24. MENYELIDIKI

253 34 32
                                    

Udah siap baca kelanjutan SENOIR'S?

Langsung aja cuss, meluncur 🚀

Langsung aja cuss, meluncur 🚀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika ini kenyataan, buatlah aku tertidur agar merasakan kehidupan khayalan yang aku impikan. Jika ini mimpi, buatlah aku tertidur lebih lama lagi agar dapat merasakan impian yang sudah lama aku impikan.

***

Laki-laki itu sedang mengamati foto almarhum Ibunya, entah kenapa sekarang ia merindukannya. Tepat tanggal 1Juni, hari dimana kematian Ibunya itu tiba. Setiap tanggal 1 ia merindukan sosok Ibunya. Kasus kematian Ibunya itu belum terungkap, padahal ayahnya sudah menyuruh seseorang mengungkapkan kasus ini secara detail. Namun nihil, tak ada yang mampu memecahkan kasus ini. Revan jadi ingin sekali memecahkan kasus ini sendiri, tanpa bantuan seseorang.

Revan membolak balikan foto Ibunya, tiba-tiba selembar kertas jatuh di lantai. Ia memungutnya dan membukanya, ada sebuah alamat. Ia mengantonginya dan berniat untuk mencari alamat itu. Semoga ia bisa menemukan sesuatu yang membuat kematian Ibunya terungkap.

Ia mengambil motornya lalu bergegas mencari alamat itu, alamat itu sepertinya ia tau. Bahkan dirinya sempat ke sana, tapi kapan?

Ketika sampai di alamat itu, dirinya terkejut. Ini rumah Nayla. Kok bisa?!

Langsung saja ia mengetuk pintu rumahnya, "Assalamualaikum..."

Pintu di buka, menampakkan wujud Ibu-ibu. Pasti Ibunya Nayla. "Waalaikumsalam, siapa ya?"

"Maaf Bu, boleh saya bicara sebentar di dalam? Saya anak dari Ibu Fitri," ucap Revan, Ibu itu langsung menyuruhnya masuk.

"Nay!! Tolong buatin minum, ada tamu." panggil Ibunya.

"Oke Bu!!" teriak Nayla yang sudah ada di dapur.

"Nih bu minumnya," ucap Nayla membawa minuman, ia menuduk dari tadi kemudian mendogakan kepalanya. Terkejut bukan main, kenapa Kak Revan ke rumahnya? Apa ingin ngelamar, et...ngaco.

"Kak Revan?" panggil Nayla bingung.

"Iya,"

"Kok Kakak ada di sini? Jangan bilang mau ngelamar Nayla?" duga Nayla ngaco.

"Kalian saling kenal?" tanya Ibunya. Nayla mengangguk, "Sudah Nay, kamu ke kamar aja, Ibu mau bicara sama dia dulu." usir Ibunya, sungguh kejam.

Nayla langsung pergi dengan lesuh, tega banget Ibunya mengusirnya. Sungguh teganya, teganya, teganya. Tapi jangan bilang Nayla, kalau tidak ada rencana lain. Ia ingin sekali mendengar pembicaraan mereka, akhirnya ia bersembunyi di balik lemari dekat dengan ruang tamu. Untung saja tubuhnya kecil, sehingga lemari itu menutupinya.

"Bener, kamu anaknya Bu Fitri?" tanya Ibu Nayla, Revan mengangguk.

"Iya Bu, saya mau tanya. Apa Ibu tau kematian Ibu saya? Ibu sahabatnya Ibu Fitri kan?"

SENIOR'S [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang