Lorong koridor pagi itu tampak ramai dan ricuh. Entah apa penyebabnya, yang pasti kini Acha tengah ditarik paksa oleh sahabatnya, Dara.
"Dar, mendingan kita balik aja, deh! Ngapain sih ikut-ikutan?!" kesal Acha.
Dara berdecak. "Acha, katanya hari ini tuh ada murid pindahan. Dan gue denger-denger sih, katanya cogan loh!"
Acha memutar bola matanya.
"OH MY GOD, ACHA!!!" teriak Dara refleks membuat Acha menutup kedua telinganya.
"Liat-liat!! Ganteng banget, anjir!" tunjuk Dara ke arah depan. Dimana disana terdapat seorang laki-laki bertubuh tegap tengah berjalan dengan langkah santainya. Tatapan matanya yang teduh membuat siapapun yang melihatnya menjadi kemenarikan tersendiri untuk Dara.
Acha bersedikap dada. "Menurut gue, biasa aja tuh!"
Dara tidak menggubris Acha, gadis itu masih fokus menatap laki-laki yang tidak diketahui namanya itu.
Dara menepuk-nepuk lengan Acha. "Cha, dia nyamperin kita!!" heboh Dara.
Acha menurunkan tangannya.
"Hai," sapa lelaki itu dengan senyum manisnya.
Dara melambaikan tangannya kaku. Tatapannya tak lepas dari wajah laki-laki itu. "Hai..." balas Dara lirih.
Laki-laki itu tersenyum sekilas, setelah itu ia pergi meninggalkan Acha dan juga Dara yang kini sudah bersandar pada tembok.
Acha menoyor kepala Dara. "Lebay, lo!"
Dara mencibir. "Tapi sumpah, ya, Cha! Dia itu ganteng banget, huaaaaa!!!"
Acha memutar bola matanya jengah. Ia berjalan meninggalkan Dara sendiri. "Serah lo!" teriak Acha.
Dara mencebikkan bibirnya. "WOY, CHA! TUNGGUIN GUE!"
*****
"Selamat pagi, anak-anak!" sapa Bu Diana dengan raut datarnya.
"Pagi, Bu!!"
Bu Diana meletakkan buku-bukunya diatas meja. "Silahkan masuk!" suruh Bu Diana lantang, membuat seisi kelas menatap guru itu dengan kernyitan di dahi masing-masing.
Seorang laki-laki dengan wajah tampannya memasuki kelas 11 IPA-1. Siswi perempuan menatap laki-laki itu tanpa berkedip, tak terkecuali Dara. Gadis itu hampir menumpahkan bibirnya kalau Acha tidak menegur gadis itu.
"Awas jatoh bibirnya!"
Dara melirik ke arah Acha dengan gerakan pelan. "Acha..."
"Hm,"
"Tolong cubit gue!" pinta Dara dengan wajah polosnya.
Acha mengernyit, tidak mau ambil pusing, gadis itu langsung saja mencubit lengan Dara. Membuat Dara mengaduh kesakitan.
"Ada apa, Dara?!" tanya Bu Diana galak.
Dara meringis. Ia tersenyum paksa. "Enggak papa, Bu! Tadi ada semut yang gigit saya, hehehe,"
Bu Diana menggelengkan kepalanya. "Silahkan perkenalkan diri kamu,"
Laki-laki itu mengangguk.
"Kenalin nama gue Gama Pramudirga. Gue pindahan dari SMA Jaya Sakti. Ada yang mau ditanyain?"
"Oh, jadi namanya, Gama?" celetuk Dara. "Eh, Gama, boleh nggak kalo gue minta id line, lo?" lanjut Dara membuat seisi kelas bersorak heboh.
Acha menyenggol lengan Dara. "Lo apa-apaan sih, Dar?!"
"Apa? Emangnya salah kalo gue minta id line-nya dia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of The Twins (SUDAH TERBIT)
Teen Fiction[SEQUEL MY CRAZY BOYFRIEND] DAPAT DIBACA TERPISAH FOLLOW SEBELUM BACA #1 TWINS 20-07-2020 Kembar? Selintas apa yang ada di pikiran kalian saat mendengar kata 'Kembar'? Mungkin anak Kembar itu selalu kompak dan selalu memakai pakaian yang sama. Akur...