Note : bacanya sampe author note ya
Selamat membaca ❤️
_________________________
BAGIAN TIGA PULUH LIMA
Satu detik serasa berjalan sepuluh tahun, dan Itu hanya terjadi saat aku sedang bersamamu...
•••
"Kara, nanti jadi 'kan?"
Kara mengernyit bingung. Menatap Shela dengan tatapan yang seakan mengatakan 'apa?'
Shela berdecak. Ia sudah mengira jika gadis ini pasti akan lupa dengan percakapan mereka kemarin.
"Lo lupa? Bukannya hari ini kita mau jalan-jalan bareng Bang Galan?" beritahu Shela.
"Oh iya, gue hampir aja lupa! Hehe..." Kara menyengir, menampilkan deretan giginya.
Shela hanya memutar bola matanya malas.Kemarin Galan mengajak Kara untuk pergi ke sebuah Pasar Malam yang akan diadakan hari ini. Tentu saja Kara menyetujuinya. Apalagi mengingat ini kali pertama Abangnya itu mengajak Kara berjalan-jalan setelah kembali ke Indonesia sejak beberapa hari yang lalu. Kara juga sempat berpikir untuk mengajak Shela. Hitung-hitung Shela bisa sekalian PDKT-an sama Abangnya.
Tiba-tiba Kara teringat sesuatu. Matanya mengarah kedepan, melihat seorang gadis yang tengah menelungkup kan kepala diantara kedua lipatan tangan.
"Katya nggak kita ajak juga?"
Shela terdiam cukup lama. Ia juga ikut mengarahkan pandangannya ke depan, ke tempat duduk Katya yang sebelumnya sempat menjadi tempat duduknya. Memang tadi pagi, Katya yang memintanya untuk berganti posisi duduk.
"Gue rasa nggak usah deh, Kar," balas Shela pelan. Ia tau betul dengan situasi saat ini. Apalagi mengingat ucapan Katya waktu itu.
Kara mengehela napasnya pasrah. "Shel?"
"Ya."
"Apa kesalahan gue se-fatal itu, ya? Gue jahat banget ya, karena udah bohongin kalian?" tanya Kara lirih.
"Nggak Kar, lo nggak jahat. Lo ngelakuin itu hanya karena keadaan yang memaksa lo. Udah, nggak usah merasa bersalah lagi."
Kara menunduk, ia masih saja merasa bersalah atas perbuatannya. Apalagi jika melihat Katya yang semenjak hari itu tak ingin berbicara lagi padanya. Rasanya Kara ingin memutar waktu, agar kejadian yang berakhir seperti ini tidak pernah terjadi.
"Hai eneng berambut hitam, cantik manis cak ulat bulu, dapat salam dari ayah ibu, tamat SMA jadi menantu~"
"Icikiwirrr...."
Kara dan Shela memutar bola mata bersamaan mendengar siapa pemilik dari suara cempreng itu.
Fajri datang bersama satu lagi temannya yang bernama Jaki, dengan bersenandung genit.
"Hai eneng berambut hi-"
"Brisik tau nggak!" potong Shela sarkas.
Fajri dan Jaki hanya cekikikan. Keduanya lalu duduk diatas meja, menghadap ke arah Shela dan Katya.
"Diem-diem bae nih. Yang satu lagi nggak diajak nimbrung juga?" tanya Fajri menunjuk ke arah Katya dengan dagunya.
"Lo nggak liat dia lagi tidur?"
"Siapa tau aja dia nggak tidur. Ya nggak, Jri?" Jaki menimpali dan langsung mendapat anggukan dari Fajri.
"Serah lo mau ngomong apa. Nggak usah ganggu deh kalian berdua!" Shela duduk membelakangi kedua cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior
Teen FictionIni kisahnya Anggara Bracevalino yang tengah berjuang mendapatkan balasan cintanya dari seorang gadis yang bernama Karamelia Kiranti. Ini untuk pertama kalinya, ia merasakan yang namanya jatuh cinta dan juga yang namanya sebuah perjuangan cinta. Di...