"Mau sarapan dimana?" tanya Naufal tanpa menatap kearah Visha, ia fokus menyetir.
"Terserah lo aja," sahut Visha.
"Bilang aja lo maunya sarapan dimana?"
"Terserah aja Fal, gue ngikut."
Naufal menghela nafasnya, "Ya udah."
Visha menatap layar handphonenya, tak ada satupun missed call dari Argev, hanya ada empat missed call dari Papa mertuanya.
"Papa pasti udah tau semuanya," gumam Visha.
***
"Papa udah coba telpon Visha tadi malam tapi gak diangkat, padahal handphonenya aktif," ucap Raka.
Argev menatap Papanya dengan tatapan datar, "Biarin aja lah dia mau kemana, Argev gak peduli."
"Gev! Mau bagaimanapun juga, Visha itu sedang mengandung anak kamu! Dan kamu ngusir dia! Kalau dia kenapa-kenapa gimana? Papa harus ngomong apa sama orang tua Visha?!" bentak Raka.
"Ini kan bukan salah Argev, dia yang jebak Argev, dan Argev rasa Visha pantas kok Argev usir."
"Kamu terlalu emosi! Papa tau Visha memang salah, tapi kamu pikirkan anak kamu!"
Argev mengacak rambutnya frustasi, ia bingung sekarang, kalau dipikir-pikir apa yang dikatakan Papanya itu ada benarnya juga.
Ia tak boleh egois.
Ia harus memikirkan anaknya juga.
"Argev harus gimana?"
"Cari Visha."
"Tapi Argev gak tau Visha dimana sekarang."
"Justru itu kamu harus cari dia! Jangan sampai terjadi apa-apa dengan Visha dan anak kamu!"
Argev menghembuskan nafasnya kasar, ia mengangguk pelan, "Ya, Argev bakal cari Visha."
***
"Bubur ayamnya dua porsi ya," ucap Naufal kearah penjual bubur ayam.
"Oke Mas."
Awalnya Naufal mengajak Visha untuk sarapan ke Restaurant namun Visha menolaknya, Visha bilang ia ingin makan bubur ayam yang ada di jalan ****.
"Nih Mas Mbak pesanannya," ucap penjual bubur ayam itu sembari menaruh bubur ayam keatas meja.
"Makasih Pak."
"Ya, sama-sama."
"Oh iya Sha, orang tua lo tau kalau lo—"
"Gak, mereka gak tau, gue juga bingung mau bilang gimana sama orang tua gue."
"Sepintar apapun lo nyembunyiin masalah ini dari orang tua lo, lama kelamaan mereka bakal tau juga, saran gue lebih baik secepatnya lo kasih tau mereka, sebelum semuanya semakin rumit."
Visha tersenyum, "Terima kasih Fal, terima kasih karena lo ada disaat kondisi gue kayak gini."
"Gue bakal ada terus di sisi lo Sha, kapanpun lo butuh gue, lo tinggal bilang aja sama gue, jangan sungkan."
Visha menganggukkan kepalanya, senyumannya tak memudar, "Iya Fal."
***
Mobil Argev berhenti di pekarangan rumah kediaman orang tua Visha. Ia menarik nafasnya dalam-dalam lalu membuangnya perlahan, setelah itu Argev keluar dari mobilnya.
Namun, baru saja ia keluar dari mobil, ia berpikir sepertinya Visha tidak pulang kerumah, ia memutuskan untuk masuk lagi kedalam mobilnya dan mengendarai mobilnya dengan kecepatan normal.

KAMU SEDANG MEMBACA
EPIPHANY
Teen Fiction[ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ] "Jika saja aku benar-benar berpikir sebelum bertindak, pasti penyesalan itu tidak akan terjadi." - Cavish Asteria. [Start : 3 Juni 2020] [Finish : 3 Juli 2020] Cover by @Lidya_NH