CHAPTER 61

20 4 0
                                    

"Lo sakit? " Cowok yang sedang berdiri di depan kaca itu mengelengkan kepala.

"Tapi, wajah lo pucat! "

"Gue nggak papa! " Dia tersenyum memperlihatkan gigi putih nya.

"Lo pasti belum minum obat ya? " Dia mengangguk singkat.

"Buat apa minum obat? "

"Buat lo cepet mati! "

"Lo mau mati ikut gue juga? "

"Ogah! "

"Udah deh lo jangan ganggu gue! Ini udah hari ke tiga gue bisa deket sama Rani! "

"Iya-iya nggak akan gue ganggu! "

"Gue mau berangkat sekolah dulu! " Cowok itu mengacak rambut temannya itu.

"Sana pergi! "

"Bay! "

~di perjalanan~

"Hay cowok! " Suara itu membuat Billara menoleh.

Dia sedang berhenti di lampu merah yang tak kunjung menhijau itu. Dia di apit oleh mobil-mobil yang cukup besar.

"Cowok! " Axel hanya memasang wajah datar.

"Cuek amat! "

"Bodoamat! " Axel hanya menjawab dengan beberapa kata.

"Sekolah dimana lo? "

"Sekolah yang ada guru sama murid nya! "

"Semua sekolah ada guru sama murid nya! Kalau nggak ada murid nya gimana? "

"Ya nggak gimana-mana! " Sejak tadi Axel menjawab Pertayaan itu tanpa melihat siapa yang sedang dia ajak bicara.

"Lo mau kemana? "

"Jemput cewek gue! "

"Emang punya? "

"Kepo amat sih lo? "

"Gue kan cuma nanya"

"Hemm"

"Cewek lo siapa namanya? "

"Rani"

"Menurut lo gimana sikap nya? "

"Dia sangat baik!"

"Lo cinta banget sama dia? "

"Banget! "

"Kalau misalnya dia udah milik orang lain gimana? "

"Gue habisin orang itu"

"Siapa? Rani? "

"bukan! "

"Terus siapa? "

"Ya orang yang berani ngerebut Kiki dari gue siapun itu! "

Axel melirik ke atas kalau lampu merah masih tersisa dua luluh detik lagi. Entah kenapa akhir -akhir ini lampu merah semakin lama.

"Heh kenapa lo nggak ngelihat wajah gue? "

"Nggak ke pingin"

"Lo sayang banget sama cewek lo sampai lo nggak mau ngelirik wajah orang lain? "

"Udah deh bawel amat lo! "

"Axel! "

Cowok itu merasa kalau dia nggak asing dengan suara itu. Dia masih berfikir dan mengingat-ngingat siapa yang memiliki suara itu.

"Ngapain lo naik angkot? "Axel membulatkan mata ketika melihat siapa yang sedang dia ajak bicara itu.

" Turun sekarang! "Cewek itu tersenyum.

PSIKOPAT[Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang