[60] Our Memories

159 11 1
                                    

Happy Reading 💚

🎹 🎹 🎹 🎹 🎹

"Mau lanjut kuliah dimana lu Renjun?"

"Gue..."

Suara Renjun yang terdengar memelan membuat semua pandangan tertuju kearahnya. Malam ini, Jira dengan sahabat-sahabatnya mengadakan makan malam bersama. Lebih tepatnya mengadakan pesta atas kelulusan mereka semua di jenjang SMA.

"Kenapa lu?" Tanya Jeno sambil mengunyah daging yang di panggang beberapa menit lalu.

Renjun menghela nafasnya sebentar, kemudian mulai bersuara. "Gue mau bilang maaf dan makasih buat kalian semua."

"Khem, hawanya ga enak banget." Celetuk Haechan dan langsung disenggol oleh Somi yang duduk disebelahnya. "Lanjutin jun."

"Maaf karena gue selama ini belum bisa jadi teman terbaik buat kalian, gue cuma bisa merepotkan kalian, gue ga sempurna buat kalian, pokoknya maaf kalau gue ada salah sama kalian." Kedua mata Renjun mulai berkaca-kaca, ia kembali menghela nafasnya perlahan. "Dan makasih, makasih banyak karena kalian selalu ada buat gue, kalian selalu ngingetin gue untuk jadi orang baik, pokoknya makasih."

Siyeon menghapus pipinya yang sudah basah, ia mudah tersentuh hatinya jadi mudah pula untuk menangis. "Kenapa lu ngomong kayak gitu sih? Kan kita nanya lu mau kuliah dimana."

"Iya, kenapa lu malah minta maaf dan bilang makasih?" Timpal Jira kesal, namun perasaannya sangat tidak enak daritadi.

Renjun tersenyum tipis, "G-gue bakalan kuliah di.. Tiongkok."

Mendengar ucapan Renjun dengan suaranya yang gemetar itu, lantas semua terkejut. Menatap Renjun dengan tatapan penuh tanya dan tidak percaya. "Jangan bercanda lu ah." Ucap Haechan dengan terkekeh pelan.

"Kalian semua tau kan gue ga pernah bercanda kalau ngomong?"

Semua terdiam, tidak ada yang menjawab ucapan Renjun. Perasaan kesal memenuhi diri mereka semua, perasaan kecewa pada Renjun karena laki-laki itu tidak memberitahunya dari awal.

"Guys, jangan marah sama gue. Jangan bikin gue berat ninggalin kalian dong." Ucap Renjun sambil menatap satu-persatu sahabatnya yang menatapnya penuh kekecewaan.

"Kenapa sampai kuliah kesana?" Tanya Jira berusaha tersenyum tipis.

"Mama gue disana sakit, dan gue mau ngurusin beliau. Kebetulan juga waktu ikut test masuk universitas disana, gue lolos." Jelas Renjun kemudian terkekeh pelan diakhir. "Maaf baru ngasih tau kalian."

"Mama lu sakit?" Tanya Somi dan dibalas anggukan oleh Renjun.

"Renjun, kita juga ga bisa egois dengan ngelarang lu pergi. Ga, lu ga pergi. Kita bakalan sering kumpul kayak gini lagi kan nanti?" Ucap Jira sambil menepuk pundak Renjun.

Renjun mengangguk, "Udah hampir setahun mama di rawat dirumah sakit. Jadi gue mau nemenin mama juga. Makasih ya semuanya."

Setelah mengucapkan kalimat tersebut, semua langsung memeluk Renjun. Bagaikan teletubbies yang sedang berpelukan, menyalurkan kekuatan dan kasih sayang satu sama lain.

Namun, jauh dilubuk hati seorang Jaemin, ia jadi merasa bersalah. Melihat Renjun yang sudah bisa jujur dengan menyatakan dirinya akan melanjutkan pendidikan di Tiongkok, membuat Jaemin merasa, ia juga harus memberitahu kepada sahabatnya tentang kemana Jaemin akan melanjutkan pendidikannya.

~~~~~

Matahari yang bertugas untuk menyinari bumi ketika di pagi sampai siang hari, kini sudah menampakkan dirinya dengan memberikan cahaya dan kebahagiaan kepada orang-orang di bumi. Tanpa ragu dan tanpa membuat orang-orang sengsara, ia menyinari bumi untuk menyinari jalan yang harus ditempuh rakyat bumi untuk sampai pada tujuannya. Namun entah kenapa, ada satu orang yang pada hari ini seketika membenci sinar matahari. Ia bingung kenapa waktu berjalan dengan sangat cepat.

Melody || Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang