[17] Sick

111 17 0
                                    


Happy Reading

🎹 🎹 🎹 🎹 🎹

Ada perasaan ragu dalam diri Jaemin ketika menyetujui taruhan yang diberi oleh Bangchan. Jika bukan karena untuk membayar kursus piano, jelas Jaemin akan menolak ajakan dari Bangchan untuk balapan motor dengan nya.

Dan disinilah Jaemin berada, sirkuit balap motor yang sudah ditentukan olehnya dan juga oleh Bangchan. Ia hanya datang sendirian, berbeda dengan Bangchan yang ditemani oleh beberapa teman-temannya. Jaemin juga melihat ada Hyunjin, ia jadi teringat Jira juga sekarang. Apakah gadis yang ia sukai dari lama itu kini masih mencintai Hyunjin?

"Fokus Jaemin, fokus" Gumam Jaemin dari balik helm miliknya. Ia sudah berada diatas motor besar nya, dan akan bersiap dalam hitungan ketiga.

Bangchan mendapatkan dukungan dari teman-temannya, sedangkan tidak ada satupun yang meneriaki nama Jaemin. Kecuali..

"Jaemin cemen lu!"

"Jaemin ga bakalan bisa ngalahin Bangchan"

"Bangchan lu pasti bisa ngalahin Jaemin"

Bukan Jaemin namanya jika ia merasa kesal, justru ia tidak peduli. Yang dipikirannya sekarang hanyalah, memenangkan taruhan ini dan mendapatkan uang nya untuk membayar kursus piano.

"Tiga...

Dua...

Satu..."

Motor Bangchan lebih dulu melaju sangat jauh dihadapan Jaemin. Namun dengan santai nya Jaemin tidak merasa panik akan hal itu.

Dan begitulah Jaemin, tak terasa diputaran ketiga, Jaemin yang lebih dulu melewati garis finish.

"Huh, syukurlah" Gumam Jaemin sambil membuka helm nya kemudian tersenyum bahagia.

Bangchan langsung menyalami Jaemin dan memberikan selamat, namun jauh dalam lubuk hatinya, ia merasa kesal.

"Congrats ya, nih uang nya" Ucap Bangchan.

"Thanks bro" Jawab Jaemin kemudian memasukkan uang nya kedalam tas yang ia simpan di jok motor.

"Gue langsung pulang ya, thanks sekali lagi bro" Ucap Jaemin sebelum akhirnya benar-benar meninggalkan area sirkuit.

Jaemin melirik arloji di tangan nya, "Jam 10" Gumam Jaemin.

Saat ditengah jalan, tiba-tiba saja handphonenya berdering. Jadi Jaemin memilih untuk berhenti dulu dipinggir jalan dan melihat siapa yang menelponnya.

Sebuah senyuman kembali mengembang dari bibir Jaemin, "Ada apa?"

"Gapapa sih"

Jaemin sedang menahan tawanya, "Kangen?"

"Idih pede banget lu jadi orang, tadi kepencet kontak lu"

"Bilang aja kalau kangen"

"Ga, Jaemin"

"Ga apa?"

"Ga kangen"

"Oh ga salah lagi ya?"

"Hih ngeselin.. Btw, lu lagi dirumah?"

Jaemin terdiam sebentar, tidak mungkin ia bilang sedang ada diluar dan baru menyelesaikan balap motor. Tidak ada satupun yang tahu jika Jaemin ikut balap motor, apalagi sampai taruhan demi uang.

"Kok diem?"

"Jira, udah dulu ya"

Pandangannya menatap beberapa orang dengan motornya yang berhenti tepat didepan Jaemin. Tatapan mereka seperti meremehkan Jaemin.

Melody || Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang