17. SABTU PAGI!

305 47 20
                                    

Udah siap baca kelanjutan SENIOR'S?

Langsung aja cuss, meluncur 🚀

Langsung aja cuss, meluncur 🚀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lebih baik segera bangun dari khayalan, jangan sampai mengharapkannya terlalu tinggi. Itu hanya akan menjatuhkan semua mimpi yang telah disusun." —Nayla Zahra.

***

Sabtu, pagi-pagi sekali Neyra Latasha—Adik Nayla— meminta untuk ditemankan membeli ice cream di dekat taman komplek. Padahal Nayla baru saja bangun dari tidurnya.

"Kak, antelin aku eli ice cream," ucap Neyra merengek, menarik tangan Nayla agar bangun dari tempat tidur.

"Ya ampun Ney, Kakak masih ngantuk. Mau bobo lagi." balas Nayla yang bersiap untuk menutup matanya kembali, namun Neyra menangis. Sial, dirinya mau tidak mau harus bangun. Jangan sampai ibunya memarahinya lantaran Neyra menangis karenanya.

"Iya iya, Kak Nayla mandi dulu," ujar Nayla beranjak dari kasurnya menuju kamar mandi.

Sudah hampir 30 menit, akhirnya Nayla sudah siap untuk mengantar adiknya membeli ice cream. Mereka berjalan kaki lantaran dekat. Saat Neyra sedang memilih ice cream tiba-tiba mata Nayla menangkap sosok yang tidak asing, Revan.

"Bang, jadi berapa semuanya?" tanya Nayla yang sudah membeli 3 ice cream.

"Jadi 30 ribu, Neng," jawab abang tukang ice cream itu, Nayla langsung memberikan uang lembaran 20 ribu dan 10 ribuan. Kemudian mereka mencari tempat duduk untuk memakan ice cream-nya.

"Ney, ikut Kakak yuk," ajak Nayla menggandeng tangan adiknya.

"Akak au ke ana?" tanya Neyra dengan cadel karena ia masih berusia 3 tahun. Nayla tak menjawab ucapan adiknya, ia langsung menuju tempat dimana ia tadi melihat Revan.

Matanya berbinar ketika melihat sosok yang diidamkannya, Revan sedang membaca buku. Biasanya bila seseorang membaca buku pasti mengeluarkan ekspresi seperti tersenyum atau bahkan tertawa kencang tidak sadar tempat, namun berbeda dengan Revan yang nampak datar. Nayla jadi penasaran, sebenarnya buku apasi yang Revan baca? Sampai-sampai ia tak mengeluarkan ekspresi satu pun.

"Kak, ini buat Kakak." Nayla mencoba bersikap baik, ia menyodorkan satu ice cream berbentuk cone rasa coklat.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SENIOR'S [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang