Tap tap tap
Derap langkah kaki seseorang terdengar begitu jelas ditelinganya. Berjalan santai sembari bersenandung kecil mengikuti irama lagu favoritnya.
Sepi. Tenang. Suasana sekolah saat ini sudah sepi paling hanya anak-anak ekskul yang masih berada disekolah saat ini. Acha, gadis itu tidak langsung pulang setelah bel pulang berbunyi. Ia mengaku pada Nathan dan juga Dara kalau dirinya sedang ada urusan terlebih dahulu.
Acha menatap lorong didepannya yang sudah sangat sepi. Bahkan menurut Acha sendiri, lorong itu lumayan seram. Acha melangkah ragu melewati lorong itu, namun sedetik setelah itu Acha mengedikkan bahunya tak acuh.
Saat sedang asyik berjalan, sebuah tangan kekar mencekal tangannya. Sontak hal itu membuat Acha menoleh.
Acha menatap laki-laki didepannya tajam. "Lepasin!" bentak Acha marah.
Laki-laki itu tersenyum lalu menggeleng. "Enggak mau!"
Acha berdecak kesal. Ia terus meronta-ronta namun tenaganya tidaklah kuat untuk melawan laki-laki itu.
"Lo masih inget cowok yang pernah Lo tolak mentah-mentah itu?" tanya laki-laki itu datar. Acha menghentikan pergerakannya. Ia mulai mengingat-ingat apa yang dikatakan oleh laki-laki itu. Ditolak mentah-mentah? Ah, Acha ingat sekarang.
"Lo ... Arion?" tanya Acha ragu.
Laki-laki yang disebut, Acha, Arion itu mengangguk. Lalu menatapnya sinis. "Iya! Gue Arion! Cowok yang lo tolak didepan umum dengan kejamnya. Saat itu gue ngerasa sakit hati banget, Cha, sama lo! Gue udah suka sama lo semenjak lo dateng ke sekolah ini dan dengan gampangnya lo permalukan gue didepan umum!" bentak Arion marah.
Acha terus saja meronta hingga tangannya meninggalkan bekas kemerahan. "Lepasin, Arion! Gue itu nggak kenal sama lo makanya gue nggak terima lo! Gue juga nggak suka sama lo!"
Arion mengeratkan cekalan tangannya, menatap Acha tajam. "Lo nggak pernah tau rasanya jadi gue gimana, Cha! Lo itu cantik, tapi kelakuan lo kayak cewek murahan tau, nggak!?"
Acha menepis kasar tangan Arion sehingga membuatnya melepaskan cekalan tangannya. "Jangan pernah lo bilang kalo gue itu cewek murahan! Lo nggak tau apa-apa tentang gue, Arion!" tukas Acha sembari menunjuk wajah Arion.
Arion tersenyum sinis. Ia maju mendekat membuat Acha memundurkan tubuhnya hingga membentur tembok. Tangan Arion bertumpu pada sisi wajah Acha. Acha meneguk salivanya dengan susah payah, wajah Arion saat ini benar-benar menyeramkan, pikirnya.
"Lo jadi cewek egois banget ya, Cha! Lo nggak bisa liat perjuangan gue buat dapetin lo itu kayak gimana! Gue yang terus kasih lo surat dan kado-kado buat lo dengan ngerelain uang jajan gue tapi dengan enaknya lo malah buang itu semua!" Arion mengepalkan tangannya kuat. Hatinya sesak saat mengingat bagaimana dulu ia begitu mengejar-ngejar Acha.
Arion sampai merelakan uang jajannya hanya untuk membelikan sebuah kado untuk Acha. Setiap hari Arion menuliskan surat-surat berisi curahan hatinya untuk Acha, bisa dikatakan dulu Arion adalah pengagum rahasia Acha. Arion sangat kecewa saat hal kecil yang ia berikan tidak pernah dihargai oleh Acha. Acha dengan seenak jidat membuang semua pemberiannya. Disitu Arion merasa marah, hingga keesokan harinya Arion mengungkapkan perasaanya pada Acha didepan umum. Kalian tahu apa jawaban Acha? Acha menolak mentah laki-laki itu dan langsung meninggalkan Arion yang sudah terlanjur sakit hati.
Acha tertegun. Ia tidak tahu kalau perjuangan Arion untuk mendapatkannya sampai sebesar itu. "Gue bener-bener minta maaf kalo gue pernah nyakitin hati lo, Yon! Tapi perlu lo tau, gue bener-bener nggak ada rasa apapun sama lo, bahkan gue aja nggak kenal sama lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of The Twins (SUDAH TERBIT)
Teen Fiction[SEQUEL MY CRAZY BOYFRIEND] DAPAT DIBACA TERPISAH FOLLOW SEBELUM BACA #1 TWINS 20-07-2020 Kembar? Selintas apa yang ada di pikiran kalian saat mendengar kata 'Kembar'? Mungkin anak Kembar itu selalu kompak dan selalu memakai pakaian yang sama. Akur...