Part 46

33.1K 1.6K 204
                                    

Gery dengan inti moondark sekaligus angkasa dan zio sudah sampai di lobi rumah sakit. mereka bergegas menuju ruang icu untuk menjemput zidny pulang

mereka melihat zidny sedang duduk di sebelah kenan dengan menenggelamkan wajahnya disisi brankar, mungkin dia tertidur. revan menyuruh gery dan yang lain untuk membujuk zidny agar mau pulang. karena dia tak mau pulang bersamanya. zidny juga butuh istirahat, tetapi dia sangat bebal

"kalian, mau jemput zidny?" tanya marisa yang tiba tiba sudah berada di sebelah mereka dengan menenteng plastik kresek entah isinya apa

"iya tante" jawab angkasa

"dari tadi gamau diajak pulang. ketiduran tuh kayanya, kasian kecapean dia nangis terus" kata marisa, dirinya pun sedih tetapi dia tak bisa terus terusan menangis ada zidny dan shea yang harus di kuatkan

marisa memasuki ruangan kenan diikuti gery dan angkasa sedangkan yang lain lebih memilih menunggu di luar. angkasa membangunkan zidny dengan pelan, tak lama zidny pun bangun dengan kondisi mata yang sudah sangat bengkak

"pulang yuk. istirahat sebentar, nanti kalo udah kesini lagi gapapa" ajak angkasa lembut, zidny melihat wajah kenan yang masih saja terpejam dengan tenang lalu dia menggelengkan kepalanya dengan meneteskan air mata lagi dan lagi

"lo ga boleh kaya gini, jangan bikin tante marisa tambah bingung zee. kasian dia" kata gery ikut membujuk, zidny mengalihkan pandangannya ke marisa, dia melihat wanita itu juga sedang berusaha menghapus air matanya. dengan berat hati akhirnya zidny menuruti ajakan mereka

"pulang dulu ya sayang, nanti boleh kok kesini lagi" ujar marisa dengan tersenyum

"zidny pulang dulu bunda" pamit zidny kepada marisa

zidny ikut bersama gery menggunakan mobil. sama sekali tak ada percakapan diantara mereka, zidny terus melihat kearah luar jendela dengan tatapan kosong. pikirannya mungkin masih tertinggal di rumah sakit

di pagi hari, untuk pertama kalinya zidny tak ingin bangun. ia takut saat bangun semuanya masih seperti kemarin tak ada yang berubah atau bahkan makin memburuk. pikiran negatif terus bersarang di kepala zidny. tadi malam waktu yang sangat panjang untuk zidny mengeluarkan semua tangisnya

"nak, bangun yuk" ucap caca membangunkan,  zidny hanya bergerak sebentar tanpa membuka matanya. ini sudah kesekian kalinya caca membangunkan zidny tetapi dia tak bangun bangun juga

"zidny, udah siang sayang. mama ga mau tau setengah jam lagi kamu udah harus turun" kata caca. dia yakin jika dirinya sudah mengeluarkan nada yang lebih tinggi pasti zidny akan segera bangun

tepat pukul setengah tujuh zidny menuruni tangga sudah lengkap dengan seragamnya dan menenteng tas sekolahnya

"yakin lo mau sekolah?" tanya revan yang sedang sarapan pagi bersama kedua orang tuanya

zidny memang berniat berangkat ke sekolah hari ini, dia tidak boleh terus terusan bersedih. hanya sekolah satu satunya pelarian agar zidny tidak terus terusan berada dikamar dan berakhir menangis kembali

"kenapa? masalah?" tanya zidny sewot

"ya ga, kirain masih mau nangis nangis kaya kemaren" jawab revan dengan meledek, sedangkan zidny mendegus kesal

selesai sarapan revan mengajak zidny untuk berangkat bersama. tanpa pikir panjang zidny mengiyakan

sesampainya di depan gerbang sma cakrawala banyak tatapan tidak suka dari murid murid, zidny bingung dan tak menghiraukan sama sekali

"dari dulu emang dia pembawa sial buat kenan, dulu udah buat kenan kena pisau eh sekarang dibikin sekarat. gara gara siapa coba ya dia lah" ucap seorang siswi yang menyindir zidny

KENAN (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang