🥀 || 15

9.2K 540 7
                                    

Vote ya! Jangan jadi dark readers🥺



"Hati-hati Gev," ucap Visha sebelum keluar dari mobil Argev. Argev hanya diam tak berniat menjawab ucapan Visha.

Visha melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah mewah yang kini menjadi tempat tinggalnya itu.

Angel sedang duduk di sofa ruang tamu sembari membaca majalah, saat melihat Visha masuk kedalam rumah ia langsung menaruh majalah yang dipegangnya itu keatas meja.

"Udah pulang Sha? Kok cepet?" bingung Angel.

Visha menghentikan langkahnya, ia menatap kearah kakak iparnya itu, "Aku—"

"Lah kok pucet? Lo sakit?" Angel berjalan menghampiri Visha. Visha menggeleng pelan, "Gak kak, tadi aku mual jadinya pucet gini deh,"  jawab Visha.

Angel mengangguk paham, "Oh gitu, ya udah sana gih istirahat."

***

"But everytime you hurt me the less that i cry." Visha menyanyikan sepenggal lirik lagu berjudul To Good At Goodbyes itu sembari berjalan keluar dari kamar mandi, ia baru saja menyelesaikan ritual mandi sorenya.

Argev yang duduk diatas kasur pun langsung menatap kearah Visha, begitupun sebaliknya, sehingga terjadilah kontak mata diantara keduanya selama beberapa detik.

Ceklekkk...

"HY GUYS—" Tiba-tiba dua orang lelaki masuk kedalam kamar Argev dan Visha, hal itu membuat Argev dan Visha terkejut.

"Anjir Visha!" ucap salah satu dari lelaki tersebut dengan nada terkejut.

"Ngapain lo disini Sha."

"Berduaan pula sama Argev, atau jangan-jangan kalian abis—"

"Kalian bisa gak sih sebelum masuk ngetuk pintu dulu? Atau salam gitu," ucap Argev sembari menatap kedua lelaki itu dengan tatapan dingin.

Kedua lelaki itu adalah Galen dan Devan, mereka adalah teman-teman Argev.

"Kan biasanya kita emang langsung nyelonong, iya gak Len?" ujar Devan meminta persetujuan dari Galen.

Galen mengangguk setuju, "Nah bener!"

Argev memutar kedua bola matanya jengah, "Sana tunggu di ruang tamu," usir Argev.

"Terus? Lo mau ngapain sama Visha?" tanya Galen sembari menaikkan sebelah alisnya.

"Gak ngapa-ngapain, ntar gue susul kebawah, gue mau mandi dulu," ucap Argev santai.

Bukannya keluar kamar, Galen dan Devan justru berbaring diatas kasur, mereka benar-benar seperti manusia tak berdosa.

"Lo hutang penjelasan Gev sama kita," ucap Devan, Galen mengangguk menyetujui ucapan Devan.

"Visha ngapain sih disini?" bingung Galen.

"Terserah gue lah," sahut Visha, ia melipat kedua tangannya dibawah dada, lalu menatap sinis kearah Galen dan Devan.

Brakkk...

Argev menutup pintu kamar mandi dengan cukup kuat sehingga menimbulkan suara yang nyaring.

"Buset, galak bener," gumam Galen.

"Terus lo ngapain disini?" tanya Devan kearah Visha.

"Jangan-jangan lo tidur sama Argev!"

Visha mengangguk dengan santainya, "Iya, emang gue tidur sama dia, kenapa? Gak boleh? Wajar kan."

EPIPHANYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang