🥀 || 32

9.2K 424 10
                                    

Visha mengerjapkan kedua matanya, ia melirik kearah jam dinding yang menunjukkan pukul 3 sore.

Ia menatap sekelilingnya, sepertinya Argev belum datang.

Visha merasa sangat bosan, akhirnya ia memutuskan untuk keluar dari kamarnya, ia menuruni anak tangga satu persatu lalu menuju ke ruang tamu.

"Eh ada Non Visha, baru keluar kamar, tadi tidur ya Non?" tanya Bi Yati ramah.

Visha mengangguk pelan, "Iya Bi, Argev belum pulang ya?"

"Belum Non, mungkin kurang lebih setengah jam lagi."

"Papa juga belum pulang?"

"Belum juga Non."

Kalau soal Angel, gadis itu sudah pergi lagi keluar kota, karena ia masih harus kuliah. Mungkin beberapa minggu lagi baru ia bisa pulang.

"Asssalamualaikum..."

"Waalaikumsallam, eh Papa udah pulang, tumben cepet."

Ternyata yang datang adalah Raka, Visha pikir yang datang adalah Argev.

"Iya nih, lagi gak banyak kerjaan. Argev mana? Belum pulang?"

Visha menggeleng pelan, "Belum Pah."

"Papa mau ke kamar dulu ya, kamu tunggu aja Argev, paling gak lama lagi pulang."

Visha mengangguk, "Iya Pah."

***

30 menit kemudian...

Visha mendengus kesal, kenapa Argev belum juga pulang, lama sekali. Ia berdiri, hendak pergi menunu ke kamarnya, namun, sebuah suara menghentikan pergerakannya.

"Assalamualaikum."

Senyum Visha mengembang, "Waalaikumsallam."

Visha sangat senang saat menyadari ternyata yang datang adalah Argev, entah mengapa ia sangat merindukan lelaki itu, mungkin ini salah satu efek kehamilannya.

Visha berjalan mendekati Argev, ia berdiri dihadapan Argev.

Argev menaikkan sebelah alisnya, "Kenapa, hmm?"

"Kangen."

Visha menunduk, ia sangat malu. Bisa-bisanya ia mengucapkan perkataan itu dihadapan Argev.

Argev menangkup kedua pipi Visha, ia mendekatkan wajahnya dengan wajah wanita itu, "Miss me, hmm?"

Visha dapat merasakan hembusan nafas Argev, ia juga merasakan aroma maskulin dari tubuh lelaki itu, sangat wangi, dan itu membuatnya tenang.

"Kok diem? Kangen gak?"

"Ya iyalah gue diem! Gue malu ditanyain begitu!" Visha langsung memeluk Argev, menyembunyikan wajahnya didada bidang milik Argev.

Argev terkekeh pelan melihat kelakuan Visha, "Nanti lagi peluknya, gue mau mandi dulu, gerah banget."

"Ya udah." Visha melepaskan pelukannya dengan wajahnya yang cemberut.

"Hey? Kok cemberut?"

"Gak papa kok."

Argev mengacak puncak kepala Visha, "Gue mandi dulu ya."

"Iya."

***

"Gev, kalau anak kita cewek mau dikasih nama apa? Terus kalau cowok juga apa?"

Argev tadinya sibuk membaca catatan yang ada dibukunya, namun setelah mendengar ucapan Visha, ia langsung menatap kearah Visha, "Gak tau."

Visha memanyunkan bibirnya, "Kok gak tau," sungutnya kesal.

EPIPHANYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang