[50] Bestfriend

52 8 0
                                    

🎹 🎹 🎹 🎹 🎹

Jaemin berdiri disamping host yang menemaninya diatas panggung. Kini perasaannya menjadi sangat tegang karena juri akan segera memberikannya komentar.

"Woah Jaemin Jaemin Jaemin!" Host tersebut merasa kagum dengan Jaemin, "Penampilan kamu benar-benar keren, bahkan para penonton yang ada disini ga henti-henti bertepuk tangan."

Ucapan host tersebut kembali membuat para pendukung Jaemin bersorak-sorai, membuat Jaemin sendiri merasa merinding mendengarnya. "Terimakasih."

"Kita santai aja ya, kamu tadi keren banget, kenapa sekarang jadi tegang gini ekspresinya?"

Semua juri terkekeh mendengar ucapan host nya, memang benar, raut wajah Jaemin kini berubah menjadi tegang. Jaemin tertawa pelan.

"Baik, kita mulai dari juri yang pertama. Bagaimana ini coach SeoHyun?"

Wanita cantik yang duduk disebrang sana bersama dua juri lainnya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. "Ya Na Jaemin, kamu merasa ga sih kalau penampilan kamu tadi itu benar-benar luuuuuuaaar biasa."

Tepuk tangan kembali terdengar diiringi suara para pendukung Jaemin. "Saya bahkan sampai bingung apa yang mau saya komentari untuk kamu, karena emang saya ga menemukan kesalahan sekecil apapun."

Jaemin melebarkan senyumannya, "Terimakasih banyak coach.."

"Saya bangga sama kamu, saya harap di babak selanjutnya kita bisa bertemu lagi dan penampilan kamu semakin menakjubkan." SeoHyun mengakhiri komentarnya sambil bertepuk tangan, diiringi suara tepuk tangan dari para penonton juga.

Kini giliran juri yang kedua, "Na Jaemin!"

Host tersebut terkejut, "Eits sebentar dong coach Yunho, belum juga saya pinta untuk komentar."

Yunho terkekeh pelan, "Udah ga sabar nih saya pengen komentarin."

"Emang ada yang mau komentarin?" Timpal SeoHyun dan dibalas gelengan kepala oleh Yunho.

"Ga ada. Benar-benar ga ada yang perlu dikomentari, kamu membawakan instrumen ini dengan sangat baik Jaemin. Bahkan kamu bisa mengekspresikannya dengan sungguh-sungguh."

"Terimakasih coach." Balas Jaemin.

"Baik sekarang yang terakhir, silahkan coach Tiffany."

Wanita bernama Tiffany tersebut tersenyum. "Kamu tau kan Jaemin, kalau perlombaan ini tidak main-main?"

Pertanyaan tersebut membuat Jaemin tercekat kemudian mengangguk, "Iya saya tau coach."

Suasana seketika menjadi tegang, bahkan para pendukung Jaemin kini juga ikut merasakan ketegangan tersebut. "Dan kamu tidak bermain-main membawakan instrumen ini. Saya bangga pada kamu Na Jaemin!"

Suara tepuk tangan kini kembali terdengar, Jaemin tersenyum kemudian menghela nafasnya lega. "Terimakasih coach."

"Kamu tau ga makna dari instrument Canon in D - Johann Pachelbel ini? Canon yang kamu pikirkan disini, meriam bukan?" Tiffany terkekeh pelan.

Jaemin menggeleng, "Canon adalah musik dengan karakteristik pengulangan atau peniruan nada." Ucap Jaemin dengan tenang, "Waktu itu saya pernah baca di artikel kalau tidak salah Johann pertama kali membawakan instrument ini dipesta pernikahan temannya."

Semua merasa kagum dengan ucapan Jaemin, bahkan para juri juga. Sejauh ini, hanya ada beberapa peserta yang mengetahui makna dibalik instrument yang mereka bawakan.

"Apa lagi yang kamu tau dari instrument ini Jaemin?" Tanya Yunho seketika.

Ditanya soal makna lagu tentu Jaemin sangat senang. Semasa kecilnya dulu, Sang kakek selalu menceritakan makna-makna dari instrument yang diajarkan pada Jaemin. Jika anak-anak lain akan dibacakan dongeng sebelum tidur, justru Jaemin diceritakan makna-makna instrument piano oleh Sang kakek.

Melody || Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang