[37] Try Hard

61 9 0
                                    

Malam ini aku ada rencana pergi ke rumah mewah milik om Siwon- papahnya Jaemin. Tadi Sore Jaemin menelponku, katanya papanya ingin makan malam bersama. Entahlah kenapa tiba-tiba, dan tentu juga mengajak papa, mama dan kak Jaehyun.

Dan sekarang kami sedang menuju perjalanan ke rumahnya. Jarak rumah ku dan rumah Jaemin tidak terlalu jauh sebenarnya, tapi ya kami sekeluarga memilih untuk naik mobil.

"Papa ada kerjasama sama perusahaan papanya Jaemin?" Tanya ku dari kursi penumpang kepada papa yang sedang mengemudi.

Papa dan mama melirikku dan kemudian saling melempar pandangan. Aku menatap kak Jaehyun yang mengedikkan kedua bahunya.

"Iya Jira, papa yang minta kerjasama. It's okay kan?"

Aku mengangguk, "Gapapa lah, itu terserah papa selagi masih dijalan yang benar." jawabku sambil tertawa kecil.

Mama malah ikut tertawa, "Tenang sayang, mama selalu mantau kerjaan papa kamu kok."

Sesampainya didepan gerbang rumah om Siwon, ada paman Shin yang membukakan gerbang untuk kami. Papa memarkirkan mobilnya dihalaman rumah om Siwon.

Begitu turun dari mobil, aku dapat melihat om Siwon yang memakai kemeja putihnya. Sepertinya sih beliau baru pulang dari kantor. Berbeda dengan papa yang memakai baju santai, kami semua pun gitu. Karena katanya, ini cuma kumpul santai aja.

Tapi jelas ini juga pertama kalinya aku bakalan makan malam bersama om Siwon dan Jaemin.

"Makasih ya udah datang" Ucap om Siwon sambil bersalaman dengan papa.

Aku dan kak Jaehyun membungkukkan tubuh kami untuk memberi salam pada om Siwon. "Selamat malam om" Itu suara kak Jaehyun.

"Malam" Jawab om Siwon sambil tersenyum, "Eh ini Jaehyun? Kakaknya Jira?"

Kak Jaehyun mengangguk sambil tersenyum. Kami semua pun masuk kedalam rumah om Siwon, aku belum melihat Jaemin dari tadi.

"Om, Jaemin nya mana ya?" Tanya ku saking penasarannya karena anak itu belum menampakkan dirinya.

Semua langsung senyum mesem-mesem menatapku, ih emangnya salah aku menanyakan pacarku sendiri? Ah iya, pacar.

"Tuh Jaemin nya" Ucap om Siwon sambil menatap kearah tangga.

Dan ya benar, Jaemin sedang berjalan menuruni tangga. Kemudian dia menghampiri kami yang ada diruang tamu sambil membungkukkan badannya memberi salam pada papa dan mama.

"Oh ya, bi Inah udah masak banyak lho.. Ayo makan sekarang aja." Ajak om Siwon dan kami semua berjalan kearah dapur.

Selama kegiatan makan berjalan, aku hanya terkekeh dan menanggapi om Siwon jika beliau bertanya. Jaemin pun sama. Tapi entah kenapa, dia terlihat tidak nyaman dengan semua ini.

"Saya mau Jaemin yang jadi penerus diperusahaan saya" Ucap om Siwon saat papa sudah membahas tentang pekerjaan.

Sontak aku langsung menatap Jaemin yang menghela nafasnya perlahan. "Wah bagus itu, saya yakin Jaemin bisa bikin perusahaan kamu maju." Ucap papa kepada om Siwon.

"Tapi cita-cita kamu apa Jaemin?" Papa tiba-tiba bertanya dan langsung mendapat lirikan oleh Jaemin.

"Jadi pianis om" Jawab Jaemin. Aku bisa lihat rahang om Siwon mengeras, menahan amarahnya. Jaemin yang melihat itu langsung tersenyum lebar.

"Dari kecil aku pengen jadi pianis kayak kakek, yang cinta banget sama piano. Mungkin orang akan berpikiran kalau udah tua, bakalan pensiun dari dunia musik atau sewaktu-waktu bisa aja ga terkenal dan dilupakan, tapi emang roda kehidupan begitu kan?"

"Awalnya kita berada dibawah, diinjak-injak, dicaci-maki, tapi akan ada waktunya kita berada diatas dan membuktikan kalau kita pantas mendapatkan apa yang kita usahakan." Lanjut Jaemin yang membuat ruang makan seketika jadi hening.

Papa tersenyum sambil bertepuk tangan kecil, "Bener banget kamu Jaemin, duh jalan pikirnya memang sudah bijak dan dewasa ya."

Setelah acara makan malam itu, papa dan mama sedang mengobrol bersama om Siwon diruang tamu. Kak Jaehyun ada di halaman rumah sedang menelepon kak Chaeyeon, sementara aku dan Jaemin ada diruang tengah lantai dua.

Jaemin bilang dia ingin bermain piano.

"Kalau papa kamu marah gimana Jaem? Kamu bilang kalau om Siwon ga suka liat kamu main piano kan?" Tanyaku sedikit khawatir karena Jaemin sudah duduk dikursi hadapan piano miliknya.

"Papa ga mungkin marahin aku didepan keluarga kamu, dan pasti dia tetep bakalan lanjut ngobrol sama orangtua kamu."

"Tapi pasti papa kamu denger"

"Setidaknya aku pengen papa denger dan tau kalau aku ga akan pernah nyerah untuk jadi pianis." Akhiri Jaemin kemudian mulai menekan tuts piano.

Melodi yang terdengar begitu halus dan lembut membuat hatiku yang tadinya khawatir justru seketika berubah menjadi lebih tenang. Apalagi Jaemin sangat menghayati permainan piano nya.

Memang benar kata Jaemin, musik harus dimainkan dari hati supaya bisa menghayati dan dinikmati para pendengarnya. Dan musik bukan cuma sekedar instrumental, tapi juga menyalurkan emosi dari alat musik itu sendiri.

~~~~~

Semua yang berada diruang tamu mendengar suara lembut dari piano. Suasana yang tadinya dibuat pusing dengan obrolan pekerjaan, seketika membuat ketiga orang dewasa itu merasa tenang.

"Wah, pasti Jaemin lagi mainin piano ya" Gumam Suho sambil memejamkan matanya.

Irene yang melihat suaminya terasa sangat tenang pun seketika merasa nyaman dengan melodi musiknya. Namun berbeda dengan Siwon yang sudah menahan emosinya.

Ia merasa jika Jaemin benar-benar ingin membuat dirinya tersiksa.

Melody || Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang