Part 42

29K 1.5K 82
                                    

kenan menatap dirinya di cermin kamar, saat ini kenan sedikit gugup. bagaimana nanti penampilan zidny, kenan takut zidny terlalu cantik dan membuat hatinya tak bisa terkontrol

saat dirasa sudah sempurna, kenan turun untuk menemui faroza dan marisa yang sebentar lagi akan berangkat ke bandara

"bang, yaampun rapi sedikit kenapa sih. bajunya kancingin semua! ini lengannya jangan di gulung! rambutnya juga sini bunda sisirin" omel marisa yang melihat penampilan kenan begitu berantakan

marisa dengan telaten membenarkan pakaian kenan dan tataan rambut kenan. faroza hanya terkekeh geli meledek kenan

"bun kecekek" gerutu kenan, saat kancing kemeja ter atas juga marisa pasangkan

"nah gini kan ganteng" puji marisa dengan mencubit pipi kanan lembut. sedangkan kenan hanya memasang muka datarnya

"yuk bun. kamu jangan macem macem di pesta nanti" ujar faroza memperingati dibalas deheman saja oleh kenan

"shea nanti berangkatnya bareng abang atau?" tanya marisa

"sama kak gery" jawab shea cepat

"ok. gery nanti suruh kabarin bunda ya" ucap marisa dan shea mengangguk

setelah itu kenan dan shea menyalami kedua orang tuanya. entah kenapa perasaan marisa tidak enak takut terjadi sesuatu entah kepada anaknya atau kepada dirinya. marisa tidak tau yang pasti saat ini perasaannya sungguh resah

"abang nanti jangan jauh jauh sama shea ya" perintah marisa

"abang kalo nyetir jangan ngebut ngebut" sambungnya. kini rasanya lebih khawatir kepada anak sulungnya

kenan heran, tidak biasanya marisa sampai segininya

"yuk bun cepet bentar lagi pesawatnya take off" kata faroza

setelah kedua orang tuanya pergi sekarang giliran kenan yang akan menuju ke kediaman zidny. tetapi sebelumnya memastikan terlebih dahulu kalau shea sudah berangkat bersama gery

dilihatnya penampilan dirinya dari kaca yang berada di mobil

"culun banget gue najis" celetuk kenan

dibukanya dua kancing atas kemejanya setelah itu ia menggulung lengannya lagi lalu yang terakhir mengacak acak kembali rambutnya yang berwarna biru laut tetapi sudah sedikit memudar

tidak lama kenan sudah sampai di depan gerbang rumah zidny, dia melihat revan duduk dengan santai di meja teras rumahnya

"bang, pulang dari kapan?" sapa kenan dengan menjulurkan tangannya berniat mengajak tos. tetapi revan tak membalasnya malah dia memandang kenan sengit

"ngapain lo masih kesini njing!" ucap revan emosi

"bangsat! gue udah percaya penuh sama lo tapi lo nyakitin adek gue" sambungnya dengan menghantam wajah kenan

kenan menyeka ujung bibirnya yang mengeluarkan darah, dia tidak berniat membalas revan walaupun dia bisa

"jangan sok ganteng lo anjing! zidny udah sakit fisik sakit batin ya gara gara lo!!" kata revan. saat akan memukul kenan lagi suara dari dalam menghentikannya

"abang!" zidny berteriak, seketika revan menghentikan aksinya dia membuang nafasnya kasar

benar pikirnya zidny sangat cantik malam ini, membuat rasa sakit karena pukulan revan menghilang seketika. walaupun dengan makeup yang tipis tetapi sangat cocok dengan muka zidny yang baby face, rambut yang diikat dengan sedemikian rupa menambah nilai plus untuk kecantikan zidny

"ga baik tau abang main pukul orang gitu" omel zidny

"terserah lu lah! ngapain berangkat sama dia kan abang bisa anter" gerutu revan

KENAN (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang