Sepulang Sekolah, Visha berjalan menelusuri koridor Sekolahnya, ia pergi menuju ke parkiran. Sesampainya disana, ia mencari keberadaan Naufal, Visha mengedarkan pandangannya mencari lelaki tersebut.
"Mana sih," gumamnya.
"Nah itu," ucapnya pelan saat melihat Naufal sedang mengobrol dengan seorang lelaki. Ia pun langsung menghampiri Naufal.
"Fal," panggil Visha.
Naufal menoleh kearag Visha lalu ia tersenyum, "Ayok pulang."
"Bro gue duluan." Naufal menepuk pundak lelaki yang tadi berbicara dengannya. Setelah itu ia masuk kedalam mobil, kemudian disusul oleh Visha.
Sepanjang jalan, Naufal terus mengajak Visha mengobrol, Visha sangat malas untuk berbicara jadi ia memilih untuk diam saja.
"Sha? Kamu kenapa? Aku ada salah ya sama kamu? Maaf ya—"
"Fal, lo tuh gak ada salah sama gue," ucap Visha malas.
"Terus kamu kenapa?." Naufal tak henti bertanya kearah Visha. Hal itu membuat Visha semakin jengkel.
"Ini rumah gue kok terasa jauh banget ya," kesal Visha.
"Sabar, kan biasanya emang begini."
"Hmm."
***
Mobil Naufal berhenti tepat didepan gerbang rumah Visha. Visha menghela nafasnya, akhirnya ia sampai juga dirumahnya.
"Thanks ya," ucap Visha sebelum keluar dari mobil Naufal.
Setelah Visha pergi, Naufal pun langsung pulang menuju kerumahnya, ia sudah biasa diacukan oleh Visha, bodohnya ia malah makin cinta dengan wanita itu.
Baru selangkah Visha masuk kedalam rumahnya, ia langsung dihampiri oleh Bundanya, "Lelaki bernama Argev itu jadi datang kan malam ini?."
Visha mengangguk, "Iya." Padahal ia belum tau pasti apakah Argev benar-benar kesini malam ini.
"Ya sudah, kamu kalau mau makan langsung ke meja makan, Bunda udah siapin."
"Ya." Visha berlalu pergi dari hadapan Arum. Ia menuju kedalam kamarnya, dan ia langsung berbaring diatas kasur empuknya itu.
Visha merasa dirinya akhir-akhir ini menjadi tidak banyak bicara, bisa dikatakan ia berubah drastis. Apalagi setelah mengetahui bahwa ia sedang mengandung, Visha menjadi wanita yang tidak pecicilan lagi seperti dulu.
"Gue emang bodoh banget, gak mikir sebelum bertindak," gumamnya, ia benar-benar menyesali perbuatannya.
Visha berdiri, ia berjalan kearah meja belajarnya, ia mengambil secarik kertas berwarna putih, ia mulai menulis sesuatu di kertas itu.
Cavish Asteria is a stupid girl.
Ia mengambil selotip lalu ia menempel kertas tersebut di sebuah mading yang ada dikamarnya.
***
"Visha, bangun, udah jam 6 sore, kamu gak mandi? Katanya ntar malam Argev mau kerumah," ucap Arum menyuruh Visha untuk segera bangun dari tidurnya.
"Bunda tinggal ya, awas kamu gak mandi." Arum pun pergi dari kamar Visha, tak lupa ia menutup pintu kamar tersebut.
Visha menghela nafasnya, ia juga merasa sikap manis Bundanya kepadanya perlahan menghilang, ia tau pasti Bundanya itu sangat kecewa kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EPIPHANY
Teen Fiction[ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ] "Jika saja aku benar-benar berpikir sebelum bertindak, pasti penyesalan itu tidak akan terjadi." - Cavish Asteria. [Start : 3 Juni 2020] [Finish : 3 Juli 2020] Cover by @Lidya_NH