[33] Pissed Off

61 10 0
                                    

Bel pulang sekolah terdengar dan membuat seisi ruang kelas Jira bersorak riang. Namun tidak dengan Jira, gadis itu masih merasa kesal karena Jaemin tidak cerita apapun padanya perihal laki-laki itu yang berhenti tampil di Hongdae Street.

Jira berjalan beriringan bersama Somi dan Siyeon keluar kelas. Didepan kelas sudah ada Haechan dan juga Jeno, namun tidak ada Renjun. Bahkan Jaemin pun tidak terlihat batang hidungnya.

"Renjun sama Jaemin mana?" Tanya Jira sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.

Jeno merangkul bahu sempit Siyeon, "Renjun mah ke kantin, kalau Jaemin gue ga tau deh. Tadi buru-buru keluar kelas."

"Ke kamar mandi dia, katanya kebelet" Jawab Haechan santai.

"Oh yaudah deh, kalian kalau mau pulang sana pulang aja."

"Nungguin lu dulu aja Jira" Ucap Somi dan mendapat gelengan dari Jira.

"Gapapa, gue mau ke kantin. Mau beliin susu coklat ah buat kak Jaehyun."

Semua pun mengangguk dan membiarkan Jira berjalan sendirian menuju kantin. Di kantin ia bertemu dengan Renjun yang baru saja membeli minuman dingin.

"Eh Jira? Tumben ke kantin pas pulang sekolah" Ucap Renjun sambil meneguk minumannya.

Jira terkekeh, "Lu juga tumben"

"Haus banget gue, minum gue udah habis" Jawabnya dan Jira hanya tersenyum tipis.

Tangan Jira bergerak untuk mengambil 2 banana milk rasa strawberry dan juga 2 susu kotak. Setelah membayarnya, ia duduk di atas kursi kantin bersama Renjun.

"Buat siapa?" Tanya Renjun sambil memperhatikan Jira yang menuliskan sesuatu diatas kertas notes nya.

"Kak Chaeyeon sama kak Jaehyun"

"Ih tumben banget lu jadi ade bener"

Jira menatap Renjun dengan nyalang, "Jadi maksud lu selama ini gue jadi ade ga bener gituh?"

Renjun terkekeh dan hanya memperhatikan Jira yang menulis pada notes tersebut.

Jira menulis kata-kata untuk menyemangati Sang kakak dan juga pacar kakak nya itu. Setelah selesai, ia memasukkan pulpennya lagi kedalam ransel sekolah.

"Lu mau pulang?"

Renjun mengangguk kemudian keduanya berjalan beriringan meninggalkan kantin sekolah. "Renjun, gue mau nanya deh"

Langkah Jira terhenti dan membuat Renjun juga ikut berhenti. "Nanya apa?"

"Lu sama Jaemin udah ga tampil di Hongdae Street lagi?"

Renjun mengangguk, "Iya"

"Kenapa?"

"Sebenernya gue masih mau tampil dan masih mau bantu Jaemin cari uang. Tapi keyboard itu punya kakak ipar gue, mau di pake. Jadi ya, yaudah mau ga mau kita berhenti tampilnya." Ucap Renjun dengan nada sedikit kecewa.

Jira tersenyum, "Hhmm.. Gitu ya, yaudah deh gapapa."

"Lu ga tau emang?"

"Engga, Jaemin ga cerita apa-apa ke gue"

Renjun menepuk bahu Jira pelan, "Tanyain ke Jaemin ya dia nyari uang nya gimana supaya bisa bayar kursus piano, gue cuma takut Jaemin malah ikutan balap motor dan taruhan."

Ucapan Renjun sangat benar, justru itu juga yang mengganggu pikiran Jira daritadi. "Iya nanti gue tanyain, tapi ya tetep sih lumayan kesel karena dia diem-diem aja."

"Jaemin emang gitu orang nya, ga mau orang-orang tau masalah dia." Jawab Renjun, "Yaudah gue pulang ya! Dah Jira"

"Dah! Hati-hati dijalan" Balas Jira sambil melambaikan tangannya pada Renjun.

Jira pun kembali melangkahkan kakinya menuju ruang kelas Jaehyun, namun langkahnya terhenti ketika melihat Jaemin berdiri didepan kelasnya sambil melambaikan tangan padanya.

Namun justru itu malah membuat Jira menahan tawanya, wajah Jaemin terlihat sangat kaku.

Tapi tetap saja, Jira sedang kesal pada Jaemin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tapi tetap saja, Jira sedang kesal pada Jaemin. Garis bawahi itu.

"Darimana? Kelas udah sepi"

"Abis beliin susu buat kak Chaeyeon sama kak Jaehyun"

Jaemin melirik dua kantung plastik yang dipegang oleh Jira. "Mau ke kelas kak Jaehyun dulu?"

Jira mengangguk dan melanjutkan langkahnya menuju ruang kelas Sang kakak. Ia mempercepat langkahnya agar tidak berjalan beriringan dengan Jaemin.

"Ada kak Jaehyun ga bang?" Jira bertanya pada Taeyong.

"Tumben banget lu kesini"

"Ih cepetan panggilin Jaehyun!" Kesal Jira dan membuat Taeyong terkekeh.

Laki-laki jangkung bernama Taeyong itu masuk kedalam kelas dan tak lama Jaehyun muncul dihadapan Jira. "Ada apa? Sebentar lagi gue mulai kelas tambahan nih"

Tanpa berkata apa-apa lagi, Jira langsung menyodorkan dua kantung plastik dan diambil oleh Jaehyun. "Dih apaan ini?"

"Yang isinya banana milk itu buat kak Chaeyeon, nah isinya susu kotak itu buat lu"

"Gue dikasih susu kotak? Orang mah beliin wine kek"

"Heh! Aneh-aneh aja lu ya"

Jaehyun terkekeh pelan kemudian ia mengacak puncak kepala Sang adik, "Ululu, gemesin banget adekku ini, makasih banyak ya sayaaang"

"Sayang sayang! Sono sayang sayang sama kak Chaeyeon"

Jaehyun kembali menampakkan lesung pipinya, "Yaudah gue masuk kelas ya? Nanti gue kasih Chaeyeon. Sana lu balik sama Jaemin"

Jira menghela nafasnya kasar setelah Jaehyun masuk kedalam kelas. Ia tidak bersuara.

"Ayok pulang" ucap Jira dan diangguki oleh Jaemin.

Saat sampai di area parkir, Jira melirik Jaemin karena laki-laki itu malah membuka pintu mobil. "Kok diem aja?"

"Lu bawa mobil?"

Jaemin tercekat karena Jira memanggilnya dengan sebutan 'lu'.

"Iya aku bawa mobil" Jawab Jaemin datar. Ia mencoba menganggap ucapan Jira tadi sebagai angin lewat.

Jira menggaruk tengkuknya yang tak terasa gatal, tapi kemudian tangannya di tarik pelan oleh Jaemin. Laki-laki itu membukakan pintu untuk Jira.

Jaemin pun mulai melajukan mobilnya meninggalkan area sekolah. Selama diperjalanan tak ada yang bersuara, Jira fokus menatap jalanan dari kaca mobil. Sedangkan Jaemin sesekali melirik Jira yang terdiam.

Mobil Jaemin berhenti didepan rumah mewah milik Suho, Jira segera melepas seatbelt nya dan ingin membuka pintu mobil namun tangannya ditahan oleh Jaemin. Membuat gadis itu menatap Jaemin bingung.

"Kenapa? Gue mau turun" Ucap Jira sambil melepaskan tangan Jaemin dari lengannya.

Jaemin menghela nafasnya kasar kemudian hanya diam saja memperhatikan Jira. "Ga ada yang mau diomongin? Yaudah, gue mau tidur. Capek."

Berapa banyak sih manusia yang tidak peka seperti Jaemin? Atau karena Jira nya saja yang terlalu dibawa perasaan jadi kesal pada Jaemin?

Melody || Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang