08. Harga Diri

229 34 1
                                    

Vote!
Jika ada niatan untuk memencet bintang di bawah pojok paling kiri Silahkan

***

Rossie tersenyum geli menilai dari atas sampai bawah ke tubuh Jennie matanya mengerling nakal menggoda Sahabatnya ini

Jennie tertawa
"apa yang kau lihat Rossie? kau pangling padaku? semakin cantik kah aku?" tanya Jennie pede menaik naikan alisnya

Rossie mengeleng
"Bukan Jane, aku ingin memastikan, tubuhmu tidak rusak? kau agak kurusan,, berat badanmu mengurang ya?" tanyanya masih memperhatikan tubuh Jennie

"kenapa memang? setelah lama tidak bertemu harusnya kau bertanya 'bagaimana kabarmu Jane?' "

Rossie berdecak kesal
"kau menjawab pertanyaan dengan pertanyaan,"

Jennie membuang nafas beratnya,
"entahlah mungkin berat badanku mengurang, aku kehabisan tenaga dan kesabaran setelah menikah," membayangkan bagaimana kehidupannya yang sekarang, batinnya tertekan bisa jadi berat badannya berkurang

Rossie tertawa kencang bertepuk tangan heboh, pikiran kotornya kembali kambuh "Ahaha hahaha benarkah?"

Jennie melotot, reaksi macam apa itu? apakah pantas penderitaannya di tertawakan?
keterlaluan sekali wanita gila ini

tawanya mereda Rossie mengatur nafasnya sebelah tangannya mengelus perutnya yang keram

"aahahh,, ahh haha,"

"Ck! kau tega sekali mentertawakanku! bukankah kau tadi bertanya? aku pikir kau mengkhawatirkanku Rossie Sialan!" kehidupannya memang lelucon, memang pantas di tertawakan! semua orang di sekelilingnya hampir gila pada menyebalkan Suaminya, kekasihnya, dan untuk satu ini sahabatnya juga makin gila

"Aku memang mengkhawatirkanmu, Kau sampai kehabisan tenaga menghadapi nafsunya Kim Hanbin Suamimu, Kau bahkan tidak punya kesabaran untuk menahan gairahmu sendiri kan, lihatlah tubuhmu yang tipis kau menghabiskan banyak energi Jane! tapi tenanglah saat hamil nanti tubuhmu akan kembali berisi

-cepat cepatlah mengandung, aku tidak sabar menjadi aunty, berusaha keras lah, layani suamimu dengan baik, bahkan jika perlu aku dengan senang hati memberi suamimu obat kuat, nanti aku minta pada kekasihku,"

Jennie gelagapan kehabisan kata- kata mendengar ocehan Rossie, ia tidak bisa membela diri tangannya gatal menahan gemas ingin melayangkan tamparan pada orang di hadapannya ini, ia ingin menyadarkan pikiran mesumnya
pikirannya jorok, ia pikir Rossie akan mendengarkan ceritanya dengan baik, membantunya memberikan solusi, tapi lihat reaksi wanita mesum ini,
bebicara panjang lebar versi dirinya yang so' tahu

"by the way,, saat itu aku meneleponmu kau sengaja ya mematikan telpon? cepat ceritakan! bagaimama malam pengantinmu? bagaimana rasanya bercinta dengan orang yang kau rindukan? aku selalu membayangkan kau di terjang habis- habisan oleh Suamimu melepas rindu bercinta dengan panas sampai siang, wahh,, kau berhutang penjelasan padaku Jennie!"

"Malam pengantin Kepalamu! sudahlah aku tidak mau membahas hal yang seperti ini aku jijik! bisa- bisa aku muntah"

"Oh Jane!! ayolah ceritakan! aku penasaran?!" Rossie memohon pada Jennie

Jennie sebal membuang nafas kasar berhadapan dengan Wanita ini ia tidak akan bisa menjanga privasi hidupnya sendiri, rasanya gatal jika tidak membeberkan segala kekepoan manusia stres ini
"tidak ada malam pengantin, tidak ada malam pertama, tidak ada bercinta, aku hanya tertidur! Kim Hanbin Kejantanannya aku tendang!"

"apa?!!" Rossie tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya
"kenapa kau menendang kejantanannya bodoh?! kau gila apa?"

Jennie memutar bola matanya,
Bukan aku yang gila tapi Hanbin sialan itu Yang gila!

My Husband Is A Sengklek! (Jenbin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang