[42] About His Mother

65 9 0
                                    

Ucapan Jaemin kemarin sore membuatku ikut merasakan hal yang sama sepertinya. Perasaan senang dan khawatir menjadi satu.

Bahkan tumben sekali Jaemin semalam mengajakku untuk video call, dia bilang kalau perasaannya tidak tenang. Jaemin senang jika itu memang benar nomor telepon Sang mama, tapi Jaemin juga heran kenapa Jeno tidak memberitahunya dan apakah selama ini Jeno memang tahu?

Karena penasaran dan ingin bertanya langsung, Jaemin memintaku untuk menemaninya ke rumah Jeno. Dia bilang ingin menanyakan hal itu pada Jeno langsung dan Jaemin bilang kalau dia yakin pasti orangtua Jeno tahu dimana keberadaan Sang mama.

"Dek, ada Jaemin di ruang tamu" Suara mama dari arah pintu kamar ku yang terbuka sedikit membuat ku menoleh dan mengangguk.

Aku langsung berjalan untuk menemui Jaemin. Dia sempat berbincang-bincang sebentar dengan papa dan mama, karena papa hari ini bilang tidak kerja dulu. Sedangkan kak Jaehyun masih melaksanakan ujian kelulusan di sekolah.

Tanpa bersuara sedikitpun, aku dan Jaemin sudah ada didalam mobilnya. Dia membawa mobil, padahal kan cuma mau kerumah Jeno. Aku melirik Jaemin yang terlihat, entahlah. Aku jadi kasihan.

"Kenapa?" Tanya Jaemin lembut sambil menatapku ketika tanganku menyentuh lengannya.

"Harusnya aku yang tanya ke kamu, kamu kenapa?"

Jaemin melepaskan tanganku dari lengannya. Kemudian tangan kirinya menggenggam tanganku.

"Aku gapapa" Jawab Jaemin sambil tersenyum. Tapi aku tahu Jaem kalau kamu sedang tidak baik-baik saja. Sorot mata Jaemin terlihat lelah.

Aku tidak melepaskan jari-jariku dengan jari-jari Jaemin. Sampai akhirnya mobil Jaemin berhenti di perkarangan rumah Jeno. Kami berdua pun turun dari mobil, tapi aku terkejut saat Jaemin tiba-tiba kembali menautkan tangan kami.

"Aku yakin pasti ada yang disembunyiin mereka" Ucap Jaemin lirih sambil menatapku. "Bantu aku ya?"

Aku mengangguk sambil tersenyum tipis. Kemudian langkah kami berjalan menuju pintu depan rumah Jeno dan ternyata ada tante Jessica yang sedang berjalan menuju luar.

"Eh Jaemin? Jira?" Kaget tante Jessica.

"Pagi tante" Ucapku dan Jaemin secara bersamaan sampai membuat wanita cantik dihadapan kami ini terkekeh.

Tante Jessica mempersilahkan aku dan Jaemin masuk. Kemudian kami berdua duduk di ruang tamu. Oh ya, tangan ku sudah tidak bergandengan lagi dengan tangan Jaemin ya. Nanti dikira tante Jessica kita mau menyebrang.

"Kalau mau main bilang dulu kek Jaem" Ucap Jeno yang berjalan gontai menuju ruang tamu. Sepertinya dia baru bangun tidur.

"Kan kita saudara Jen" Timpal Jaemin.

Kemudian Jeno duduk dihadapan kami berdua, "Ya ga gitu juga anjir. Gue ngantuk banget semalem mabar sama si Haechan"

"Mabar sampe jam berapa?" Tanya ku yang tiba-tiba saja penasaran.

Jeno terkekeh, "Sampai jam 3 pagi, jangan bilang ke Siyeon ya?"

Aku berdecak, "Gila ya lu Jen main game sampai jam segitu!"

"Udah biasa kalau main sama Haechan mah gitu, Jaemin juga pernah tuh"

Jaemin tidak menjawab dan hanya menatapku datar. Aku paham dia sedang tidak mood untuk bercanda.

"Terus ada apa ini kesini pagi-pagi?"

"Jam 10 lu bilang pagi?" Tanya Jaemin.

"Iya, kan 10 pagi Jaem bukan 10 malem" Jawab Jeno dan aku hanya menggeleng-gelengkan kepalaku.

"Ngeselinnya ketularan Haechan kayaknya deh lu" Balas ku.

"Ah udah jangan bahas dia, kasian kalau lagi makan tiba-tiba keselek. Kasian ga ada yang ketawain entar" Jeno tertawa sampai terbahak-bahak, aku kan jadi ikutan tertawa.

"Jen" Suara Jaemin membuat aku dan Jeno langsung terdiam dan menatapnya.

"Kenapa?" Tanya Jeno sambil meneguk air putih yang sudah disiapkan oleh tante Jessica.

"Sejak kapan lu nyimpen nomor mama gue?"

Jaemin, kenapa kamu to the point sekali? Kasihan Jeno, dia lagi minum dan langsung batuk-batuk.

"Gue ga sengaja liat kemarin pas lu nyuruh gue telepon Mark dari handphone lu"

Jeno yang awalnya tekejut langsung tersenyum tipis dan memasang wajah santai. Dia menyimpan gelasnya diatas meja kemudian menatapku dan Jaemin secara bergantian.

"Gue kira lu ga akan tau"

"Kenapa lu ga bilang ke gue dari dulu?" Tanya Jaemin yang sudah terlihat kesal.

Kemudian tante Jessica datang dan duduk disebelah Jeno. "Lagi bahas tante Yoona?"

Aku dan Jaemin hanya diam saja. Jeno mengangguk menjawab ucapan Sang mama.

"Jaem, kalau kamu mau tau, tante udah lama sering ketemuan sama mamah kamu" Ucapan tante Jessica membuatku maupun Jaemin terkejut.

Terlihat jelas Jaemin terkejut dan sorot matanya kesal bukan main. Pasti dia kesal. Aku tahu.

"Jaem" Aku memegang tangan Jaemin sambil mengusapnya pelan.

"Mamah kamu suka nanyain kabar kamu, dia juga kangen sama kamu Jaemin. Tapi mamah kamu ga mau egois kayak Siwon." Lanjut tante Jessica.

"Tante tau mamah ada dimana sekarang?"

Tante Jessica langsung menggeleng, "Temen papahnya Jeno pernah coba lacak keberadaan mamah kamu lewat nomor teleponnya tapi selalu gagal. Nomor mamah kamu aktifnya disaat lagi kirim pesan ke tante doang, tapi tiap dilacak saat itu juga keberadaan mamah kamu ada di caffe tempat biasa tante sama mamah kamu ketemuan."

"Mamah kamu pasti sengaja lepas-pakai kartunya supaya kita ga tau keberadaannya dimana." Ucap tante Jessica.

Aku menatap Jaemin yang menghela nafasnya kasar, "Papah tau soal ini?"

Tante Jessica menggeleng lagi, "Cuma Jeno dan om Donghae yang tau soal ini. Kalau papah kamu sampai tau, pasti kamu bakalan dibawa tambah jauh dari sini Jaem."

Dibawa tambah jauh? Sampai segitunya kah om Siwon?

Tidak. Aku tidak mau Jaemin pergi jauh dan aku juga tidak mau Jaemin semakin jauh dari tante Yoona. Gimanapun juga kan Jaemin itu darah dagingnya tante Yoona.

🎹 🎹 🎹 🎹 🎹

Aku, kamu, kita adalah kekasihnya Jaemin 🥺💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku, kamu, kita adalah kekasihnya Jaemin 🥺💚

Nana sayang banget sama Sijeuni yaa🥺💚

Melody || Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang