[40] His Laugh

61 9 0
                                    

"Guys! Kalian ga usah bercanda deh, keyboard piano jenis ini tuh mahal." Ucap Jaemin dengan nada tingginya.

Kami cukup terkejut dengan kalimat yang terlontar dari mulut Jaemin. "Siapa yang punya ide ngasih ini? Kalian patungan?"

Semua diam saja. Ya, ini ide ku tapi semua sudah setuju. Dan soal patungan, memang aku yang membayarnya lebih banyak dibandingkan sahabat-sahabat ku yang lain, tapi itu tidak masalah bagiku.

"Aku Jaem, kamu ga suka?"

Jaemin langsung menatapku, tatapan marah nya kini berubah menjadi tatapan semacam, khawatir? Tidak enak hati? Entahlah.

"Aku suka hadiah nya, tapi kenapa- maksud aku, ini mahal Jira." Ucap Jaemin.

"Jaem, kita cuma mau ngasih apa yang lu suka dan apa yang mau kita kasih. Kita ikhlas dan tulus ngasih itu" Timpal Renjun, nada bicaranya lebih tenang dibandingkan Jaemin.

"Kalau papa gue tau ada keyboard piano ini disini, gimana?" Tanya Jaemin lirih.

Aku mendongakkan kepalaku untuk menatapnya kemudian memegang lengan Jaemin. "Kita udah minta izin ke papa kamu, dan papa kamu ngizinin Jaem."

"Papa ngizinin?"

Aku tersenyum kemudian mengangguk. Seketika juga Jaemin langsung mengembangkan senyumannya dan menarikku kedalam pelukannya. Tentu aku terkejut, ini didepan sahabat-sahabat ku lho ya!

"Ekhem, Haechan cam masih aktif"

"Ganggu moment aja sih lu chan"

"Haechan cam 37,5% viewer ra-"

"Diem!"

Aku terkekeh mendengar keributan antara Haechan dan Somi. Tanganku terulur untuk membalas pelukan Jaemin. Tapi seketika juga semua sahabat-sahabat ku malah ikut berpelukan, dengan posisi aku dan Jaemin yang berada ditengah.

"Udah dong pelukannya! Engap gue" Kesal ku sambil melepas pelukannya.

Semua terkekeh, Jaemin masih menatap keyboard piano dari kami. "Rich banget kan kita, sampe lu ga percaya ya" Ucap Haechan, dia masih memegang kamera.

"Serius deh, makasih banyak guys. Gue bener-bener ga berharap hadiah apapun dari kalian, tapi makasih banyak." Ucap Jaemin yang aku yakin dia mengucapkannya dengan sangat tulus.

"Sama-sama, santai aja kali Jaem" Jawab Siyeon.

"Lu lagi butuh keyboard piano kan? So- silahkan dipakai untuk di Hongdae Street" Ucap Somi.

Renjun mengangguk, "Gue masih mau ikut nyanyi kok"

"Makasih banyak!" Ucap Jaemin sekali lagi, "Tapi, gue harus balas kebaikan kalian dengan apa?"

Semua saling melempar pandangan, ini pertanyaan yang kami tunggu dari tadi Na Jaemin.

"Cukup jadi Jaemin yang kita kenal, dan jadi Jaemin yang pantang menyerah untuk menggapai cita-citanya." Ucap ku sambil tersenyum.

"Ya bener! Lu harus jadi pianis"

"Itu balasannya Jaem"

"Gue mau liat lu main piano concert diatas panggung"

"Harus banget liat!"

Jaemin mengangguk paham sambil tak hentinya tersenyum. Sampai akhirnya bi Mirae datang membawakan beberapa makanan diatas nampan.

"Ayo dimakan dulu masakan bibi nih" Ucap bi Mirae sambil menata beberapa makanan diatas meja.

Aku, Somi dan Siyeon ikut membantu bi Mirae meletakkan piring diatas meja. Setelah itu, kami semua makan bersama.

"Kamu ga makan Jaem?" Tanyaku pada Jaemin yang daritadi cuma duduk disamping ku sambil memperhatikan aku makan.

Jaemin tersenyum kemudian menggeleng, "Udah kenyang."

"Jen! Makan dong" Ucap Siyeon pada Jeno yang sedang mengganggunya makan.

Jeno terkekeh sambil menggeleng, "Tadi kan udah di traktir makan sama Jaemin"

"Haechan! Stop makannya, lu udah habis 2 piring" Teriak Somi kesal kepada pacarnya itu.

"Kapan sih kamu so sweet kayak Jira sama Siyeon? Mereka nyuruh pacarnya buat makan tapi kamu malah nyuruh aku berhenti makan, ga sayang sama pacarnya?"

Somi berdecak kesal sedangkan kami semua sedang menahan tawa mengamati perdebatan mereka berdua. "Kan lu udah di traktir sama Jaemin, disini makan lagi 2 kali. Emang masih belum kenyang?"

Haechan menggeleng sambil mengunyah makanan dimulutnya.

"Gimana ga bantet coba lu chan" Celetuk Somi.

Sontak kami semua tertawa, kapan sih mereka tuh akur sehari saja?

Aku hanya menggeleng-gelengkan kepalaku sambil tertawa, melihat Jaemin disamping ku juga ikut tertawa rasanya membuatku tambah senang. Hari ini Jaemin memang harus merasa sangat bahagia.

Melody || Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang