Acha keluar dari dalam kamarnya setelah merasa siap untuk berangkat sekolah. Acha menuruni tangga dengan langkah kecil, ia tersenyum lebar saat keluarga kecilnya sudah berkumpul di ruang makan.
"Selamat pagi!!!" Sapa Acha hangat.
"Pagi juga sayang," Jawab Arka dan Keyla. Acha duduk di samping Nathan, laki-laki itu tidak menyahut sapaannya, bahkan ia hanya diam dan asyik dengan makanan di depannya.
Acha menatap Arka dan Keyla seolah meminta penjelasan, namun mereka berdua membalas dengan gelengan kepala. Acha melirik Nathan sebentar lalu mengedikkan bahunya tak acuh. Ia mulai menyantap sarapannya sebelum berangkat sekolah.
"Yah, Bun, Nathan berangkat dulu!" Nathan beranjak dari duduknya.
Acha melotot kaget. "Lo nggak nungguin gue dulu, Nath? Tega banget!" Desis Acha jengkel.
Nathan menatap Acha datar. "Lo bisa naik angkot, Cha! Lagian gue ada urusan dulu!" Acha mendengus kesal, ia tidak menyahut ucapan Nathan dan memilih untuk kembali fokus kepada makanannya.
Nathan menyalimi kedua tangan orang tuanya, "Assalamualaikum!"
"Waalaikumsalam!" Teriak Arka, Keyla dan juga Acha. "Nathan kenapa sih, Bun?" Tanya Acha bingung.
Keyla menggeleng. "Enggak tau! Semenjak pulang kemarin, sikapnya udah kayak gitu!"
Acha manggut-manggut mengerti. Ia memasukkan sendok terakhir kedalam mulutnya, setelah selesai Acha buru-buru meminum susunya. Merasa sudah siap, Acha langsung saja menyalimi tangan Arka dan Keyla, tidak lupa juga untuk mengecup singkat pipi keduanya.
"Acha berangkat dulu, assalamualaikum!"
"Waalaikumsalam! Hati-hati!"
Acha bergegas keluar dari rumahnya dan langsung berdiri di pinggir jalan, menunggu angkutan umum yang lewat. Acha melirik ke kanan dan kiri, angin sejuk mulai menerpa wajah cantiknya. Rambut yang ia biarkan tergerai bergerak kesana kemari terhembus oleh angin.
Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya angkutan umum datang. Tanpa pikir panjang, Acha langsung saja menaiki angkutan itu. Acha mengernyit bingung saat seorang laki-laki berseragam sama dengannya memasuki angkutan umum yang ia naiki.
Laki-laki itu duduk di samping Acha, Acha tidak dapat melihat wajah laki-laki itu karena ia memakai topi hingga menutupi sebagian wajahnya. Acha tidak perduli, ia memilih untuk bermain ponsel untuk menghilangkan rasa bosannya.
Laki-laki itu melepas topinya, ia memiringkan kepalanya ke arah Acha, membuat gadis itu refleks menoleh.
"Ze?? Lo ngapain disini?" Tanya Acha bingung, pasalnya, Zean kalau berangkat sekolah itu selalu naik motor dan ini?
Zean tersenyum lebar. "Mau berangkat sekolah, lah!"
Acha mendengus kesal. "Iya, gue tau! Ya kali Lo mau ngamen! Maksud gue, Lo kenapa naik angkutan umum? Bukannya Lo punya motor?"
Zean mengangguk. "Iya! Tadi gue kesini emang naik motor, tapi udah gue tinggal. Soalnya tadi gue liat bidadari naik angkot, makanya gue ikut-ikutan deh!" Jawab Zean jujur.
Acha mendelik tajam. "Lo bego apa gimana sih?"
Zean menatap Acha polos. "Emang salah, ya?" Acha mengedikkan bahunya kesal.
"Terus nanti Lo pulang sekolah naik apaan?"
Zean tersenyum jahil. "Cieee udah mulai perhatian nih," goda Zean.
Acha menatap Zean tajam. "Lo gila!? Gue nanya, bego!" Ketus Acha.
Zean tertawa pelan, membuat penumpang perempuan yang lain ikut terpana. "Gue gampang. Lah Lo? Kenapa naik angkot? Bukannya ada Nathan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of The Twins (SUDAH TERBIT)
Teen Fiction[SEQUEL MY CRAZY BOYFRIEND] DAPAT DIBACA TERPISAH FOLLOW SEBELUM BACA #1 TWINS 20-07-2020 Kembar? Selintas apa yang ada di pikiran kalian saat mendengar kata 'Kembar'? Mungkin anak Kembar itu selalu kompak dan selalu memakai pakaian yang sama. Akur...