CHAPTER 3

630 36 1
                                    

Sekelompok brandal itu sudah sampai di sekolahan. Seketika mereka semua langsung menepi dan membagi jalan buat mereka berempat. Semua siswa dan siswi merinding saat mereka di lalui sekelompok itu.

"Axel" Seseorang memanggil dari arah belakang. Kami semua langsung menoleh ke sumber suara.

Kulit putih, rambut panjang dan mengkilap, tubuh tinggi juga memakai kacamata membuat dirinya semakin cool. Apa lagi sinar matahari menyapa pipi putihnya. Billar mengerutkan kedua alisnya. Tangan kanannya melepas kacamata hitam yang selalau lengket.

Cewek bertubuh tinggi sebahu nya itu mengatur nafas panjang. Dia tampak kecapean. "Ni dari papa lo! " Sebuah kotak berukuran kecil di berikan kepada billar.

"Papa? " Axel merasa bingung kenapa bokapnya ngasih dia sesuatu.

Cewek itu mengangguk sambil tersenyum. "Buat abang doang? " Dinda merasa jengkel kepada abang nya itu. Kenapa setiap ada sesuatu cuma abang nya yang di kasih. Orang tua mereka seperti membeda-bedakan antara Axel dan Dinda.

Orang tua mereka bekerja di luar negeri. Kasih sayang mereka kurang untuk kedua anaknya. Rijal dan Tania selalu sibuk dengan pekerjaan nya. Mereka tidak pernah meluangkan waktu untuk kedua anaknya dan keluarganya.

"Makasih ya" Sekelompok berandal ini langsung berbalik badan dan melangkahkan kaki menuju tempat meraka berkumpul. Ruangan itu di juluki dengan ruangan Jahannam. Tidak ada yang berani bikin gaduh dan membuka pintu ruangan itu. Kalau sampai ada yang lancang membuka pintu bahkan hanya bikin gaduh mereka akan di siksa dalam ruangan itu.

Sebelum bel sekolah berbunyi mereka selalu berkumpul di ruangan Jahannam. Mereka selalu kompak dan selalu bersama di manapun dimana mereka berada. Apalagi mereka satu kelas. Ternyata tidak hanya diluar mereka bersama tapi, di sekolah pun mereka juga bersama.

Axel langsung melepaskan tas yang bergambar tengkorak dari kedua pundaknya. Dia langsung melempar tas itu tepat pada wajah mulus milik Banu. Banu langsung mengambil tas itu dengan wajah yang jengkel.

Axel langsung membaringkan tubuhnya di atas sofa. Ruangan itu seperti hotel. Mereka semua akan memasukan benda apapun di dalam sana. Sekolah ini milik giorgino. Dia adalah nenek mereka berempat. Kedua orang tua mereka semua adalah saudara kandung. Rumah mereka juga saling berdampingan.

"Masak selalu abang yang di kasih hadiah sama papa! Mama sama papa cuma sayang sama abang. Mereka berdua selalu beda-bedain kami berdua. Mereka cuma sayang sama abang! " Dinda ceramah panjang kali lebar. Beginilah di balik sikap Dinda yang sangat kejam.

"BISA DIEM NGGAK SI? " mendengar ocehan dari adik nya membuat emosi billar menaik menjadi level puncak.

"Tukan, abang selalu saja kayak gini! Sikap abang nggak pernah berubah. Nggak mama nggak papa abang juga sama aja! " Dinda langsung pergi meninggalkan ruangan itu.

Kalau dia sudah mengceh pasti akan panjang urusannya.jadi lebih baik dia ke luar dan nggak ada lagi suara yang mengganggu ruangan yang selalu Damai itu.

Ruangan itu berdekorasi warna putih. Dengan panjangan foto-foto mereka berempat. Disana juga sudah ada satu kamar mandi, dapur, dan kamar tidur. Sekolah apa mau pindah tidur?

Orang kaya ma bebas mau berbuat apapun.sekolah ini sudah menjadi tempat tinggal mereka semua. Kalau ada masalah mereka nggak akan pulang kerumah. Mereka tidur disana. Kok nggk takut? Ngapain takut di sana juga sudah ada para penjaga dan pengawal yang menjaga mereka di sana. Jadi, mereka akan tenang disana seperti rumah sendiri.

Ruangan yang kosong di sana sudah menjadi milik psikopat berandal itu. Satu ruangan ini sudah menjadi pengganti hotel. Dan yang satu nya menjadi ruangan Jahannam yang hanya berisi dua kursi meja dan almari besar. Itulah ruangan Jahannam.

Ruangan yang banyak sekali memakan korban. Siswa dan siswi yang sekolah di sana setengahnya sudah merasakan berada di ruangan itu. Setelah mereka masuk dari sana mereka nggak akan pernah membicarakan para berandal itu.

                           *****
Hay semua!!

Kesan untuk bab ini!

Jangan lupa vote dan comment sebanyak-banyaknya!

Salam: natasha Nur s

PSIKOPAT[Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang