1 minggu kemudian...
"Saya terima nikah dan kawinnya Cavish Asteria binti Chandra Abrisam dengan maskawinnya yang tersebut, tunai."
"Bagaimana para saksi, sah?."
"Sah..."
"Alhamdulillah."
Sebulir air mata menetes di pipi Visha, hari ini, ia resmi menjadi istri Argevando Lexham Adesvan.
Ia benar-benar tak menyangka akan menikah di usia semuda ini, apalagi ia menikah dengan Argev, lelaki yang memang sudah dikaguminya dari dulu.
***
Visha mengedarkan pandangannya, menatap sekelilingnya yang begitu asing.
Ya, ia sekarang berada dirumah Argev, oh ralat, orang tua Argev.
"Ngapain lo disitu?," tegur Argev.
Visha sedikit terkejut setelah itu ia menatap kearah Argev yang berdiri di anak tangga kelima dari bawah, "Emm enggak papa."
"Ikut gue." Argev berjalan mendahului Visha. Visha pun mengikuti lelaki itu dari belakang.
"I-ini kamar lo?." Visha menatap seisi kamar Argev, kamar itu tampak sedikit berantakan.
"Hmm, maaf berantakan, bukan gue yang berantakin, tapi Galen sama Devan."
Visha mengangguk paham, "Oh gitu."
"Ntar gue suruh Bi Yati beresin."
Lagi-lagi Visha mengangguk, "Iya."
"Lo mandi duluan gih, udah sore." Argev duduk diatas kasurnya, setelah itu ia fokus menatap layar handphonenya.
Visha langsung menuju ke kamar mandi tanpa menjawab ucapan Argev. Hanya butuh waktu beberapa menit untuk Visha menyelesaikan ritual mandinya. Setelah itu Argev masuk kedalam kamar mandi, sekarang giliran ia yang mandi.
Canggung rasanya bagi Visha berada didalam kamar ini bersama Argev. Apalagi malam ini adalah malam yang pertama kalinya ia tidur bersama Argev— oh ralat, kedua kalinya setelah kejadian itu.
Beberapa menit kemudian, Argev keluar dari kamar mandi dengan rambutnya masih basah, sepertinya lelaki itu tak berniat untuk mengeringkan rambutnya. Rasanya Visha sangat gregetan ingin mengeringkan rambut Argev.
"Kenapa?," tanya Argev saat ia menyadari bahwa Visha telah memperhatikannya sedari tadi.
"Hah? Emm gak papa, Gev? Lo cuman tinggal berdua sama bokap lo? Nyokap lo mana?," tanya Visha.
"Bokap nyokap gue udah pisah, nyokap gue tinggal di luar negeri sama keluarga barunya," jawab Argev.
Visha menjadi tak enak dengan lelaki itu, "Ma-maaf Gev, gue gak tau—"
"Gak papa, sans," sahut Argev.
"Jadi lo cuman tinggal berdua sama bokap lo?."
Argev mengangguk pelan, "Ya, ada Kakak gue sih, tapi dia kuliah di luar kota, dan jarang pulang, katanya sih besok atau lusa pulang," jelas Argev.
Visha mengerti dengan penjelasan Argev, untunglah dia tidak telat mikir, "Oh gitu."
"Siapa ya kira-kira yang jebak gue. Gue bakal cari orang itu sampai ketemu," ucap Argev tiba-tiba.
Visha meneguk salivanya susah payah, "Emm...mu-mungkin lo emang ada minum-minuman yang aneh, jadi lo mabuk—"
"Gak, gue anti banget minum alkohol begitu, dan pas malam itu pun gue cuman minum minuman yang lo kasih, itu air—"

KAMU SEDANG MEMBACA
EPIPHANY
Roman pour Adolescents[ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ] "Jika saja aku benar-benar berpikir sebelum bertindak, pasti penyesalan itu tidak akan terjadi." - Cavish Asteria. [Start : 3 Juni 2020] [Finish : 3 Juli 2020] Cover by @Lidya_NH