Nathan merebahkan tubuhnya di atas sofa panjang. Laki-laki itu mengeluarkan ponselnya dan berniat untuk bermain game online di ponselnya. Namun sebuah panggilan kencang membuatnya urung untuk bermain game.
"Nathan!"
Nathan berdecak kesal. "Kenapa, Bun?!"
"Bantuin Bunda dong!" Nathan mendengus kesal. Laki-laki itu meletakkan ponselnya diatas meja dan beranjak keluar. Nathan berdiri di ambang pintu sambil berkacak pinggang.
"Kenapa, Bun? Apa yang bisa Nathan bantu?"
Keyla menoleh lalu tersenyum lebar. Wanita itu menunjuk ke sebuah pohon mangga yang berada di depan rumahnya. "Tolong petikkin mangga muda itu dong! Bunda lagi pengen," pinta Keyla dengan antusias.
Nathan berdiri tegak. Ia menatap Keyla horor. Berbagai pikiran mulai merasuk di pikirannya. "Bunda, jangan bilang kalo bunda itu—"
"Bunda itu apa? Hamil?! Ya, enggak lah! Bunda emang lagi pengen mangga muda itu aja! Ngaco aja kamu!" sela Keyla cepat. "Buruan kamu naik! Ambilin buat Bunda!"
Nathan mengangguk. "Nggak ada tangga, Bun?"
Keyla memutar bola matanya malas. "Enggak ada! Kamu kan cowok, masa cuman manjat pohon doang nggak bisa?! Yang gantle dong jadi cowok!" ledek Keyla.
Nathan menghembuskan napas kasar. Ia berjalan lesu menuju pohon mangga itu. Nathan mengadah ke atas. Ia mengambil ancang-ancang untuk segera memanjat pohon mangganya. Sedangkan dibawah, Keyla tengah menahan tawa melihat anaknya tampak kesusahan memanjat pohon mangga itu.
"Bunda mau yang mana?" tanya Nathan saat sudah sampai di atas pohon.
"Yang itu!"
Nathan mengangguk. Ia segera memetik buah mangga itu dan ia jatuhkan ke bawah. "Lagi nggak?"
Keyla mengangguk. "Lagi!"
Nathan menghentakkan sebelah kakinya kesal. Laki-laki itu menyesal telah menawarkan Keyla. Nathan memetik beberapa buah mangga dan dijatuhkan ke bawah.
"Udah, ya, Bun! Disini banyak semut!" teriak Nathan.
"Iya, Nath. Ini juga udah cukup kok!"
Nathan bernapas lega. Ia mulai turun dari pohon mangga itu. Namun karena kurang hati-hati, kaki nathan tergelincir. Alhasil, tubuh Nathan terjatuh diatas rerumputan. Bukannya menolong, Keyla malah tertawa kencang. Wanita itu bahkan sampai mengeluarkan air matanya.
Nathan meringis pelan. Laki-laki itu memegangi pinggangnya yang terasa sakit. "Bunda itu apa-apaan sih?! Kok Nathan malah diketawain!?" kesal Nathan.
"Abis kamu lucu sih, jatohnya!" ujar Keyla sambil meredakan tawanya. Nathan mendelik kesal. Laki-laki itu bangkit berdiri dan bersiap untuk masuk ke dalam rumahnya.
"Nath,"
Nathan menoleh dengan malas. "Kenapa lagi, Bun?" tanya Nathan sambil tersenyum. Sabar, Nath, sabar....
Keyla menyengir lebar. "Tolong bawain mangga ini ke dapur, ya. Kamu taruh aja di meja, nanti bunda yang cuci dan kupas,"
Nathan menggertakkan giginya. "Iya, Bunda!" jawab Nathan dengan suara rendah.
Nathan merendahkan tubuhnya, namun....
"ADUH!"
Pekikkan Nathan berhasil membuat Keyla menoleh cemas. Keyla bergegas menghampiri putranya yang sudah tergeletak di atas rerumputan.
"Nathan, kamu kenapa?!"
Nathan membuka matanya. "Aduh, pinggang Nathan sakit banget, Bun. Kayaknya efek tadi jatoh deh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of The Twins (SUDAH TERBIT)
Teen Fiction[SEQUEL MY CRAZY BOYFRIEND] DAPAT DIBACA TERPISAH FOLLOW SEBELUM BACA #1 TWINS 20-07-2020 Kembar? Selintas apa yang ada di pikiran kalian saat mendengar kata 'Kembar'? Mungkin anak Kembar itu selalu kompak dan selalu memakai pakaian yang sama. Akur...