🥀 || 09

9.7K 516 7
                                    

"Wajah kamu kok pucet gitu sih? Kamu sakit ya?," tanya Naufal dengan nada khawatir, sedari tadi ia memperhatikan wajah Visha yang pucat, Visha pun tampak seperti orang yang kelelahan.

Visha menggeleng pelan, "Gak kok."

"Nasi gorengnya kok gak di makan? Malah dimainin gitu."

Visha hanya memainkan nasi goreng yang dipesannya, ia sangat mual menatap makanan tersebut.

"Kamu kenapa sih?." Naufal menempelkan punggung tangannya ke jidat Visha, mengecek suhu tubuh wanita itu, ia mengkerutkan keningnya, "Gak panas banget kok, tapi kamu kok kayak gak fit gitu?."

"Gue gak papa, gue cuman kurang tidur aja semalem," ujar Visha berbohong, padahal jam 9 malam ia sudah terlelap dalam mimpinya.

Naufal menghela nafasnya, ia tau Visha sedang tidak baik-baik saja, "Tadi pagi kamu bawa mobil sendiri?."

"Diantar Ayah."

"Nanti pulang mau bareng?."

"Hmm terserah," sahut Visha malas.

Tiba-tiba dua orang gadis datang menghampiri Visha, "Sha, kelas kuy."

"Lah lo belum makan." Salah satu dari gadis tersebut memperhatikan piring Visha yang masih terisi nasi goreng.

"Kenyang."

"Lo makan kapan?."

"Tadi pagi."

"Kan ini udah siang tolol, makan dulu," suruh gadis bernama Floren itu.

"Gak mood gue, yok ke kelas." Visha berdiri, Naufal memegang pergelangan tangannya, "Pulang sekolah ketemu di parkiran ya," ucap Naufal sembari tersenyum kearah Visha.

Visha mengangguk malas, "Hmm." Perlahan Naufal melepaskan tangan Visha, Visha pun langsung pergi dari area kantin bersama kedua temannya.

Dug!

"Aduh..." Visha mengusap-usap jidatnya yang terbentur pintu kelasnya.

"Mata lo kemana anjir," ucap Ara melihat Visha meringis kesakitan.

"Gak liat gue, ini siapa sih yang naruh pintu disini!," kesalnya.

"Dari dulu emang letaknya disini! Lo gak jelas, kayak gak fokus gitu, kenapa?."

Visha menggeleng pelan, ia masih mengusap-usap jidatnya yang tadi terbentur di pintu kelas, "Gue gak papa."

"Ini pasti gara-gara gak makan nih, makanya lo gak fokus," ujar Ara sok tau.

"Ah pusing gue! Lo berdua bikin gue makin pusing!." Visha masuk kedalam kelasnya lalu ia duduk di kursinya.

Visha memejamkan kedua matanya sejenak merasakan kepalanya yang terasa pening. Floren dan Ara menatap khawatir kearah Visha.

"Sha sakit ya?," tanya Floren, pertanyaan yang sangat bodoh.

"Sakit lah bego!," kesal Visha.

Floren menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Lo kenapa? Pusing? Gara-gara kebentur tadi? Gak mau ke UKS?."

Visha menggeleng pelan, "Santuy, gue gak papa."

"Hmm, eh btw ntar Sekolah kita bakal ngadain camping kan?," tanya Floren.

Ara mengangguk antusias, "Nah iya bener! Pasti bakal seru tuh! Kita wajib banget sih ikut!."

Floren mengangguk setuju, "Yap! Kalau gue sih pasti ikut, kalau lo Ra?," tanya Floren kearah Ara.

Ara mengangguk singkat, "Ya pasti ikut lah, kalau lo Sha?," tanya Ara kearah Visha.

Visha bingung harus menjawab apa, "Kapan sih camp-nya?," tanya Visha mengalihkan pembicaraan.

EPIPHANYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang