[45] Break?

60 9 0
                                    

Hari-hari Jaemin berjalan dengan sangat mulus. Dia tambah semangat untuk menggapai cita-citanya, apa lagi saat sudah ada pengumuman bahwa kontes terbesar di negara ini akan segera dilaksanakan 2 bulan lagi. Dan tentu Jaemin berjuang dengan sangat keras, setiap waktu dia menyempatkan diri untuk berlatih piano dirumah ku ataupun di tempat kursus piano milik kak Doyoung.

Semenjak pertemuan dengan Sang mama saat itu, Jaemin jadi lebih banyak tersenyum dan selalu ceria. Aku pun ikut bahagia melihatnya.

Tapi.. Ada hal yang ingin aku katakan dari kemarin pada Jaemin, namun aku belum sempat menyampaikannya karena ini terasa sangat berat bagi ku.

"Jira!"

Aku menoleh kearah Jaemin yang baru saja keluar dari ruang latihannya bersama kak Doyoung. Dia mengembangkan senyumannya dengan sangat manis, namun senyumannya itu juga dapat membuat hatiku terasa sangat berat untuk mengatakan suatu hal padanya.

"Gimana latihannya?" Tanyaku sambil berdiri dari duduk. Menatap Jaemin serta kak Doyoung secara bergantian.

Kak Doyoung menampakkan giginya yang tertata sangat rapih, "Jaemin makin jago loh ra! Kakak sih yakin banget kalo dia bisa menang kontes itu, semangat ya!"

Jaemin mengangguk kemudian kami berdua segera pamit untuk pulang. Tadi Jaemin mengajakku untuk ke rumahnya agar dia bisa berlatih piano sebelum om Siwon pulang dengan aku yang menemaninya. Tapi aku menolak permintaan Jaemin, supaya dia bisa cepat istirahat.

Hari ini Jaemin membawa motornya, aku yang minta. Dan saat ini aku sudah memeluk pinggang Jaemin dengan sangat erat, bahkan aku bisa lihat Jaemin tersenyum manis dari kaca spion.

"Na, ada yang mau aku omongin." Ucap ku bersuara tapi sepertinya kurang terdengar oleh Jaemin. "Kenapa Jira?"

"Nanti aja dirumah aku." Jawab ku sedikit berteriak dan kembali menyandarkan kepala ku di punggung lebarnya.

Sesampainya dirumah, aku langsung ke dapur menyiapkan buah strawberry untuk Jaemin dan juga susu putih. Kini aku tahu kenapa Jaemin waktu aku beri susu pisang rasa strawberry dia tolak dan saat memesan pancake strawberry juga tidak dia makan. Itu karena Jaemin tidak suka makanan ataupun minuman yang terdapat rasa strawberry nya. Tapi dia suka makan buah strawberry, aneh bukan? Dan itu cukup lucu bagi ku.

"Di makan ya Na buahnya." Ucap ku kemudian duduk disamping Jaemin.

Tangan Jaemin bergerak untuk mengambil satu buah strawberry kemudian dia mulai mengigitnya. Menampakkan senyuman manisnya pertanda dia sangat menyukai buahnya. "Manis banget, mama beli dimana ini?"

"Kok kamu tau itu mama yang beli?" Tanya ku terkekeh pelan.

"Kan yang suka banget buah strawberry mama kamu." Jawab Jaemin, "Kak Jaehyun belum pulang kuliah?"

Aku menggeleng, "Cuma ada mama di kamar."

Jaemin hanya mengangguk sebagai jawabannya, dia sangat menikmati buah strawberry tersebut. Sampai-sampai aku yang disampingnya dilupakan.

"Na.. Aku mau ngomong sesuatu." Ucap ku dan membuat Jaemin menatap wajahku tapi masih dengan senyuman manisnya. "Apa? Kenapa serius banget?"

Aku menghela nafasku perlahan kemudian tersenyum, "Aku mau kita break..."

Ekspresi wajah Jaemin yang ceria berubah menjadi sangat kecewa. Dia yang tadinya mau mengambil segelas susu putih sampai tidak jadi meraihnya. Malah menatapku dengan dahi yang berkerut.

"Jira? Kamu kenapa?"

Tertawa pelan melihat ekspresi Jaemin kemudian aku menggeleng. "Aku ga kenapa-napa, bisa kan Na?"

Melody || Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang