13 - Tentang Zean

5.5K 365 31
                                    

"Zean!!! Lo tuh nggak bisa nggak ngikutin gue, ya!?" Geram Acha. Pasalnya Zean selalu saja membuntutinya kemanapun Acha pergi, kecuali toilet tentunya.

Zean memperlihatkan deretan giginya lalu menggeleng. "Enggak! Ini tuh tugas negara buat jagain bidadari kayak Lo!"

Acha berdecak sebal. "Mending Lo sana pergi deh!" Usir Acha.

"Lo ngusir gue?" Acha mengangguk tegas. "Kenapa?"

Acha memutar bola matanya malas. "Gue mau ke toilet! Masih mau ngikutin gue!?" Sarkas Acha.

Zean mengangguk paham. "Oke, gue tunggu di depan!"

"Enggak usah, Ze, Lo balik ke kelas aja sana!" Tolak Acha.

"Acha, gue jaga-jaga aja. Takutnya ntar ada yang ngintipin Lo!"

Acha mendengus, ia berbalik dan langsung masuk ke dalam kamar mandi. Zean terkekeh pelan, menjahili dan menggoda Acha itu sudah seperti hobi barunya. Zean suka melihat wajah kesal Acha, menurutnya, kadar kecantikan gadis itu semakin bertambah jika sedang kesal.

Ting

Zean menegakkan tubuhnya, merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel miliknya. Satu pesan dari El.

Elfino: Lo dimana nyet!? Lo bolos pelajaran lagi!? Wah parah lo!

Zean: gue ada urusan, El! Bilang aja sama pak Darwin kalo gue mau ngawinin si Miti sama anak sebelah!

Elfino: Miti itu siapa anjir!?

Zean: kucing gue!🙊

Elfino: DIH, SI ANJIR! BALIK KE KELAS KAGAK LO!?

Zean berdecak kesal saat melihat pesan terakhir dari El. Niatnya yang ingin berduaan dengan Acha hangus sudah. Kedatangan Acha membuat Zean terjengit kaget.

"Acha, astaga! Kaget gue!" Ucap Zean sembari mengusap dadanya.

Acha bertolak pinggang. "Gitu aja kaget! Dasar lemah!" Ejek Acha.

Zean tersenyum manis, ia mengusap puncak kepala Acha membuat gadis itu mematung. "Acha, gue balik ke kelas dulu ya. Ada tugas lain yang harus gue selesaikan, Lo hati-hati kalo mau balik ke kelas! Takutnya kesandung," jeda sejenak. "Kesandung cowok lain maksudnya, hehe..." Sambung Zean sembari menyengir lebar.

Acha tertawa pelan. Ia menepuk pundak Zean keras membuatnya mengaduh kesakitan. "Lo apa-apaan deh, Ze!" Acha menggelengkan kepalanya.

Zean terkekeh pelan. "Nah, gitu dong. Kalo sama gue, Lo wajib banget ketawa kayak gitu tuh! Cantiknya jadi keliatan!" Acha merasa pipi serta telinganya memanas. Apa-apaan Zean ini, apa maksudnya dengan ucapannya tadi? Apakah Zean berniat untuk membuat Acha baper?

Acha mendengus. "Udah! Sana pergi!"

Zean mengangguk. "Dadah..... Sampai ketemu nanti!" Teriak Zean.

Acha menggelengkan kepalanya heran. Ia berniat untuk kembali ke kelasnya karena Acha sangat yakin kalau Dara sedang mencarinya.

Di tengah jalan, tidak sengaja Acha mendengar perdebatan antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki itu tampak sangat emosi, terdengar dari nada bicaranya yang meninggi.

Acha mengintip di balik tembok, memperhatikan interaksi keduanya. Mata Acha membola sempurna saat melihat laki-laki itu adalah Nathan, kembarannya. Nathan tampak sedang marah dengan seorang gadis. Acha menajamkan matanya untuk melihat siapa gadis itu.

"Naura?" Gumam Acha pelan. Acha dapat mendengar samar kalau Nathan itu sudah tidak ingin berurusan lagi dengan Naura. Namun, gadis itu tetap saja ngotot ingin berdekatan dengan Nathan.

Story Of The Twins (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang