Jangan lupa vote sebelum/sesudah membaca cerita ini, usahakan untuk komen dan follow akun author eca_saf
Terima kasih
&
Selamat membacaAzan subuh sudah berkumandang sejak tiga puluh menit yang lalu, cahaya bintang sudah meredup tergantikan oleh mentari pagi.
Pagi ini, aku sudah disibukkan dengan kegiatan ku di dapur membuat sarapan untuk keluarga kecil ku. Faza dan mas Jafran dua laki-laki itu memilih untuk tidur kembali setelah solat subuh, kalau kalian bertanya apakah Faza ikut melaksanakan solat juga jawaban nya iya. Sejak ia bisa berdiri dan berjalan ia sering mengikuti ku jika sedang melaksanakan solat atau tadarus, meski gerakan nya belum fasih tapi ia bisa mengikuti nya dengan baik.
Anak itu sangat pintar diusia dini nya. Dan aku berbangga dengan hasil didikan ku juga orang-orang hebat di sekeliling nya.
"Mas, Adek bangun yuk sarapan"
"Hmm"
"Sudah jam tujuh nih ayo bangun"
Kedua nya menggeliat saat cahaya matahari pagi mengenai mata nya, menerobos lewat kaca jendela yang ku buka tirai nya.
"Nda num (bunda minum)"
Setiap bangun tidur Faza akan meminta minum air putih, dan itu sudah ku biasakan sejak ia masih kecil.
"Ayo sarapan keburu dingin makanan nya"
Faza anak itu spontan turun dari ranjang, jalan sambil sesekali melompat-lompat riang dan mengoceh tak jelas. Sedangkan ayah nya? Masih sibuk bermimpi.
"Mas ayo bangun, anak nya udah girang tuh mau sarapan"
"Lima menit"
"Engga ada lima menit, ayo buruan bangun"
"Sebentar lagi sayang"
"Week up Danton"
Terpaksa mau tidak mau, ku tarik selimut yang menutupi seluruh badan nya.
Pranggg...
Aku dan mas Jafran melesat ke dapur mencari asal suara benda jatuh tersebut.
Dan... Jeng jeng... Ayam yang ku goreng sudah bertebaran dilantai dapur dengan Faza si pelaku yang sedang mengunyah salah satu dari potongan ayam tersebut.
"Ayah nda mam (ayah, bunda makan)"
Aku menghela nafas kasar, begitupun dengan mas Jafran ia mengangkat Faza dan mendudukannya dikursi makan.
Untung lantai dapurnya di keramik, bersih sudah di pel kalau tidak entahlah ayam-ayam itu nasib nya akan seperti apa.
"Sini ayah suapin"
"No no no, Za ica (tidak tidak tidak, Faza bisa)"
"Tapi berantakan tuh, nasi nya nempel-nempel dibaju"
"Ihh ayah cana, hus hus"
"Idih ngusir anak siapa si?"
"Nda"
"Bukan anak ayah?"
"Nak om ean"
"Ayah Faza nama nya Jafran bukan Rehan dek"
"Ean ih"
"Hadehhh... kenapa jadi si Curut mulu si yang disebut"
"Nda cuut (bunda curut)"
"Huss engga boleh bicara seperti itu"
Kami makan dengan khidmat, sudah menjadi kebiasaan jika kami sedang makan bersama tak ada percakapan apapun terkecuali ada hal yang harus segera dibicarakan.
Seusai itu, aku memilih melanjutkan kegiatan ku yaitu mencuci baju. Faza ia sedang asik main mobil-mobilan sedangkan mas Jafran seperti nya ia akan menguras aquarium.
What? Aquarium! Haduh alamat ngamuk ini mah.
"Bun ini si ganteng kenapa Bun? Kok engga bernyawa gini Bun?"
Dan ia baru menyadari bahwa ikan nya sudah tiada padahal dari kemarin sore matinya. Mohon maaf pak ulah anak mu itu.
"Ati yah (mati Yah)"
"Bun kok bisa mati? Engga dicolok gelembung nya?"
"Dicolok kok, tuh masih nyolok malah"
"Terus kenapa bisa mati gini"
"Za encet yah (Faza pencet Yah)"
"Dipencet?"
Dengan wajah imut nya anak itu mengangguk dan kembali fokus dengan mainannya. Mas Jafran terdiam, nafas nya naik turun seperti orang yang sedang menahan emosi, maaf pak saya pun tak tahu.
"Bun" mas Jafran memandang ku melas, kasihan juga dia kalau sudah seperti ini.
"Sabar yah"
"Lima ratus ribu ayah ilang"
"Nanti jangan beli lagi yah. Beli yang bisa digoreng aja"
Dengan hati setengah dongkol mas Jafran membersihkan aquarium yang sudah tak berpenghuni itu. Kalau sudah begini bukan dia saja yang menyesal aku pun ikut serta, uang lima ratus ribu jika ku bawa ke pasar mungkin akan bisa memenuhi kulkas sampai setengah nya. Dadah lima ratus ribu semoga engkau tenang dialam sana ya.
Untuk satu Minggu kedepan mas Jafran mendapatkan jatah cuti nya, rencananya kami akan pergi jalan-jalan bersama menghabiskan waktu dengan quality time yang jarang sekali bisa didapatkan.
"Za mau liburan kemana? Ke ragunan mau? Liat jerapah, gajah, harimau"
Anak itu menganggukkan kepala nya, menyetujui tawaran ayah nya. Sebetulnya Faza itu anak yang enjoy dibawa kemana pun ia mau tak pernah rewel, ia adalah anak penikmat perjalanan, ku bawa ke pasar saja senangnya bukan main.
Seharian ini aku habiskan untuk berbincang dengan mas Jafran dan menemani Faza bermain. Banyak hal yang ditanyakan mas Jafran mengenai pertumbuhan Faza dan aku dengan senang hati menceritakan apa yang sudah terjadi selama delapan bulan terkahir ini.
"Za engga boleh nakal sama bundanya ya. Harus jadi anak yang baik, nurut sama bunda dan ayah ok"
"Ocei (okey)"
Aku tersenyum, saat-saat seperti ini sangat jarang kumiliki, mengingat tugas mas Jafran yang kerap kali meninggalkan ku dan Faza berhari-hari bahkan sampai berbulan-bulan.
"Nanti sore kita ke rumah nenek ya, antar oleh-oleh"
"Temu om ean ya? (Ketemu om Rehan ya?)"
"Iya"
"Om Rehan mulu yang ditanyain"
"Om ean aik yah (Om Rehan baik yah)"
"Ayah juga baik"
"Ayah lek, za ateng (ayah jelek, Faza ganteng)"
"Anak mu Bun percaya diri sekali. Nurun siapa sih sifat nya ini Hm.."
"Kamu lah, aku mah tidak terakui"
Kami tertawa bersama, menemani Faza bermain adalah hal yang paling menyenangkan. Selain bisa memperhatikan pertumbuhannya aku dan mas Jafran pun sekalian bisa mengajarkannya banyak hal, seperti mengajaknya untuk terus mengoceh agar semakin banyak kosakata yang ia ketahui dan berbagai hal lainnya.
TBC
Terima kasih sudah membaca maaf jika ada kesalahan kata² atau penyebutan istilah dalam penulisan karya. Salam hangat dari author ✌️
![](https://img.wattpad.com/cover/229126465-288-k871266.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And You Future ~ Sah Bersama Mu?? 2 (Completed)
RomanceJafran family kembali hadir membuka lembaran baru nya dengan berbagai coretan tinta warna-warni. berbagai lika-liku perjalanan cinta mereka sudah mereda seiring berjalan nya waktu, kini Jafran dan Ammera bukan lagi seorang mahasiswi dan tentara buja...