[53] A Letter

51 9 0
                                    

Kedatangan Lami dirumah Jeno pada malam ini benar-benar membuat Jaemin terkejut bukan main. Sepulang dari gedung kontes piano tersebut diadakan, semua sahabat-sahabat Jaemin pulang ke rumah Jeno. Besok hari libur, jadi mereka berniat untuk menginap di rumah Jeno. Termasuk Jira.

Bahkan malam ini pun ada Suho dan Irene yang sudah menunggu kedatangan Jaemin dirumah mewah milik Donghae. Jaehyun juga berada di rumah tersebut karena daritadi Jira tidak ingin lepas darinya.

"Kak Nana! Selamat yaaaaa! Lami seneeeeeeng banget." Gadis cantik dengan rambut panjang yang begitu hitam, ia menubruk tubuh Jaemin dan memeluknya dengan sangat erat. Menyalurkan rasa bahagia sekaligus rasa rindunya kepada Sang kakak.

Jaemin tersenyum lebar dan membalas pelukan Lami, ia mengusap punggung Sang adik dengan lembut. "Makasih ya." Jawabnya.

Lami melepaskan pelukannya kemudian memandangi wajah Sang kakak dengan mendongakkan kepalanya, karena tinggi mereka yang tak sama. "Kakak pasti penasaran kan kenapa aku bisa ada disini?"

"Iya, kenapa?"

Gadis manis tersebut melirik Donghae yang sedang memperhatikan interaksi kakak-adik tersebut. "Om Donghae yang jemput aku, yaudah aku ikut deh. Mau liat juara lomba piano ini!"

"Kakak belum juara, ga usah berlebihan Lami."

"No, kakak juara di hati Lami."

Semua tertawa mendengar ucapan yang keluar dari mulut Lami. Sampai akhirnya mereka semua pun bersiap untuk makan malam bersama. Untuk anak-anak muda makan di ruang tengah sambil menonton film dari layar TV, sementara para orangtua makan di ruang makan bersama.

"Jaem, kata tante Yoona, lu bakal nginep 2 minggu untuk persiapan babak selanjutnya ya?" Suara Somi memecahkan keheningan.

Jira yang baru ingat akan hal itupun langsung melirik Jaemin sekilas kemudian kembali melanjutkan makan nya.

"Iya," Ucap Jaemin dengan jeda sebentar, "Tapi gue ga tau gimana nanti, papah belum tau kalau gue ikut lomba ini."

Suara Jaemin terdengar seperti orang putus asa, semua juga tahu jika sahabatnya itu sedang sangat kebingungan walaupun hanya dilihat dari sorot matanya. Disaat mimpinya sudah ada didepan mata, Jaemin semakin bingung. Sang papa bahkan sampai detik ini belum tahu jika dirinya mengikuti lomba tersebut.

Brak!

Semua yang berada didalam rumah langsung mengalihkan pandangannya kearah pintu utama, seseorang baru saja membukanya dengan cukup keras. Pria bertubuh jangkung itu berdiri diambang pintu dengan ekspresi wajahnya yang penuh emosi.

Jaemin yang menyadari kedatangan Sang papa langsung menarik Lami untuk pergi dari ruang tamu. Sementara itu, Yoona yang berada di dapur mengikuti kemana Jaemin membawa Lami. Mereka bertiga pergi ke halaman belakang rumah Donghae.

"JAEMIN!" Panggil Siwon yang melihat kemana Sang anak berlari. Baru saja Siwon ingin mengejar Jaemin, namun langkahnya dihentikan oleh Donghae- si pemilik rumah.

Donghae tersenyum tipis menatap kakak kandungnya itu. "Berani kamu kerumah saya dengan mendobrak pintu kayak tadi?"

Suasana menjadi tegang seketika, acara makan malam mereka terganggu karena kedatangan Siwon yang tidak terduga, apalagi dengan amarahnya.

"Minggir kamu Donghae!" Balas Siwon dengan penuh emosi, "Saya juga tau kalau selama ini Yoona ada dirumah kamu kan?!"

"Pah.."

Jaemin datang dari arah pintu halaman belakang, lantas menghampiri Sang papa. "Aku tau apa yang buat papah marah kayak gini, jadi-"

"Kamu udah tau papah bakalan marah tapi masih kamu lakuin kan Jaemin? Kenapa susah banget sih dibilanginnya jadi anak?!" Ucap Siwon sambil menunjuk Sang anak.

Melody || Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang