18 - Kecelakaan

6.2K 344 33
                                    

Nathan menuruni tangga dengan langkah santai. Ia memutar-mutar kunci motornya di jari tangannya, ah jangan lupakan siulan yang selalu keluar dari mulut laki-laki itu.

"Nathan, masih pagi nggak boleh siulan!" Tegur Keyla. Nathan duduk di samping Acha lalu menyengir lebar. Ia langsung saja menyomot roti yang sudah diberi selai coklat itu lalu memakannya.

"Lo berangkat sendiri aja ya, Nath, soalnya gue mau ke tempat fotocopy-an dulu!" Ucap Acha.

Nathan mengangguk. "Okhe!" Balasnya dengan roti yang masih di kunyahnya.

Tidak membutuhkan waktu lama, kini Acha sudah selesai dan berpamitan pada Arka dan juga Keyla. "Hati-hati, habis dari sana langsung ke sekolah!" Peringat Arka.

Acha mengangguk paham. "Siap, boss!" Arka menggelengkan kepalanya. "Kalo gitu Acha berangkat dulu. Assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam!"

Tidak lama setelah kepergian Acha, Nathan beranjak dan langsung menenggak susu hangatnya. "Kalo minum sambil duduk, Nathan!" Tegur Keyla.

Nathan menyengir, ia meletakkan gelas kosong itu diatas meja. Ia mencium punggung tangan Arka dan Keyla secara bergantian. "Nathan berangkat dulu. Assalamualaikum!"

"Iya, waalaikumsalam!"

Sebelum berangkat, Nathan menyempatkan diri untuk memanaskan mesin motornya terlebih dahulu. Tidak sampai lima menit, kini Nathan sudah duduk manis di atas motor kesayangannya. Nathan bergegas memakai helm-nya dan langsung menancapkan gas dengan kecepatan tinggi.

Selama di perjalanan, Nathan tidak henti-hentinya menyalip beberapa kendaraan dengan sedikit ugal-ugalan. Membuat pengguna jalan itu menyumpah serapahi Nathan. Nathan sedikit memelankan laju motornya, ia ingin menikmati hawa sejuk di pagi hari saat ini.

Namun dengan tiba-tiba, sebuah motor datang dari arah belakang dan langsung menyenggol motor Nathan, membuat keseimbangan laki-laki itu  hilang. Motor Nathan terjatuh dan tubuh Nathan terpental cukup jauh. Nathan memejamkan matanya saat merasakan kulitnya bergesekan keras dengan aspal.

Orang yang tadi dengan sengaja menyenggol motor Nathan tersenyum miring. Ia menutup kaca helm-nya dan langsung mengegas motornya meninggalkan Nathan.

Beberapa orang yang sedang lewat ikut membantu Nathan. Beruntung Nathan masih sadar, hanya saja luka-luka di tubuhnya banyak. Seragam yang semula berwarna putih kini berubah menjadi merah. Nathan meringis. Ia mencoba mengingat-ingat kejadian tadi, dimana orang itu dengan sengaja menyenggol motornya hingga Nathan terjatuh.

"Dek, kamu nggak papa? Mau di bawa ke rumah sakit?" Tanya seorang wanita paruh baya.

Nathan mendongak lalu menggeleng. "Enggak usah, Bu. Saya baik-baik aja kok,"

"Tapi luka kamu cukup parah. Kalo nggak di bawa ke rumah sakit, nanti takutnya infeksi!" Timpal pria dengan tubuh gempalnya.

Nathan menggeleng. "Enggak usah, pak, Bu. Terima kasih, saya masih kuat kok. Nanti saya obatin di sekolah aja!" Tolak Nathan halus.

"Ini motornya!" Nathan meneliti motornya yang lecet lumayan parah. Nathan menggelengkan kepalanya, rasanya hari ini Nathan sangat sial. Nathan bangkit di bantu dengan bapak-bapak di sana.

"Terima kasih ya sudah membantu saya,"

"Sama-sama, dek. Lain kali hati-hati ya, jangan kebut-kebutan!" Nathan mengangguk. Ia tersenyum sekilas sebelum akhirnya ia meninggalkan tempat itu. Celananya yang robek membuat luka di kakinya semakin terasa perih, apa lagi cuaca sedang berangin saat ini.

Nathan terus saja memikirkan siapa orang yang dengan sengaja mencelakainya. Apa motif orang itu? Nathan tidak dapat melihat wajahnya karena lelaki itu memakai helm full face.

Story Of The Twins (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang