jennie pelan, seperti majikan mengusap sayang kucingnya

Pipi Jennie memerah, berusaha menyembunyikan kegembiraannya mendengar Kim Hanbin Suaminya dengan terang- terangan memujinya dengan tulus
"jangan terlalu berlebihan memujiku! kau sengaja menggodaku, aku tidak akan termakan atas pujianmu jangan lebay!" ujar Jennie segera beranjak meninggalkan Hanbin sarapan sendirian dengan lahapnya,
bukan apa-apa! Jennie tidak tahan menahan malu, apalagi tersenyum lebar, dan dia tidak mau Hanbin melihatnya
rasanya ia begitu istimewa ketika Hanbin selalu memujinya mengaguminya, kebiasaan Kim Hanbin masih belum berubah

"Aku berbicara kenyataan Jennie!" terak Hanbin tersenyum
Jennie yang selalu marah- marah, tatapannya seakan membencinya,
Pagi ini rasanya seperti mimpi, Jennie berubah dan berkata akan mencoba menjadi Isterinya yang baik,
begitu senang rasanya
Baiklah Jennie, mari menjadi lebih baik dengan posisi kita masing- masing,

---

Ketika selesai membersihkan dirinya, Hanbin menaikan alisnya, mendapati setelan kerjanya sudah siap dan rapi di atas ranjang, begitupun dengan keadan di dalam ruangannya,

Hanbin menutup pintu kamarnya, sudah siap berangkat,
dirinya terdiam sejenak, ketika tidak sengaja matanya melirik Jennie dengan maha cantiknya berjarak beberapa meter, sama halnya sedang menutup pintu kamar bersiap pergi bekerja

Hanbin menghampiri Jennie, raut wajahnya berubah derastis dari beberapa detik yang lalu, yang sebelumnya segar dan terlihat bersemangat berubah masam ketika melihat penampilan Jennie yang berhasil membuat emosinya memuncak, wajahnya memerah, rahangnya mengeras menahan emosi,

Berani- beraninya wanita ini!
sebelah tangannya menangkap pinggang Jennie, merapatkan tubuhnya,
Jennie yang kaget reflek tangngannya menempel pada dada Hanbin

tatapan tajam suaminya membuat Jennie ketakutan
"Apa yang kau,,
- lakukan?!"

Hanbin tersenyum sinis, tangannya yang semula di pinggang wanitanya berpindah mengelus nakal pahanya, menyingkapkan sedikit roknya yang selutut
Jennie tentu saja histeris

" Jennie kau sungguh Cantik kau sungguh seksi Sayang,," tatapan Hanbin pada tubuhnya membuat Jennie ketakutan
"-Aku bersumpah! aku akan membakar semua rokmu yang ada di lemarimu, Jika kau berani- beraninya memakainya lagi! pria lain akan menatapmu lapar Jennie! Cepat kembali ke-kamarmu! dan ganti dengan pakaian lebih sopan dan tertutup! Jangan membuatku emosi!!" Ancamnya tegas, dan menakutkan
Hanbin bersumpah! akan memperkosa Isterinya saat ini juga jika keras kepala menolak berganti pakaian

***

mohon dimaklum, jika ada kata/penulisan yang salah typo misalnya
amburasud bgt ini

My Husband Is A Sengklek! (Jenbin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang