🥀 || 04

12K 623 4
                                    

Visha mengerjapkan kedua matanya, Visha menatap sekelilingnya yang tampak asing. Ia duduk dari kasur, tubuhnya tak memakai sehelai benang pun, tubuh polosnya itu hanya tertutupi oleh selimut.

Perlahan Visha melihat kearah samping, ia melihat seorang lelaki yang masih tertidur pulas. Dengan cepat Visha mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai, ia langsung memakainya.

Visha mengambil tas mininya yang ada di lantai, setelah itu ia ingin beranjak pergi dari sana, namun terdengar suara yang memanggilnya, suara itu membuatnya menghentikan langkahnya.

"Lo siapa," ucap lelaki itu, ia tak melihat wajah Visha karena Visha tak menatap kearahnya.

Lelaki itu tersadar tubuhnya polos tanpa sehelai benang pun, hanya tertutupi sebuah selimut.

"Gu—gue abis nidurin lo?!," kaget lelaki itu.

Perlahan Visha membalikkan badannya, ia menatap kearah Argev. Kedua bola mata Argev membulat sempurna saat melihat siapa wanita itu.

"Visha?!."

Visha menunduk takut, "Gue duluan."

"Tunggu!."

Visha kembali membalikkan badannya, ia takut Argev marah kepadanya, apalagi jika Argev tau ia yang menjebak lelaki itu.

"Gue bener-bener minta maaf sama lo Sha, gue gak sadar, kayaknya ada yang jebak gue."

"Andai lo tau yang sebenernya Gev," batin Visha.

"Sha? Gue minta maaf ya? Gue janji gue bakal tanggung jawab—"

"Gue duluan Gev." Visha berlalu pergi meninggalkan Argev, semakin Argev meminta maaf kepadanya, maka ia akan semakin dihantui rasa bersalah.

Ini semua bukan salah Argev, ini semua kesalahannya. Ia memang menjebak Argev dengan menaruh obat perangsang pada minuman Argev, Visha pikir dengan cara itu ia bisa lebih dekat dengan Argev, namun ia salah, ia tak menyangka akibat kebodohannya itu ia kehilangan mahkotanya.

***

Tok...tok...tok...

Visha mengetuk pintu rumahnya berkali-kali. Ia berharap semoga kedua orang tuanya belum pulang, jika mereka sudah pulang dan mereka tau Visha pulang pagi, bisa-bisa Visha akan di introgasi.

Ceklekkk...

Setelah lumayan lama mengetuk pintu, akhirnya pintu tersebut dibuka oleh seseorang, seseorang itu adalah pembantu di rumah Visha, Bi Nur.

"Non Visha dari mana aja? Tadi malam saya nungguin Non, tapi Non gak pulang, Non kemana?," tanya Bi Nur tanpa jeda.

Visha menghela nafasnya, "Bi, saya mohon, Bibi jangan kasih tau Bunda sama Ayah ya kalau Visha pulang pagi."

"Tapi Non Visha sebenarnya dari mana?," tanya Bi Nur lagi.

"Visha nginep di rumah temen," sahutnya berbohong.

Bi Nur mengangguk percaya, "Ya udah Non Visha lebih baik mandi terus sarapan, sebelum Tuan Chandra sama Nyonya Arum pulang."

Visha tersenyum tipis, ia mengangguk, "Iya Bi, Visha ke kamar dulu." Ia pun masuk ke dalam rumahnya, Visha langsung mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Setelah itu, Visha duduk di tepi kasur, pandangannya kosong, tiba-tiba ia teringat kejadian tadi malam, sebulir air mata menetes di pipinya, Visha langsung mengusap air matanya itu.

"Non Visha... sarapan dulu Non..." ucap seseorang dari balik pintu kamar Visha.

Visha berdiri, ia pun keluar dari kamarnya untuk menuju ke ruang makan.

EPIPHANYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang