CHAPTER 43

36 3 0
                                    

Mereka berdua hanya diam. Tidak ada yang mengangkat mulut dan cari topik untuk mereka bicarakan.

"Ngapain lo diem aja? " Banu menggelengkan kepala.

"Sini bantuin gue duduk" Banu membuang nafas gusar.

"Pelan-pelan njir" Axel menepuk pundak temennya itu.

"Iya ini udah pelan"

"Makasih! " Ujar Axel setelah dia bisa duduk dengan nyaman.

" Gue mau bilang ke elo" Banu mendekatkan diri.

"Kalau misal nya gue mati besok gimana? " Pertanyaan macam apa tu?

"Syukur lah kalau lo mati. Gue bisa deketin Rani" Mulut nya!

"Kalau gue mati terus lo mau bilang apa ke Rani? "

"Ya nggak tau"

"Kalau lo tau Rani suka sama gue terus gue mati gimana? "

"Lo mau mati? "

"Misal bego"

"Terus ngapain lo nanya-nanya kayak gitu?"

"Lo nggak rela kalau gue mati? " Axel mulai mengusik temannya itu.

"Gue nggak rela sayang" Ni berdua mulai kumat kali ya? Wkwkwk

"Idih"

"Beneran" Jarinya membentuk angka dua.

"Kalau gue udah deket banget sama Rani dan tiba-tiba gue meninggal. Tapi, Rani nggak tau kalau gue sakit lo mau bilang apa ke dia? "

"Gue bilang gini. Dengerin ya buka lebar kedua telinga lo . Rani orang yang selama ini gangguin hubungan kita udah meninggal. Jadi sekarang gue sama lo akan bahagia sampai mati. Gue akan bilang gitu sama dia" Banu tersenyum bangga atas semua perkataan nya.

"Sayang nya Rani nya nggk suka sama lo dan sukanya sama gue lo gimana? "

"Ya elah kalau gitu ceritanya udah beda" Ucap Banu tampak kesal.

"Gue boleng minta tolong ? "

"Kesambet apaan lo minta tolong sama gue? "Memang selama ini Axel nggak pernah meminta tolong sama temannya itu.

" Gue mohon sama lo tolong jangan bilang ke Rani kalau gue sakit. Gue nggak mau kalau dia khawatir sama gue. Lo mau kan jaga rahasia ini? " Banu tertawa.

" Pede amat lo. Emang Rani peduli sama lo?"

"Ya bodoh. Dia pasti khawatir sama gue. Jadi gue mohon jaga rahasia ini" Banu mengangguk.

"Iya gue akan jaga rahasia ini"

"Lo tau kan kalau gue sayang sama Rani? Ya walaupun Rani masih nggak ada rasa sama gue. Lo mau kan jagain dia buat gue? "

"Omongan lo itu ngaco banget sih. Emang lo mau mati? "

"Ya gue kan bilang semua ini ke elo karena lo teman gue. Gue takut gue mati duluan sebelum bilang semua ini"

"Terus lo mau pesen apa lagi ke gue? "

"Ya gue mau kalau lo jagain Rani seperti gue jagain dia. Gue mau lo jadi pengganti gue. Gue mau lo deket sama Rani. Jagain Rani ketika gue masih sakit dan gue mau kalau lo bisa jadian sama dia" Arbani hanya diam.

"Lo nggak akan mati kan? "

"Kalau sekarang gue belum mati tapi, umur gue udah tinggal beberapa bulan lagi. Bahkan beberapa minggu lagi. Jadi gue mohon sama lo turutin semua pesan gue"

"Kok lo ngomong kayak gini sih? Lo mau mati beneran? "

"Nggak.pokok nya lo harus turutin apa mau gue ya" Ucap Axel berharap sangat penuh. Cuma Banu yang bisa membantunya.

"Gue akan laksanain semua pesan lo. Tapi, jangan mati dulu. Lo masih banyak dosa sama guru-guru di sekolahan" Axel dan Banu tertawa lirih.

"Ya elah kalau itu sih udah pasti. Terus bilangin ke guru BK kalau gue akan bawa nenek secepat nya"

"Gue tau tadi lo kan di panggil" Axel nenganggukan kepala.

"Besok lo jemput Rani sama anterin dia pulang. Kalau bisa setiap hari lo jemput dia sama anterin dia pulang"

"Udah lo tenang aja"

"Kalau ada waktu pulang sekolah lo bantuin dia jualan bunga. Gue titip dia selama gue ada di sini.besok rabu gue mau cuci darah jangan sampai dia tau" Arbani menganggukan kepala.

"Lo tau banget soal Rani " Axel tersenyum.

"Gue tau lah. Udah kalah gue sembuh gue akan bantuin lo supaya bisa jadian sama Rani" Axel tersenyum.

"Ini bukan Axel yang gue kenal. Axel yang gue kenal itu anak nya keras kepala terus nggak akan ngalah sama temannya" Banu tertawa.

"Udah turutin aja mumpung gue baik sama lo. Lo baru tau kan kalau gue ngalah sama lo" Banu mengangguk sambil tersenyum.

"Lo tidur sana besok lo kan sekolah. Gue nggk" Axel menyimpulkan senyum mengejek.

"Gue nggk sekolah deh males" Banu menguap.

"Lo kan janji kalau besok mau jemput Rani jadi besok lo sekolah" Banu tersenyum sambil mengacak rambut nya sendiri.

"Ngantuk gue . Gue mau tidur di mobil aja.kalau di sini dingin"

"Ni ada selimut" Banu menangkap selimut itu.

"Good night sayang ku. Cepet sembuh ya" Banu menelantangkan tubuhnya di atas sofa.

" Iya sayang"

******
👋👋👋👋

Hay semua!

Kesan untuk bab ini;)

Jangan lupa tinggalin jejak, nggk boleh boong ya:)

Makasih, ;

Salam:natasha Nur s

PSIKOPAT[Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang