🥀 || 34

10.5K 475 17
                                    

"Sha, aku mau ke Cafe dulu, ikut atau enggak?" tanya Argev kearah Visha yang duduk di sofa sembari menonton acara televisi serta ditemani beberapa cemilan.

Visha berpikir sejenak, lalu ia menggelengkan kepalanya pelan, "Gak ah, masih pusing."

"Istirahat sana ke kamar."

"Nanti."

"Ya udah terserah, aku mau ke Cafe dulu, gak lama kok."

"Ya, hati-hati Gev."

***

Argev masuk kedalam sebuah Cafe dimana ia dan Mamanya akan bertemuan. Argev mengedarkan pandangannya mencari keberadaan sang Mama, sampai akhirnya ia menemukan Mamanya.

Tapi, Mamanya itu tidak sendiri, ia bersama seorang gadis yang sepertinya seumuran dengannya.

Tanpa pikir panjang, Argev langsung menghampiri Mamanya.

"Ma," ucap Argev.

Sarah, Mama Argev, itu tersenyum kearah Argev, ia langsung memeluk putranya, lama sekali mereka tak jumpa.

"Apa kabar anak Mama?"

Argev tersenyum kecil, "Baik Ma."

"Duduk dulu, Nak."

Argev patuh, ia pun duduk di kursi. Sesekali ia melirik kearah gadis yang tadi berbincang dengan Mamanya, siapa sebenarnya gadis itu.

"Oh iya, Nak Ansel, perkenalkan ini anak Tante, namanya Argev."

Sarah menatap kearah Argev seolah menyuruh lelaki itu untuk memperkenalkan dirinya.

Argev tersenyum kecil kearah Ansel, "Argev."

Ansel juga tersenyum, "Ansel."

"Pesan makan sama minum dulu kali ya, abis itu baru kita ngobrol," ucap Sarah, setelah itu ia memanggil seorang waiters dan memesan makanan serta minuman untuk dirinya, Argev, dan Ansel.

Tak lama kemudian, seorang waiters kembali menghampiri mereka, ia membawa makanan juga minuman pesanan mereka.

"Silahkan dinikmati."

"Iya terima kasih."

"Ma, sebenarnya kenapa sih ngajak Argev ketemuan disini? Tumben banget, terus ngapain bawa cewek ini? Dia siapanya Mama?"

Sarah tersenyum kearah Argev, "Ansel ini anak teman Mama, dan Mama berniat untuk menjodohkan kamu dengan Ansel."

Wajah Argev berubah menjadi datar, berbeda dengan Ansel yang justru tersenyum senang.

"Hah? Ngejodohin Argev sama dia?"

Sarah mengangguk mengiyakan, "Iya, Ansel mau kok dijodohin dengan kamu, kalau kamu gimana?"

Argev terdiam, sudah pasti ia menolak perjodohan ini, kan ia sudah mempunyai istri bahkan sebentar lagi ia akan mempunyai anak.

"Maaf Ma, Argev gak bisa terima perjodohan ini."

"Loh kenapa? Gev, Mama gak pernah minta macem-macem ya sama kamu, tolong, permintaan Mama kali ini kamu turutin."

"Argev gak bisa, Ma."

"Kenapa gak bisa? Apa kamu sudah punya pacar? Pacar doang mah bisa kamu putusin Gev, mending kamu sama Ansel."

Argev menggelengkan kepalanya pelan, "Gak Ma, Argev gak punya pacar, tapi Argev punya istri."

Kedua bola mata Sarah membulat sempurna, tak salah yang ia dengan barusan? Istri?

"Istri? Gak usah lebay kamu, masa baru pacaran udah suami-istrian sih."

EPIPHANYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang