Zean menghela napas panjang. Ia bingung harus berbuat apa sekarang. Acha tidak memberinya kesempatan untuk menjelaskan semuanya.
Zean mengusap wajahnya kasar. Harusnya ia bisa lebih bijak dalam mengambil keputusan dan ia yakin kalau akhirnya pasti tidak akan seperti ini.
Pintu kamar terbuka membuat Zean menoleh. Ternyata Kinara, ibu Zean datang dengan senyum yang terukir di bibirnya.
"Zean, ada Agam sama El tuh di bawah!"
"Suruh ke kamar, Ze, aja ma!"
Kinara mengangguk. Setelah beberapa menit kepergian Kinara, dua orang laki-laki memasuki kamar Zean. Agam langsung merebahkan tubuhnya di samping Zean, sedangkan El, laki-laki itu duduk di sofa panjang sembari memainkan ponselnya.
Zean mendengus kesal. "Kalo kalian kesini cuman numpang santai-santai, mending kalian pulang deh! Ini tuh rumah ya bukan pantai!"
El terkekeh pelan. Ia memasukkan ponselnya kedalam saku celananya. "Santai aja, bos! Galak amat!" Ledek El.
"Lagi PMS dia!" Timpal Agam.
Zean berdecak. "Diem deh!"
Agam terduduk, ia melirik Zean dengan kerutan di keningnya. "Lo kenapa sih?"
"Masalah sama Acha lagi?" Tebak El tepat sasaran.
"Gue bingung harus gimana ke Acha!"
"Hah? Maksudnya?" Tanya El bingung.
Zean menatap kedua sahabatnya secara bergantian. "Lo semua tau Arion, kan?"
"Arion murid yang songong itu? Kenapa?" Kata Agam.
Zean menatap kedua sahabatnya ragu. Entah respons apa yang akan mereka berdua berikan, yang pasti Zean ingin menceritakan semuanya kepada Agam dan El.
"Kenapa sih, Ze?" Desak El.
Zean menarik napas pelan. "Gue taruhan sama dia!"
"SUMPAH DEMI APA?!"
"ZEAN, LO GILA!?"
Teriak Agam dan El secara refleks bersamaan. Tentu saja mereka berdua terkejut dengan apa yang Zean katakan. Zean bukan tipe orang yang suka dengan taruhan receh semacam itu, tapi sekarang?
"Kenapa lo taruhan sama, Arion? Siapa yang lo jadiin bahan taruhannya?" Tanya Agam serius.
"Acha,"
Agam dan El membulatkan matanya. Mereka tidak menyangka kalau sahabatnya akan berbuat sejauh itu.
El tersenyum kiri. "Lo jadiin Acha bahan taruhan? Nggak salah?"
"Emangnya kalo lo atau Arion menang, kalian bakal dapet apa?! Mobil? Duit? Rumah? Atau bahkan mansion?!" Lanjutnya dengan tatapan mata yang tajam.
"Cara lo receh banget tau nggak sih, Ze? Gue aja sebagai sahabat lo kecewa karena lo berani taruhan sama Arion! Terus gimana kalo Acha sampe tau?" Timpal Agam.
"Acha udah tau!"
"APA?!" teriak mereka berdua.
"Terus Acha-nya gimana? Dia marah nggak sama lo? Dia bilang apa aja? Acha pasti marah banget kan sama lo?" Tanya El menggebu-gebu.
"Nanya satu-satu ya, onta!" Kesal Agam.
El tidak menggubris Agam, laki-laki itu terus menatap Zean lekat. Entah kenapa, permasalahan yang di alami oleh sahabatnya kali ini cukup serius.
"Ya gitu, Acha marah sama gue. Dan tadi pagi lo liat, kan? Nathan dateng dan langsung nyerang gue?"
Agam mengangguk-angguk. "Oh, jadi itu alasan Nathan dateng dan langsung nyerang lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of The Twins (SUDAH TERBIT)
Teen Fiction[SEQUEL MY CRAZY BOYFRIEND] DAPAT DIBACA TERPISAH FOLLOW SEBELUM BACA #1 TWINS 20-07-2020 Kembar? Selintas apa yang ada di pikiran kalian saat mendengar kata 'Kembar'? Mungkin anak Kembar itu selalu kompak dan selalu memakai pakaian yang sama. Akur...