"Nathan kenapa?!"
Perhatian orang-orang disana langsung teralih pada seorang gadis dengan rambut berantakan dan mata yang sembab. Farrel dan Darren pun reflek menghentikan langkah mereka.
Gadis itu berjalan mendekati Keyla. "Tante, Nathan kenapa?! Bilang sama Naura kalo Nathan baik-baik aja! Bilang sama Naura kalo yang di dalem itu bukan Nathan, kan!?" teriak gadis itu dengan air mata yang mengalir deras di pipinya.
Keyla merengkuh tubuh mungil gadis di depannya. Ia menepuk pelan punggung gadis yang sudah sangat lama tidak ia temui. "Sssttt, jangan nangis. N-Nathan baik-baik aja," bisik Keyla lirih.
Naura semakin terisak kencang. "Nathan kenapa? Nathan sakit apa?" Naura melepaskan pelukannya. Ia menatap Keyla seolah meminta penjelasan.
Keyla menggeleng pelan.
Naura kembali menatap Darren dan Farrel. "Kalian berdua pasti tau kan Nathan kenapa? Jelasin sama aku kenapa Nathan bisa sampe kayak gini?"
"Kita juga nggak tau pasti kejadiannya kayak gimana, yang pasti Nathan di keroyok sama gerombolannya Gama," jawab Darren pelan.
Tubuh Naura mematung. Gama? Jadi, lelaki itu terlibat? Naura sangat yakin kalau Gama menyerang Nathan dengan alasan dirinya. Padahal Naura sudah pernah bilang pada Gama untuk berhenti mencampuri urusan pribadinya namun lelaki itu menolak keras.
Naura mengusap kasar air matanya. "Terus sekarang keadaan Nathan gimana?"
Darren dan Farrel saling tatap. Darren mengangguk pelan.
Farrel menatap Naura lekat. "Kondisi Nathan cukup parah. Karena luka tusukan di perutnya, Nathan mengalami kerusakan pada ginjalnya. Kata dokter, kalo Nathan nggak cepet-cepet di tangani..." Farrel menjeda ucapannya.
"Apa?! Nathan kenapa?!"
Farrel menghembuskan napas panjang. Dengan berat hati ia menjawab. "Nyawa Nathan nggak akan bisa tertolong,"
Lutut Naura melemas. Gadis itu terjatuh di atas lantai. Naura menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Semua ini gara-gara dirinya. Jika saja ia tidak terlibat urusan dengan Gama, semua ini pasti tidak akan pernah terjadi dan Nathan? Nathan tidak akan pernah mengalami hal seperti ini.
"Nathan ... kamu kayak gini karena aku, karena aku kamu jadi..." Naura tak kuasa melanjutkan ucapannya. Gadis itu malah terisak kencang. Naura memukul dadanya berulang kali dan meyakinkan dirinya bahwa ini semua hanyalah sebuah mimpi.
Naura menghentikan tangisannya. "Ginjal Nathan rusak dan Nathan butuh pendonor ginjal," gumam Naura pelan. Gadis itu bangkit berdiri dan menatap kedua orang tua Nathan dalam. "Naura mau mendonorkan ginjal Naura untuk Nathan!"
*****
Seorang gadis berambut panjang tengah berjalan lesu menyusuri lorong koridor yang lumayan ramai. Matanya sembab, kantung matanya tercetak jelas serta bibirnya yang pucat pasi. Gadis itu duduk di kursi panjang koridor. Ia menangkup wajahnya dan kembali menangis. Menangisi seseorang yang tengah berjuang antara hidup dan mati.
Bahu gadis itu naik turun. Napasnya memburu. "Nathan, maafin aku ... maafin aku karena aku kamu jadi menderita dan tersiksa," ucap Naura melirih.
Naura refleks menghentikan tangisnya saat melihat seorang lelaki memberinya sebuah sapu tangan. Naura mendongak untuk melihat siapa pelakunya. Ternyata Gama. Laki-laki itu berdiri di hadapannya dengan senyum cerahnya, seolah rasa bersalah itu tidak muncul pada dalam dirinya.
"Gadis cantik enggak boleh nangis, ntar jadi jelek lho!"
Naura bangkit berdiri, ia menatap Gama sengit. Tidak ada tatapan hangat yang dulu Naura beri kepada laki-laki itu. Sekarang hanya ada tatapan benci dan marah. "Setelah apa yang kamu lakukan sama Nathan, dan kamu balik kesini dengan perasaan enggak bersalah?!" ujar Naura sambil geleng-geleng kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of The Twins (SUDAH TERBIT)
Teen Fiction[SEQUEL MY CRAZY BOYFRIEND] DAPAT DIBACA TERPISAH FOLLOW SEBELUM BACA #1 TWINS 20-07-2020 Kembar? Selintas apa yang ada di pikiran kalian saat mendengar kata 'Kembar'? Mungkin anak Kembar itu selalu kompak dan selalu memakai pakaian yang sama. Akur...