Jangan lupa vote sebelum/sesudah membaca cerita ini, usahakan untuk komen dan follow akun author eca_saf
Terima kasih
&
Selamat membacaHari ini mas Jafran dikabarkan akan pulang selepas dari masa tugasnya. Entah jam berapa ia akan sampai dirumah dinas ini belum ada kabar lagi yang datang kepadaku. Kepulangannya hari ini pun ia tak mengabari ku dulu, bahkan aku tahu mengenai hal ini dari Bang Rehan. Dasar calon bapak ember, bang Rehan dengan polosnya membeberkan rahasia temannya yang akan segera pulang.
Aku tidak tahu apa alasan mas Jafran tidak memberitahu aku tentang kepulangannya. Yang pasti dia bersekongkol dengan keempat orang tuaku untuk tidak memberitahu dulu tentang kepulangannya, tapi untungnya ada Bang Rehan dengan kerendahan hatinya dan rasa simpatinya kepada bumil ia membocorkan rahasia temannya. Aku tebak kalau mas Jafran tahu rahasianya terbongkar sudah pasti ia akan memarahi bang rehan, tapi tenang aku akan berakting pura-pura tidak tahu saat ia sampai rumah nanti.
"Bu makan siangnya sudah matang"
"Makasih ya Des"
"Iya Bu, saya izin kebelakang lagi"
Aku mengangguk menanggapi ucapan ART baru dirumahku.
Nama nya Desi, umurnya baru menginjak usia 18 tahun. Setelah lulus sekolah ia harus langsung bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup adik-adiknya. Kata mamah dia anak sulung dari 5 bersaudara, adik-adiknya masih kecil-kecil dan masih banyak membutuhkan biaya, sedangkan ayah nya sudah tiada dan ibunya harus menjadi TKW diluar negeri sana. Mamah sendiri kenal Desi dari Art dirumah mamah, sudah lama Desi mencari kerja tapi tak pernah ketemu. Dan akhirnya setelah mamah merasa yakin dengan Desi, di pekerjakanlah ia ditempat tinggalku untuk membantu aku membersihkan rumah.
Desi sendiri tidak menginap dirumahku, akan tetapi tinggal dirumah mamah. Jadi dia akan pulang menjelang maghrib bersama mamah yang baru pulang praktek juga.
"Sayamikum. Ndaaaa..... (Bunda....)" Teriakan Faza menggema dirumah dinas ini. Entah dari mana anak itu, setiap pulang ke rumah selalu saja berteriak memanggil namaku setelah tak lupa mengucapkan salam seperti apa yang aku ajarkan selama ini.
"Huss.. engga boleh teriak-teriak! Ada apa?"
"Za iat ayah (Faza liat ayah)"
"Dimana?"
Mas Jafran sudah pulang? Haruskah aku bersiap-siap untuk berlaga akting terkejut menyambut kedatangannya?
"Di epon om ean (di handphone Om Rehan)"
"Ayah video call sama om Rehan?"
"Enga ihh!"
"Terus apa dong?"
"Ayah epon ama Za di epon om Rehan (ayah telepon sama Faza di handphone Om Rehan)"
"Iya Faza liat ayah di telepon om Rehan saat ayah video call sama om Rehan"
"Enga ihh! Nda..."
Faza selalu seperti ini membuatku kebingungan dengan kata-katanya. Padahal biasanya kebenaran selalu tepat dengan jawabanku yang pertama.
"Jelasin sama bunda Faza liat ayah dimana dan sedang apa?"
"Adi ayah epon Za di epon om ean, za iat ayah di epon om ean. Api ayah ga epon om ean (tadi ayah telepon Faza di handphone Om Rehan, Faza liat ayah di handphone Om Rehan)"
Duengg.... Kan benar apa kataku. Maksud bunda kamu ini juga seperti itu sayangku Faza, Allahuakbar kenapa begitu sulit memahami perkataan anak ini. Kenapa pula harus muter-muter dulu si Faza!!!
"Kan tadi bunda bilang begitu, kata Faza bukan gimana si?"
"Ih nda mah... Adi nda iang ayah nan om ean teponan calah! Ang enar ayah epon za ukan om ean (tadi bunda bilang ayah dan Om Rehan teleponan salah! Yang benar ayah telepon Faza bukan Om Rehan)"
Ok aku menyerah, selalu saja aku kalah debat dengan anakku sendiri.
"Yaudah iya bunda salah"
"Itu ong"
Hihhhh... Senang sekali anak ini melihat bundanya bersalah. Perdebatan itu berakhir dengan aku menyuapi mulut mungil dan lemes itu dengan nasi dan lauk pauknya.
Tok tok tok...
"Assalamu'alaikum"
Suara bariton dan ketukan pintu terdengar dari luar rumahku dan dibukakan pintu oleh Desi, karena aku sedang sibuk menyuapi si calon Abang.
"Waa'alaikumsallam"
Dan ternyata benar dugaanku, suara bariton itu berasal dari suamiku.
"Ya Allah mas kok kamu pulang engga bilang-bilang aku?"
Akting jilid pertama!
"Kejutan..." Ucapnya riang.
Aku dan Faza beranjak dari kursi makan dan memeluknya melepas rindu.
"Kaget engga aku pulang tiba-tiba"
"Kamu jahil mas, masa pulang engga bilang aku! Aku kan jadi engga ada persiapan buat nyambut kamu. Tadi cuma masak tumis kangkung, ayam goreng bumbu kunyit, sambal goreng, sambal ikan teri, lalapan, goreng ikan juga ada... Bla bla bla...." Dan segala jenis makanan kesukaan mas Jafran aku sebutkan satu-persatu yang sengaja sudah aku siapkan untuk menyambut kedatangannya.
"Kamu niat banget masak sebanyak itu buat apa?"
"Ya buat kamulah"
"Tapikan kamu engga tau kalau aku bakal pulang hari ini"
"Feeling aja si mas, ditambah informasi dari penyiar berita terpercaya"
"Pasti ada yang bocorin kepulangan aku kan! Hayo jawab siapa?"
"Om ean!!!!" Sahut Faza dengan wajah menggemaskannya.
Wajah mas Jafran mendadak sendu, sedangkan tawa meledak dari mulutku dan Faza.
Niat ingin mengejutkan istri dan anaknya malah balik dikejutkan, lucu juga melihat reaksi mas jafran yang sepertiya ada rasa kecewa. Tapi aku tahu mas Jafran tidak akan mengamuk dan berubah menjadi monster kepada bang Rehan, paling ia akan memasang wajah seram saat bertemu dengan bang Rehan nanti.
Melepas rindu dengan makan bersama siang hari ini, ditambah celotehan dan candaan yang terlontar dari mulut kedua laki-laki yang kucintai.
Meski aku tahu mas Jafran dilanda rasa capek tapi candaannya tetap hangat, bahkan gurat wajah lelahnya tergantikan dengan senyum yang terpancar dari kedua sudut bibirnya yang melengkung ke atas.
TBC
Terima kasih sudah membaca, maaf jika ada kesalahan kata² atau penyebutan istilah dalam penulisan karya. Salam hangat dari author ✌️
![](https://img.wattpad.com/cover/229126465-288-k871266.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And You Future ~ Sah Bersama Mu?? 2 (Completed)
RomanceJafran family kembali hadir membuka lembaran baru nya dengan berbagai coretan tinta warna-warni. berbagai lika-liku perjalanan cinta mereka sudah mereda seiring berjalan nya waktu, kini Jafran dan Ammera bukan lagi seorang mahasiswi dan tentara buja...