🥀 || 05

11.5K 572 7
                                    

"Ayah sama Bunda lo mana Sha?," tanya Ara. Kini mereka berdua duduk di sofa ruang tamu, ditemani dengan dua gelas jus dan beberapa cemilan.

"Kerumah Aunty gue."

Ara mengangguk paham, "Lo belum cerita apapun gimana lo sama Argev? Ngobrolin tentang apa aja?," tanya Ara antusias.

Visha terdiam mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Ara, ia harus menjawab apa? Mana mungkin ia mengatakan pada Ara bahwa ia dan Argev melakukan—

Ah sudahlah...

"Emm eng—enggak, gak penting obrolannya. Btw Floren kenapa gak lo ajak?." Visha mengalihkan pembicaraan.

Ara menepuk jidatnya, "Oh iya gue lupa sama dia!."

"Gini nih, lupa sama temen sendiri, pas ada maunya aja baru dibaik-baikin," sahut Visha.

Ara menyengir, "Hehe, gak gitu Sha... gue tadi mau ajak dia, tapi males," ucap Ara santai.

"Emang lo manusia pemalas."

"Pasti gue disuruh jemputin dia dulu, males tau, buang-buang bensin gue aja." Ara memutar kedua bola matanya jengah.

"Selain pemalas, lo juga pelit ya."

"Bodo amat."

***

Keesokan harinya, Visha berjalan menelusuri koridor Sekolahnya, tatapannya lurus kedepan tanpa melihat murid-murid disekitar koridor yang menatap kearahnya.

Visha sudah terbiasa ditatap dengan tatapan seperti itu, Visha memang sangat cantik, tak heran banyak para siswi yang iri pada kecantikannya, dan para kaum adam banyak yang mengejarnya.

"Visha...Sha...tunggu..." seorang lelaki mengejar Visha lalu ia berjalan berdampingan dengan Visha.

"Good morning Sha, kenapa mukanya ditekuk gitu?."

Visha terus berjalan tanpa menghiraukan pertanyaan lelaki itu, ia sangat malas untuk berbicara, semenjak kejadian malam itu, ia jadi jarang berbicara, ia lebih sering diam.

Tak terasa Visha sudah sampai didepan kelasnya, ia pun masuk kedalam ruang kelas tersebut. Naufal mengkerutkan keningnya, ia menghampiri Visha.

"Sha? Aku ada salah ya? Maaf—"

"Bisa diam gak sih!," sentak Visha, ia menatap Naufal tajam.

Naufal memegang kedua pundak Visha, "Hey, kamu kenapa hm?."

Visha menepis tangan Naufal yang memegang kedua pundaknya, "Gak." Ia langsung menaruh tasnya diatas meja dan duduk di kursinya.

"Sha—"

"Fal, kayaknya Visha lagi badmood, udah biarin aja dulu," ucap Floren menahan Naufal yang ingin menghampiri Visha.

Naufal terdiam sejenak, lalu ia mengangguk pelan, "Iya lo bener, kayaknya Visha lagi badmood, gue ke kelas dulu." Naufal pun pergi keluar dari ruang kelas tersebut, ia pergi menuju ke ruang kelasnya.

Floren menghampiri Visha, "Sha, kenapa sih lo?," tanya Floren.

"Hoamzzz..." Visha menguap kecil, ia menutup mulutnya dengan telapak tangannya, "Gue gak papa, ngantuk doang," ucap Visha sembari tersenyum kecil.

"Ara mana?," tanya Visha, ia mengalihkan pembicaraan.

Floren menatap kedua mata Visha, sepertinya Visha menyembunyikan sesuatu darinya, "Emm gue gak tau, gue gak bareng Ara tadi," jawab Floren.

"Bolos kali ya dia?."

Floren mengangguk, "Maybe, tuh anak kan pemales, paling dia kesiangan bangun," sahut Floren.

EPIPHANYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang