Vote!
Jika ada niatan untuk memencet bintang di bawah pojok paling kiri Silahkan dengan senang hati melanjutkan story inihyang ngerasa bocah minggir aja please
***
Jennie membuka mulutnya terkejut hatinya menghangat menerima uluran kalung itu di tangan Hanbin
"Hei? ini serius?" Jennie melihat kalungnya secara detail dan teliti
ini bukan main- main atau kalung embel- embel ia sangat tahu semua jenis kalung yang mahal atau yang murah ia sangat tahu semua harga berlian yang biasa ia koleksi"Hanbin,, seriously, kau kemasukan makhluk apa tiba- tiba memberi aku kalung mahal disaat pada tahap awal kita mulai bercinta, seperti ini,, kau manis sekali Yatuhann,, kau tahu aku sangat bahagia Sayang," Jennie bahagia haru memeluk Suaminya mencium pipinya dengan gemas
ia menyentuh kalung cantik itu menatapnya dengan binar, memainkan liontinnya
ia tersenyum bahagia, sikap manis suaminya membuatnya gilaYatuhann,,
ini sangat asing, perasaan ini sangat asing dan Suaminya berlaku sangat asing dan aneh, belajar dari mana Kim Hanbin bisa semanis dan seromantis ini hari ini, dimulai dengan memberi buket bunga besar, menyiapkan makan malam romantis yahh,, walaupun gagal, bukan gagal tertunda lebih tepatnya, karena ke egoisan Jennie yang lebih mementingkan gairahnya daripada perutnya
dan sekarang? oh please ia sangat bahagia melihat Hanbin tersenyum manis memasangkan kalung cantik di lehernya"Kau cantik Jennie, kau sangat cantik dan indah, kau sangat berkilauan dimataku"
bahkan kau lebih berkilauan daripada aku Suamiku kau sangat manis dan tampan
"emm,, kapan kau membelinya? dan kenapa kau ada pikiran membeliku kalung cantik ini? sangat bukan dirimu kau tahu" tanya Jennie memeluk leher Hanbin membenamkan wajahnya disana menghirup kehangatan leher suaminya
Hanbin tersenyum manis mengelus rambutnya dengan sayang
"aku membelinya di Yordania berpikiran membelinya saat asistenku membeli kalung untuk kekasihnya dan aku membelikanmu walaupun saat itu aku tidak tahu kau akan menerimanya atau tidak, karena saat aku pergi kau malah marah- marah padaku memaki aku karena berani mencumbumu di bathroom saat itu"Jennie mengeratkan pelukannya mencium bahu Suaminya yang lebar menyesal telah berlaku kasar saat itu
"maafkan aku Hanbin,, maafkan aku"
sesalnya telah berapa ribu kali, telah berbuat kasar pada Suaminya dengan semua perkataan dan perbuatannyaia bangkit mensejajarkan wajahnya di atas wajah Hanbin mengernyit memikirkan kembali perkatan Hanbin barusan?
"tunggu,, Yordania? jadi kau pergi menghilang selama dua minggu ke Yordania?"Hanbin mengangguk tersenyum mengelus bibir Jennie dengan ibu jarinya
"apa yang kau lakukan disana?" pikiran Jennie berkeliaran berusaha mencari bayangan positif tentang Kim Hanbin,
berlibur atau apa?"aku melakukan perjalanan bisnis ke timur tengah, salah satunya ke Yordania"
Sial! Jadi selama dua minggu Jennie menangisi orang yang sedang pergi ke timur tengah? melakukan perjalanan bisnis?!
jadi selama ini?kenapa brengsek ini tidak berbicara agar dia tidak salah sangka berpikiran negatif, ia kira Kim Hanbin pergi meninggalkannya karena menyerah dan sakit hati gara- gara pertengkaran hebat waktu itu! gara gara ia tidak memberikan seks waktu itu, ia berpikiran negatif berpikir Kim Hanbin mencari wanita lain yang lebih bisa memuaskan hasratnya
ini semua karena Rosie, Jennie berpikiran seperti itu gara gara Rosie yang menyebutkan
Suaminya pergi meninggalkannya memuaskan hasratnya pada wanita lain mungkin!jadi ia malah ikut ikutan berpikiran sama seperti perkataan Rosie
Yatuhann ia merasa bersalah telah berpikiran menyeleweng tentang Suaminya"kenapa kau tidak pamit dan bilang padaku? kau tahu, aku berpikiran kau pergi meninggalkanku lagi, aku berpikiran kau menyerah dan sakit hati karena aku tidak memberikan seks waktu itu padamu, aku pikir kau mencari wanita lain yang lebih bisa memuaskan hasratmu, kau harusnya bilang padaku agar aku tidak salah faham"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is A Sengklek! (Jenbin)
Fanfiction"Dasar Suami Sengklek!" Seseorang yang dulu Aku Cintai dia pergi meninggalkanku, bertahun lamanya tanpa kabar, membuatku ragu aku terlalu lelah menunggunya tanpa kepastian yang jelas, Kemudian kerinduanku berubah menjadi kebencian setelah seseorang...