🥀 || 29

7.8K 406 4
                                    

"Untuk apa lo ngajak gue ketemuan?"

Malam ini, Gabyel mengajak Visha untuk bertemu di sebuah Cafe. Entah apa tujuan gadis itu.

"To the point aja deh ya. Sha, Naufal cerita semuanya sama gue."

Visha menaikkan sebelah alisnya, "Cerita? Cerita apaan?"

Apakah Naufal menceritakan bahwa ia sudah menikah?

"Lo udah putus kan sama dia? Terus itu lo milih lelaki lain kan?"

Kening Visha mengkerut mendengar ucapan Gabyel, "Iya gue emang udah putus sama dia. Tapi, gue milih lelaki lain?"

"Iya, cowok yang jemput lo pas pulsek waktu itu, pacar lo kan?"

Visha menghela nafasnya lega. Syukurlah Naufal tidak menceritakan yang sebenarnya.

"Iya pacar gue."

"Tega banget lo Sha, Naufal itu tulus sama lo—"

"Lo gak tau apa-apa, diam aja!"

"Gue tau—"

"Lo memang tau Gab, tapi lo gak tau semuanya, jadi mending lo gak usah ikut campur."

Gabyel menghela nafasnya lalu ia mengangguk, "Huft, oke, gue cuman gak tega sama Naufal, Sha. Gue memang suka sama dia, tapi kebahagiaan Naufal itu lo, bukan gue—"

"Gab," potong Visha. Ia tersenyum kearah Gabyel, "Gue yakin, lama kelamaan Naufal akan terbiasa dengan kehadiran lo, lama kelamaan dia akan nyaman sama lo. Lo harus perjuangin dia, lo suka kan sama dia?"

"Tapi Sha—"

"Tapi apa? Gue gak pantas untuk Naufal, Gab. Gue bukan cewek baik-baik, Naufal itu baik, jadi dia cocoknya sama orang yang baik juga, contohnya lo."

Senyuman Gabyel terbit saat mendengar ucapan Visha, "Lo terlalu berlebihan memuji gue."

"Gak kok, lo memang baik, gue tau itu. Lo harus berjuang ya untuk dapatin Naufal, semangat."

Gabyel mengangguk pelan, "Oke, gue akan berjuang."

"Nah gitu dong. Btw pesan makan dulu yuk, lapar banget nih gue."

"Hahaha ayok."

***

Ceklekkk...

Visha membuka pintu kamarnya, ia melihat Argev yang sibuk berkutat dengan buku-buku pelajaran. Hal itu membuat Visha memutar kedua bola matanya jengah, ia menaruh tas mininya keatas meja rias, setelah itu ia menghampiri Argev, ia berdiri disebelah lelaki itu.

"Gak bosen apa belajar mulu," ucap Visha.

Argev tak menghiraukan Visha, ia terlalu fokus dengan buku-buku pelajarannya.

"Gev!"

"Argev!"

"Isss." Visha merampas pulpen yang dipegang oleh Argev.

Argev menghela nafasnya lalu ia menatap kearah Visha, "Kenapa, Sha?"

"Lo sibuk banget ya? Sampai-sampai gue ngomong gak didengerin," kesal Visha, wajahnya mulai cemberut.

"Baru aja pulang? Gimana tadi sama temen lo?"

"Gak usah ngalihin deh."

"Iya, maaf, gimana tadi sama temen lo? Tadi pulang pakai apa?"

"Naik ojol, abisnya suami gue gak bisa jemput," ucap Visha menyindir Argev, ia duduk di tepi kasur dengan wajahnya yang masih ditekuk.

Lagi-lagi Argev menghela nafasnya, ia menghampiri Visha, dan duduk disebelah wanita itu, "Maaf."

EPIPHANYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang