Jangan lupa vote sebelum/sesudah membaca cerita ini, usahakan untuk komen dan follow akun author eca_saf
Terima kasih
&
Selamat membacaHari ini kebetulan aku memang tidak memasak. Pertama aku malas belanja ke warung, kedua ibu bilang ibu akan datang ke rumah mengantarkan makanan siap saji karena ibu masak kebanyakan. Jadilah aku memilih bersantai ria siang hari ini dengan Faza, si kakak kecil.
Tok tok tok...
"Assalamu'alaikum, selamat siang"
Pintu rumahku diketuk seseorang dari luar. Aku tidak berpikir itu ibu, ayah, ataupun Ammora sebab kalau keluargaku pasti tidak akan mengucapkan selamat siang akan tetapi memanggil namaku atau Faza. Apalagi Ammora dengan senang hati ia akan menyelonong masuk ke dalam rumah tanpa ketuk pintu atau sekedar salam.
"Waa'alaikumsallam, mbak putri. Mari masuk mbak"
"Terima kasih"
Putri. Ia teman lama mas Jafran, saudara mbak Dina tetanggaku yang senewen itu datang kemari, disiang bolong seperti ini.
"Silahkan diminum mbak, maaf hanya ada teh hangat"
"Gapapa kok dek, terima kasih banyak"
"Sebelumnya ada keperluan apa ya mbak?"
"Mas Jafran nya ada?"
"Mas Jafran, belum pulang mbak"
"Kapan ya kira-kira pulangnya?"
"Biasa nya pukul 12 lewat setelah pulang dari masjid, tapi itupun hanya sebentar untuk makan siang saja setelah itu pergi kembali ke kantor. Kira-kira ada yang mau disampaikan biar saya yang sampaikan ke mas Jafran nanti"
"Ah engga ada kok, saya hanya ingin tahu kapan Jafran pulang. Emm... Ini saya buatkan siomay untuk mas Jafran, maaf hanya buat satu porsi karena saya engga tahu kamu sama anakmu suka atau engga dengan siomay"
"Ahh... Engga papa kok mbak, ini saja sudah terima kasih, maaf merepotkan"
"Engga merepotkan kok, kalau begitu saya pamit pulang ya. Saya harus kembali bekerja"
"Iya mbak, sekali lagi terima kasih siomaynya"
"Sama-sama. Saya pamit pulang, permisi assalamu'alaikum"
"Waa'alaikumsallam"
Aku segera membuka kotak makan berbentuk kotak dengan gambar burung ditengahnya. Siomay kering yang dibalut bumbu kacang, dan sedikit sambal diujungnya. Ku kirim foto makanan itu via WhatsApp ke mas Jafran dan menyuruhnya untuk segera pulang.
"Nda"
"Apa kak?"
"Tu apa?"
"Itu siomay punya ayah dari Tante putri"
"Za au"
"Nanti minta ayah ya"
"Mang ayah da agi ya? (Memang ayah engga bagi ya?)"
"Tante putri kasih siomay untuk ayah, jadi kalau kakak mau harus izin dulu sama ayah ya"
"Za au atu aja nda (Faza mau satu aja bunda)"
Aku terdiam dengan permintaan Faza. Selama ini aku selalu mengajarkan Faza untuk meminta izin terlebih dahulu kepada yang punya jika meminta sesuatu, tapi kali ini permasalahannya lain. Sesuatu yang diinginkan Faza itu milik sang ayah, tak apa bukan jika ia mencicipi barang sedikit saja?
"Cicip aja ya, nanti kalau mau lagi minta sama ayah"
"Oceh"
Aku mengambilkan piring kecil untuk Faza.
"Enak nda, nti nda uat aya ini ya (enak bunda, nanti bunda buat kaya gini ya)"
"Iya nanti bunda coba buat siomay kaya gini"
Saat sedang asik menemani Faza makan siomay mas Jafran datang menghampiri kami.
"Makan apa tuh?"
"Comay"
"Punya siapa"
"Ayah"
"Loh kok siomay ayah dimakan?"
"Za icip ikit yah (Faza cicip dikit ayah)"
"Kok engga bilang ayah dulu, ini kan punya ayah"
"Sedikit doang yah, Faza cuma ambil satu. Itu masih ada delapan loh"
"Tapi kan tetap saja harus diajarkan meminta izin bunda!"
"Maaf ayah" ucap Faza lirih.
Aku tak tega melihat Faza dimarahi oleh mas Jafran hanya karena makanan sedikit, kenapa juga mas Jafran harus marah-marah seperti ini biasanya tanpa diminta pun ia akan memberi.
"Besok-besok minta izin dulu ya, baru boleh dimakan kalau sudah ada izinnya. Kalau yang punya tidak ikhlaskan jadi tidak halal makanannya"
Aku geram dengan ucapan mas Jafran, anak kecil seumuran Faza mana paham dengan makanan halal atau tidak. Yang ia tahu hanya soal rasa dari makanan itu saja.
"Za masuk kamar, nanti makannya di kamar aja"
"Iya Nda"
"Kamu kenapa si?" Tanya mas Jafran
"Kamu yang kenapa mas? Hanya sepotong siomay saja kamu marah-marah, harus memang seperti itu? Itu Faza loh anak kamu, salah memang kalau ia ingin mencicipi makanan ayah nya? Lagi pula Faza mana paham antara makanan halal dan haram!"
"Loh aku kan hanya memberitahu kalau mau sesuatu itu harus izin dulu, harus meminta dulu. Engga bisa seenaknya!"
"Tapi cara kamu memberitahu Faza itu salah! Mas lihatkan gimana reaksi anak itu saat mas marahin dia cuma gara-gara makanan secuil itu! Kalau mas mau marah, marahin aku bukan Faza anak itu engga salah apa-apa. Aku yang salah!"
"Bukan begitu dek, aku cuma mau yang terbaik buat Faza"
"Apanya yang terbaik? Kalau cara kamu seperti ini bisa jadi setelah ini Faza anak berpikir bahwa ayahnya ada sosok yang pelit"
"Kok kamu malah bicara begitu?!"
"Ya memang kenyataannya begitu, siomay sepotong saja kamu permasalahkan apalagi kalau tadi Faza habiskan semua bisa disuruh sikap tobat anak kamu!"
Aku mengakhiri perdebatan panas ini dengan meninggalkan mas Jafran sendirian dimeja makan. Aku memilih makan bersama Faza didalam kamar Faza, dari pada makan bersama dengan mas Jafran. Kenapa? Karena percuma aku makan dengan mas Jafran kalau anakku sedang sedih didalam kamar sana karena ucapan ayahnya.
"Dek mas pergi lagi. Assalamu'alaikum"
"Waa'alaikumsallam"
TBC
Terima kasih sudah membaca maaf jika ada kesalahan kata² atau penyebutan istilah dalam penulisan karya. Salam hangat dari author ✌️
![](https://img.wattpad.com/cover/229126465-288-k871266.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And You Future ~ Sah Bersama Mu?? 2 (Completed)
RomanceJafran family kembali hadir membuka lembaran baru nya dengan berbagai coretan tinta warna-warni. berbagai lika-liku perjalanan cinta mereka sudah mereda seiring berjalan nya waktu, kini Jafran dan Ammera bukan lagi seorang mahasiswi dan tentara buja...