[12] He Asked

82 17 1
                                    

Happy Reading

🎹 🎹 🎹 🎹 🎹

Tidak butuh waktu lama menunggu Jaemin, kini ia sudah ada di hadapan ku dengan membawa plastik berisi 2 roti dan juga 2 minuman banana milk.

Jaemin duduk disampingku kemudian memberikan rotinya padaku. Aku meraihnya dan tersenyum. "Makasih"

Ia tidak menjawab dan fokus untuk memakan rotinya.

"Roti lu ada isinya ga Jaem?" Tanya ku sangat antusias. Ah aku ini memang anak yang selalu ceria sekalipun kaki ku sedang sakit.

"Engga, original" Jawab Jaemin sambil melirikku sekilas kemudian melanjutkan kegiatannya untuk memakan roti miliknya.

"Kok punya gue ada cream strawberry nya ya?" Tanya ku heran, "Ini enak banget tau Jaem, cobain deh"

Begitu menawarkan roti dengan sedikit cream strawberry, Jaemin langsung menggeser duduknya menjauh dariku. Ia terkejut dengan perlakuanku yang menawarinya.

Aku terkekeh, "Ga usah malu sampai kaget gitu sih. Mau ga nih cobain?"

"Eng-engga. Cepet abisin biar cepet pulang juga" Jawab Jaemin.

Aku pun melanjutkan kegiatan makan ku. Tapi bukan Jira namanya kalau diam saja saat suasana sedang garing seperti sekarang.

"Oh ya Jaem, lu sepupunya Jeno?" Tanya ku penasaran. Aku pernah mendengarnya dari Siyeon.

Jaemin mengangguk.

"Saudara kandung papa atau mama lu?" Tanya ku lagi.

Jaemin menghela nafasnya perlahan kemudian dia menjawab pertanyaanku. "Papa"

"Papanya Jeno itu adeknya papa lu?"

Jaemin mengangguk kemudian aku hanya menjawab dengan, "Ooo"

"Terus kenapa lu baru ikut gabung temenan sama kita sekarang?"

"Penting banget pertanyaan lu?"

Aku mengerutkan dahiku bingung.

"Lu udah kaya lagi ngewawancarai gue tau ga sih" Ucap Jaemin kemudian menyeruput banana milk miliknya.

"Kan lu temen baru gue, gue harus tau dong jawabannya" Jawab ku santai.

Jaemin tidak menjawab apa-apa lagi. Akhirnya aku juga ikut diam. Lelah juga lama-lama kalau harus terus-menerus mencoba mengobrol dengan Jaemin.

Tapi mulutku sangat gatal jika diam terus.

"Oh ya mau nanya soal piano"

Jaemin dengan cepat langsung menoleh. Sebegitu sukanya dia dengan piano? Bersamaan dengan itu, senyumku mengembang.

"Nanya apa?"

Aku terkekeh, "Sebegitu suka nya sama piano?"

Jaemin mengalihkan pandangannya dengan menatap kearah depan, kemudian menggeleng. "Gue suka melodi yang dihasilkan dari musik pianonya"

"Trus kenapa lu bisa suka piano?" Tanya Jaemin. Mungkin secara perlahan Jaemin akan lebih terbuka. Aku harap.

"Suara piano tuh bikin hati tenang" Jaemin mengangguk setuju dengan ucapan ku.

Aku menarik nafas perlahan kemudian membuangnya perlahan, "Apapun masalah yang lagi dihadapin, cuma piano yang bisa jadi pelampiasan. No, bukan pelampiasan sih.. Apa ya"

"Pelarian?"

Sontak kami berdua sama-sama tertawa.

Shit, Jaemin sangat manis.

Melody || Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang