CHAPTER 11

201 10 1
                                    

Makasih buat semua yang sudah baca cerita aku, yang sudah nge vote dan kasih comment! Jangan lupa lanjutin bakat kalian ya! Wkwk

Ajak semua temen-temen nongkrong di sini!
________

Pagi ini adalah pagi yang sangat indah. Cuaca tidak terlalu dingin. Jalanan juga tidak terlalu macet. Jadi, kami akan sampai ke sekolah lebih awal.

Tak butuh waktu lama untuk sampai ke sekolah. Hanya dalam waktu sepuluh menit sudah sampai. Itupun kalau nggak macet. Sekolah SMA ADINATA ini hanya berjarak beberapa meter dari rumah.

"PR kalian udah selesai? " Pertanyaan yang datang di pagi hari.

Axel dan Banu bertatapan muka. Mereka berdua tertawa. "Emang ada tugas? " Axel mencabut kunci mobil.

"Ada" Dinda menjawab pertanyaan kakaknya.

Mereka turun dari mobil dengan bersamaan. Berjalan masuk menuju kelas juga bersama. Semua jalan di buka oleh para siswa dan siswi yang menghalangi jalan psikopat berandal itu. Mereka akan memberi jalan, kalau nggak mereka akan habis di tangan para berandal itu.

Langkah kaki mereka berhenti saat mereka sudah ada di depan kelas. Seperti biasa meraka akan berpisah.

Tatapan Axel btertuju dengan seorang cewek yang berjalan menuju kelas. Axel tersenyum lebar ketika melihat cewek itu sedang kebingungan membawa buku. Axel masih memandang cewek itu. Dengan tubuh yang di senderkan ke didin dan salah satu tangannya dia tenggelamkan pada saku. Dia masih asik dengan apa yang dia lihat. Sampai akhirnya dia bertindak ketika ada salah satu siswa yang menjegal nya.

Axel langsung berlari dan menahan cewek itu suapaya dia nggak jatuh. Untung saja dia nggak menyentuh lantai. Hanya buku-buku nya yang jatuh dan berantakan. Cewek itu tersenyum dan langsung berdiri.

"Makasih! " Ujarnya dengan membenarkan kacamatanya. Dia berlutut untuk mengambil buku-buku itu.

Kedua mata Axel kini sudah tertuju pada siswa yang masih berdiri itu. "Minta maaf lo! " Aku memerintahkan cowok itu.

Cowok itu tertawa dengan salah satu temannya. "MINTA MAAF! " hentakan itu cukup keras. Mereka berhenti tertawa dan langsung memasang wajah ngeri.

Tiga cowok itu langsung membantu Rani untuk membereskan buku. Dia masih bergidik ngeri. Tak menunggu waktu lama mereka berdiri dan langsung meninggalkan ku.

Rani tersenyum. Hari ini sangatlah berbeda. Beruntung sekali Axel bisa melihat senyuman dari teman sekelasnya itu. Baru kali ini Rani tersenyum. Kalian ingatkan kalau Dinda sudah menasihati dirinya? Kalian pasti masih ingat kan?

Rani menundukkan kepala sambil membenarkan kacamatanya. "Makasih ya lo udah nolongin gue! " Rani masih tertunduk malu. Tidak seperti biasanya Rani menatap para cowok terlalu dekat dan lama. Biasanya dia hanya menatap halaman buku yang selalu menemaninya.

Axel tersenyum dan menarik tangan Rani. Rani merasa bingung dan gugup. Dia juga merasa sangat malu terhadap semua siswa dan siswi yang kini telah melihatnya. Dia hanya menundukkan kepala dan mengikuti langkah yang kini sedang menuntunnya entah kemana.

"Gue beruntung sekali hari ini bisa ngelihat lo tersenyum. Baru kali ini lo tersenyum. Ya kan? " Axel mendekatkan wajahnya dengan Rani.Kini wajah mereka semakin dekat. Tatapan bola mata yang sangat hangat untuk di tatap. Mereka juga saling bisa merasakan hembusan nafas satu sama lain.

"Jangan ngelihatin gue seperti itu. Gue malu! " Rani memohon dengan penuh harapan.

Axel tersenyum dan menjauhkan wajahnya. "Malu sama siapa? " Axel mengacak rambutnya sendiri.

Rani memutarkan mata. Dia melihat keadaan sekitar. Para siswa dan siswi saling berbisik-bisik. Mereka semua menatap kami dengan rasa yang iri. Mereka pasti akan menyebarkan hal-hal yang nggak pasti.

"Lo malu sama mereka? Dia menunjukkan jari telunjuknya kepada mereka semua.

Rani membalikkan wajah. Dia tersenyum dan mengangguk. " Kalau gitu kita masuk ke kelas aja! "Mereka berdua berjalan berdampingan memasuki kelas. Di sana dia juga sudah di sambut oleh pasangan mata yang heran.

" Aduh-aduh kakak gue udah punya doi?" Dia sudah di sambut dengan pertanyaan Dinda yang langsung membuat seisi kelas mengerutkan kedua alisnya.

Axel tersenyum.sedangkan Rani langsung membulatkan mata dan menggelengkan kepala.

" Selamat ya Ran! Lo akan naik darah kalau sama kakak gue! "Semua yang ada di kelas langsung teriak histeris. Norak banget deh!

" Gue nggak ada _" Axel langsung menyentuh bibir mungilnya itu dengan satu jarinya.

"Gue nggak ada hubungan apapun sama Rani! " Axel menyahut buku yang Rani bawa. Dia juga menaruh buku itu di atas meja.

"Axel tadi udah nolong gue" Rani menjelaskan tentang apa yang terjadi sebenarnya. Setelah mereka mengerti apa yang terjadi mereka semua langsung membulatkan bibir.

******
👋👋👋👋

Hay semua!

Kesan untuk bab ini!

Jangan lupa vote dan comment sebanyak-banyaknya!

Salam: natasha Nur s

PSIKOPAT[Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang