Jangan lupa vote sebelum/sesudah membaca cerita ini, usahakan untuk komen dam follow akun author eca_saf
Terima kasih
&
Selamat membacaJafran POV
Beberapa hari kemarin aku mendengar kabar dari istri kawan-kawanku bahwa Faza akan segera memiliki adik. Tapi setelah aku konfirmasi kepada istriku Ammera ia justru selalu mengelak dan malah menyuruhku untuk fokus bekerja dan segera pulang.
Aku tidak tahu apa yang terjadi disana, tapi aku sedikit cemas dengan keadaan Ammera dan Faza. Ditambah bukan hanya dari satu orang saja tapi beberapa diantara rekanku pun menanyakan soal kehamilan Ammera yang kedua.
"Serius Lo engga tau?" Tanya salah seorang rekanku.
"Sumpah gua engga tau. Istri gua juga engga bilang apa-apa"
"Mau buat kejutan kali"
"Kalau mau buat kejutan mana mungkin istri lu tahu kalau istri gua hamil, pasti istri gua bakal diam-diam kan?"
"Iya juga si. Yang sabar ya! Semoga saja apa yang lu impikan terwujud, gua engga tega liat lu misuh-misuh pengen punya anak lagi tapi sang permaisuri kaga mau hahaha"
"Sialan!"
Ya, teman-temanku banyak yang menanyakan kabar itu tapi setelahnya malah mengejekku. Sabar Jafran sabar, orang sabar isi dompetnya tebal!
"Mah masa mamah engga tau si kalau Ammera hamil?"
Saat ini waktuku sedang senggang, sudah hampir petang juga. Sebelum menelpon mamah aku sempatkan menelpon Ammera dulu tapi tak kunjung ada jawaban. Hpnya memang aktif tapi orangnya entah sedang apa sampai tak menghiraukan panggilan suaminya, aku pikir Ammera sedang menidurkan Faza atau malah sudah terlelap dengan Faza.
"Ya mana mamah tau, Ammera engga cerita apa-apa sama mamah. Lagi pula kamukan suaminya harusnya kamu lebih tahu dong dari pada mamah"
"Ck. Kalau Jafran tahu mana mungkin Jafran tanya sama mamah"
"Ya mamah juga engga tau, kok kamu malah marah-marah sama mamah"
"Periksa Mera kan bisa mah"
"Ngapain mamah periksa istrimu? Ammera kan engga sakit apa-apa"
"Ya gapapa periksa saja, memastikan beneran hamil atau tidak"
"Hahh... Jafran kamu itu sudah menjadi seorang suami, seorang ayah. Persoalan seperti ini harusnya kamu tanyakan langsung kepada istrimu, bukan mamah. Sudah ya, sudah malam lebih baik kamu tidur saja besok kamu telepon Ammera minta klarifikasi kebenaran kabar kehamilan itu"
"Sekarang ajalah Jafran telepon Ammera"
"Ehh.. jangan!"
"Kenapa mah? Biasanya juga Jafran telepon Ammera malam-malam, hampir subuh malah"
"Ya Allah dasar kamu itu ya! Mulai sekarang engga boleh kamu telepon Ammera diwaktu jam-jam tidurnya, kalau mau telepon itu saat istrimu sedang melek jangan ganggu tidurnya engga boleh!"
"Kenapa si mah? Kok jdi overprotektif gitu sama Ammera?"
Aku cukup menaruh curiga kepada mamah, sebab jika aku sedang membahas Ammera pasti akan ada banyak larangan yang mamah buat seperti saat ini, apalagi aku juga mendapat kabar dari Ammera langsung kalau dirumah kini sudah ada ART yang membantunya mengerjakan pekerjaan rumah. Padahal dulu ketika Faza masih dalam bayi ia aku tawari pakai Art malah menolak mentah-mentah.
"Ya pokoknya tidak boleh! Kamu engga kasihan sama Ammera seharian ngurus Faza sekarang saat waktunya istirahat malah kamu ganggu"
"Tapi kan memang biasanya Jafran telepon malam-malam. Orang ada jam kosongnya pun malam hari mah"
"Pokoknya sebisa mungkin hubungi Ammera siang hari jangan malam-malam seperti ini! Mamah engga mau terjadi apa-apa sama kesehatan Ammera dan anak kamu kalau Ammera kurang istirahat!"
"Anak?"
Nahkan, mamah mulai bahas kesehatan istriku, padahal sebelumnya tak pernah sampai overprotektif ini.
"Emm... Maksud mamah Faza! Pasti setiap kamu telepon Ammera Faza akan bangun dan nimbrungkan?"
Ucapan mamah ada benarnya juga, beberapa kali Faza terbangun saat aku sedang menelpon bundanya tengah malam.
"Tapi kan mah Jafran ingin..."
"Tidak! Mamah bilang tidak ya tidak kamu ini gimana si engga sayang sama anak dan istrimu!"
"Bukan begitu mah"
"Nurut saja Jafran! Apa yang mamah lakukan semuanya untuk kebaikan kamu dan keluargamu"
"Hahh... Iya deh"
"Ya sudah istirahat sana, mamah juga mau tidur"
"Iya mah, titip salam untuk papah. Selamat malam assalamu'alaikum"
"Waa'alaikumsallam"
Tuttttt.....
Sambungan telepon mati saat setelah mamah menutup panggilan dari sana. Rasa penasaranku semakin melambung tinggi saat kecurigaanku kepada mamah juga semakin besar.
Bukan, aku bukan curiga yang tidak-tidak kepada mamah. Aku hanya curiga dengan tingkah mamah akhir-akhir ini yang lebih overprotektif kepada Ammera. Biasanya mamah akan memarahiku kalau aku berbuat kesalahan yang fatal, tapi kali ini kesalahan kecilpun reaksi mamah sampai seperti itu.
Ditambah ibu yang sama halnya dengan mamah. Ibu juga menyimpan sejuta rahasia tentang anaknya kepadaku. Padahal sebelumnya ibu yang paling sering bercerita mengenai kondisi Faza dan Ammera kalau aku kehilangan kabar mereka.
Malam ini tidurku tak nyenyak, mandipun seperti tak basah, makanpun tak enak. Ada sesuatu yang mengganjal dalam lubuk hatiku tentang Ammera. Aku hanya takut terjadi sesuatu yang tidak-tidak kepada istriku, nauzubillah kalau Ammera sampai sakit dan masuk rumah sakit seperti dahulu.
Hanya doa yang selaluku semogakan saat jauh dari kelurga kecilku. Semoga saja tidak terjadi hal-hal aneh yang menimpa keluargaku. Aamiin.
TBC
Terima kasih sudah membaca, maaf jika ada kesalahan kata² atau penyebutan istilah dalam penulisan karya. Salam hangat dari author ✌️
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And You Future ~ Sah Bersama Mu?? 2 (Completed)
RomanceJafran family kembali hadir membuka lembaran baru nya dengan berbagai coretan tinta warna-warni. berbagai lika-liku perjalanan cinta mereka sudah mereda seiring berjalan nya waktu, kini Jafran dan Ammera bukan lagi seorang mahasiswi dan tentara buja...