BAGIAN DUA PULUH EMPAT
Gue kembali bersamaan dengan datangnya bidadari titipan Tuhan.
Semoga jodoh sampe pelaminan, Amin...Kira-kira siapa nih?😂😂
•••
Gadis itu melangkah menyusuri koridor sekolah dengan bermodalkan keberanian. Tak sedikit tatapan jijik dan hinaan selalu ia dapatkan di pagi ini.
Awalnya ia berusaha untuk tidak peduli dengan hanya memberikan sorotan tajam yang ia perlihatkan sambil terus berjalan menuju kelasnya. Tapi lama kelamaan, telinganya mulai panas mendengar kata demi kata yang sangat pedas tentang dirinya.
"Makin menjadi aja tuh dia! Nggak malu apa?!"
"Dia bukannya murid kesayangan guru-guru ya? Jadi ini nih selera guru-guru kita?"
"Yaampun, bibit cabe mulai tumbuh!"
"Dia Kara kan? Kok berubah gitu?"
"Sok banget dianya! Mau nyari perhatian cowok-cowok disekolah ini pasti tuh!"
Gadis itu memejamkan matanya mencoba menahan sakit dihatinya. Ia sudah menduga akan mendapatkan hinaan itu lagi karena itulah ia sudah mempersiapkan dirinya sebelum berhadapan dengan seluruh murid disekolah ini.
Kara, gadis yang tengah dibicarakan murid-murid pagi ini. Dan ia jugalah yang memilih jalan buruk ini dimana ia kembali menjadi Kara yang berbeda seperti yang diperintahkan Wilona, padahal pada akhirnya ia juga tau itu akan berakibat fatal untuk dirinya.
Dengan langkah tergesa-gesa Kara berjalan melewati semua pasang mata yang menatapnya sinis. Sampai pada akhirnya, ia sampai pada tempat yang sangat aman. Tempat yang tidak ada ia jumpai lagi keadaan seperti saat tadi ia berjalan di lorong sekolah.
"DEMI APA LAGI INI KARA?! GILA YA LO!" Suara cempreng milik Katya menyambut kedatangan Kara di ambang pintu kelas.
Karena itu juga, kini seluruh teman-teman kelasnya Kara beralih menatapnya. Dan ternyata tempat aman yang Kara maksud tidak seperti yang ia bayangkan. Bahkan kini Kara kembali mendapat tatapan sinis dari beberapa teman kelasnya.
"Ini seriusan lo Kar? Udah jadi cewek apaan lo?" sahut Glora salah satu teman kelasnya, sambil menatap Kara dengan hina.
"Tau tuh, padahal gue kira yang 2 hari lalu itu cuma Prank doang, soalnya kemarin lo biasa aja. Tapi ternyata dugaan gue salah," sambung Teri melakukan hal yang sama seperti yang Glora lakukan pada Kara.
Kara menunduk, masih setia berdiri didepan pintu.
"Woi, diam gak lo! Lo nggak ada hak ya ngehina Kara!" Shela akhirnya angkat suara setelah cukup muak mendengar teman kelasnya itu malah menghina Kara.
Glora, Teri, dan satu temannya lagi yang bernama Resti, langsung mendengus malas mendengar pembelaan Shela.
Seluruhnya memang tau jika ketiga cewek itu memang sangat tidak suka pada Katya, Shela dan apalagi Kara. Hanya karena perbedaan peringkat dimana Kara yang yang unggul dibanding mereka, membuat ketiga gadis itu terutama Glora, membenci Kara.
"Kata siapa kita nggak punya hak? Lagian kalau gue nggak ngeluarin pendapat, bisa jadi apa nanti sekolah kita kalau isinya cewek-cewek kayak dia!" ejek Glora lalu tertawa remeh menatap Kara diikuti Teri dan Resti.
Shela mengepalkan tangannya, Ia berjalan ke meja Glora. Katya yang melihat itu langsung menyusul Shela, begitupun dengan Kara yang awalnya masih berdiri diambang pintu kini telah berdiri didepan mejanya Glora.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior
Teen FictionIni kisahnya Anggara Bracevalino yang tengah berjuang mendapatkan balasan cintanya dari seorang gadis yang bernama Karamelia Kiranti. Ini untuk pertama kalinya, ia merasakan yang namanya jatuh cinta dan juga yang namanya sebuah perjuangan cinta. Di...