33. Bohong

173 22 9
                                    

Vote!
kalo ada niatan untuk memencet bintang di bawah pojok paling kiri Silahkan dengan senang hati melanjutkan story inih

***
Hanbin tertawa geli, saat mulutnya terbuka untuk berkata ponselnya berbunyi nyaring membuat ia mengurungkan perkataannya

Panggilan video masuk di ponsel Hanbin sekilas Jennie membaca si pemanggil tapi segera Hanbin tolak, membuat Jennie penasaran siapa yang menghubunginya
"Siapa? kenapa dimatikan?" ia melepaskan sentuhannya di kulit Suaminya

Hanbin memandang Jennie gugup membuat Jennie yang melihatnya semakin aneh

"ah,, asistent ku! barusan itu dari asistent ku"

"kenapa dimatikan,?"

"aku tidak suka video call, nanti aku akan meneleponnya balik"

Jennie hanya mengangguk mengerti

setelah beberapa saat

Jennie kembali mendengar suara ponsel Suaminya berbunyi panggilan telepon masuk

Hanbin segera mengangkatnya melangkah terburu buru menjauhi Jennie sendirian di ruangan

Jennie kira dia akan mengangkat penggilannya dihadapannya seperti biasa, berbicara dengan rekan bisnisnya atau dengan asistennya seperti biasa tidak peduli mau dia menguping atau tidak! tapi Hanbin malah meninggalkannya bersembunyi mengangkat panggilannya dan Jennie melihat dia sudah berdiri di belakang rumah dibalik kaca besar yang menjadi penghalang membuat ia tidak bisa mendengar percakapan apa yang Hanbin bahas sampai tertawa senang saat berbicara dengan si penelepon entah siapa,, membuatnya penasaran setengah mati

Hanbin bersikap aneh, membuat Jennie penasaran dan curiga,

seperti tadi pagi saat bangun tidur biasanya Jennie akan bermanja tapi Hanbin mengabaikannya, bertelepon dengan seseorang secara sembunyi- sembunyi menjauhinya seolah Jennie tidak boleh menguping pembicaraannya, membuat Jennie kecewa karena tidak mendapat kecupan mesra seperti biasanya

selesai dengan percakapan terakhirnya
Hanbin kembali
ia menghentikan pergerakannya memandang Jennie yang menggigit telunjuknya gelisah apa yang sedang wanita itu pikirkan? aya yang membuat wanita itu terlihat murung berbeda dengan beberapa menit lalu ia menggodanya dengan nakal

ia tersenyum masih tidak percaya Jennie kini menjadi miliknya?
masih tidak percaya wanita yang dulu memandangnya penuh kebencian wanita kasar itu kini berubah, ini terasa mimpi
bahkan wanita itu seperti ketakutan kehilangan dirinya, Hanbin merasa dirinya istimewa di mata Jennie, ia merasa dirinya inginkan oleh wanita itu

Hanbin membuang tatapannya dari Istrinya saat Jennie juga menoleh, setelah beberapa saat ia menghampiri Jennie, duduk berhadapan dengannya,
Jennie memandang Hanbin dengan senyuman manisnya namun wajahnya masih terlihat murung seperti stres memikirkan sesuatu.

"Ada apa Jane?" Tanya Hanbin lembut menyentuh pipinya.
Namun Jennie hanya terdiam menggelengkan kepalanya, apa Jennie type orangnya menyimpan masalahnya sendiri? apa yang membuatnya begitu murung? kenapa dia berbeda saat ini pikir Hanbin dalam hati

dia seperti mencari kata untuk ia ucapkan namun beberapa kali ia urungkan untuk mengatakannya

"Han,," tanya nya pelan terdengar ragu

"Hem,?"

"em,, tidak"
ia mengigit bibir bawahnya resah, bertengkar dengan perasaannya
"Hanbin,,?"

"ada apa?" tanya Hanbin heran menatap Jennie lebih intents berusaha mencari penyebab kegelisahannya

"em,, apa ada gadis yang sedang kau? em,, Hanbin?!"

My Husband Is A Sengklek! (Jenbin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang