[56] Meet

58 9 0
                                    

🎹 🎹 🎹 🎹 🎹

Seorang pria bertubuh jangkung dengan kemeja putihnya itu menghentikan langkahnya diambang pintu masuk sebuah restaurant mewah. Ia mencari sosok wanita yang dua hari lalu dihubungi untuk bisa berbicara dengannya tepat pada hari ini. Pandangannya tertuju pada wanita cantik yang sedang memperhatikannya. Sontak wanita itu langsung mengalihkan pandangannya seraya Sang pria berjalan kearahnya.

"Maaf buat kamu nunggu lama." Ucapnya masih berdiri disamping kursi kosong dihadapan wanita tersebut.

Wanita itu tersenyum tipis kemudian mempersilahkan Sang suami untuk duduk. Mereka berdua adalah Siwoon dan Yoona, pasangan suami-istri yang sudah lama tidak tinggal satu atap. Jangankan tinggal satu atap, untuk saling bertemu saja tidak pernah. Ini merupakan kedua kalinya mereka bertemu setelah sekian lama, meskipun saat pertama kali merupakan pertemuan yang tidak menyenangkan. Semoga pertemuan kali ini bisa membuat keduanya lebih baik.

"Udah pesen makan atau minum?" Tanya Siwon mengawali pembicaraan dan dibalas gelengan kepala oleh wanita di hadapannya. Lantas ia langsung memanggil seorang pelayan restaurant yang membawa Daftar Menu.

Setelah memesan makanan dan minuman masing-masing, hanya ada suara deru nafas mereka yang terdengar, suara orang-orang disekitar mereka, dan suara musik yang mengalun.

Yiruma - Kiss The Rain.

Suara musik piano itulah yang kini terdengar di restaurant tersebut. Entah kebetulan atau bagaimana, namun membuat Siwon terkekeh pelan. "Semesta emang memaksa saya buat menerima musik piano." Ucapnya dengan jeda sebentar, "Tapi saya ga mau."

Mendengar ucapan tersebut, Yoona hanya berdecak. "Saya ga mau banyak basa-basi, sebenarnya ada apa minta ketemuan?"

"Saya ga boleh ketemu sama istri saya sendiri?" Ucap Siwon, balik bertanya.

"Saya serius." Tegas Yoona dan mendapat kekehan dari Siwon.

Karena tidak suka bertele-tele juga, akhirnya Siwon menjelaskan maksud dari pertemuan mereka kali ini. Sebelumnya, ia memulai dengan menghela nafasnya perlahan. "Kenapa kamu turutin permintaan Jaemin buat ikut lomba piano? Bahkan sampe bela-belain datang ke Seoul."

"Ga ada pertanyaan lain?"

Siwon tidak menjawab, ia hanya menatap Sang istri datar.

"Ga ada alasan apapun, ini semua saya lakuin sebagai orangtua yang membiarkan Sang anak untuk mencapai mimpi dan cita-citanya." Ucap Yoona dengan penekanan disetiap kata, "Saya bukan orangtua yang melarang anak saya untuk meraih mimpinya. Setiap orang berhak memiliki mimpi dan berhak untuk mewujudkan mimpinya."

Setelah selesai mengucapkan kalimat tersebut, kedunya terdiam. Saling pandang namun enggan berbincang.

Akhirnya Siwon tersenyum tipis, "Saya bukannya melarang Jaemin untuk memiliki dan mewujudkan mimpinya, tapi justru saya yang menyelamatkannya supaya dia nanti tidak menjadi pengangguran dan miskin saat di usia tua."

"Apa maksud kamu?" Tanya Yoona menahan amarahnya, "Mau menyinggung soal mendiang kakek nya Jaemin yang cuma bisa jadi pengangguran disaat udah ga bisa berkarya lagi?!"

Siwon tertawa kecil, "Coba kalau Jaemin nurutin apa kata saya. Semua akan jadi lebih mudah. Dia cuma perlu melanjutkan perusahaan milik saya, menggantikan posisi saya. Ga perlu capek, apalagi disaat usia tua juga masih bisa bekerja dengan santai tapi uang berlimpah."

"Dipikiran kamu cuma uang." Sungut Yoona, "Ini bukan soal kekayaan, harta, apalagi uang yang berlimpah. Tapi ini soal mimpi."

"Kamu bisa menjamin kehidupan Jaemin akan sukses?"

Yoona tersenyum tipis, "Bukan saya yang menjamin, tapi Jaemin sendiri."

Seorang pelayan restaurant yang datang dengan membawa nampan membuat keduanya menghentikan perbincangan tersebut. "Selamat menikmati" Ucap pelayan tersebut kemudian meninggalkan Siwon dan Yoona.

"Silahkan dimakan," Ucap Siwon mempersilahkan Yoona namun tidak ada jawaban dari wanita tersebut. Ia langsung melahap makanan dihadapannya.

Tidak ada suara dari mulut keduanya, hanya ada suara dentingan sendok dan garpu yang mengenai piring makanan mereka. Sebenarnya masih banyak pertanyaan yang ingin diungkapkan satu sama lain. Namun biarkan keduanya menghabiskan makanannya dahulu.

"Siwon"

Ditengah kegiatan makannya, Yoona bersuara. Membuat pria dihadapannya itu langsung menatapnya dengan ekspresi bertanya 'apa?'.

Yoona meneguk segelas air sampai habis setengahnya, kemudian menatap Sang suami yang juga sedang menatapnya. "Kamu itu egois," Ucapnya dengan jeda sebentar, "Sama kayak Jaemin."

Sang suami mengunyah makanan dimulutnya sampai benar-benar habis, kemudian meneguk segelas air yang tadi ia pesan. Baru menjawab ucapan Sang istri.

"Kamu tau itu." Balasnya.

Yoona terkekeh pelan, "Ini diluar pembahasan mengenai Jaemin," Ucapnya kemudian menundukan kepalanya lantas ia kembali menatap Siwon dengan mata yang sudah berkaca-kaca. "Sebenarnya kita ini apa?"

"Kita?"

"Saya dan kamu."

Siwon terdiam, memutuskan kontak mata dengan Yoona. Ia menghela nafasnya perlahan, "Maaf selama ini saya egois."

"Saya ga perlu permintaan maaf kamu, kalau emang kamu udah ga cinta sama saya dan Lami, silahkan urus surat perceraian. Tapi jangan halangi saya untuk membesarkan Jaemin juga." Ucap Yoona yang sudah menundukkan kepalanya. Kedua matanya sudah basah dengan air mata yang daritadi ia tahan.

Pria dihadapannya itu jadi benar-benar merasa bersalah atas perlakuannya selama ini. Ia benar-benar egois. Hanya mementingkan dirinya sendiri sampai tidak peduli dengan Sang istri dan kedua anaknya.

"Konser final piano itu kapan diadakannya?" Tanya Siwon mengalihkan pembicaraan. Ia masih menatap Yoona yang menangis, lantas mengambil sapu tangan miliknya yang ia simpan di saku celananya.

"Jangan nangis." Ucap Siwon sambil memberikan sapu tangan tersebut kepada Yoona, dan segera Yoona ambil untuk menghapus air matanya.

Wanita itu terkekeh pelan, "Kamu mengalihkan pembicaraan, bener-bener egois."

"Kamu bilang tadi saya egois, sama kayak Jaemin. Apa maksudnya?"

"Jaemin juga egois kayak kamu. Disaat ayahnya melarang dia buat main piano, dia tetap main piano. Disaat ayahnya menghalangi dia untuk meraih mimpinya, tapi justru dia tetap sama pendiriannya untuk mewujudkan mimpinya." Jelas Yoona, "Egois kan? Ga mau mendengarkan apa kata Sang ayah."

Siwon berpikir sejenak kemudian tertawa kecil. Ia mengangguk, menyetujui ucapan Yoona. "Di konser final piano nanti, saya mau datang."

"Hah?"

"Kamu ga dengar?"

"Saya ga salah dengar?"

Pria tersebut tersenyum tipis kemudian menggelengkan kepalanya. "Saya minta kamu dan Lami datang kesana bersama saya. Supaya kursi penonton untuk keluarga di aula konser terisi sama kita bertiga."

🎹 🎹 🎹 🎹 🎹

Melody || Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang