Jangan lupa vote sebelum/sesudah membaca cerita ini, usahakan untuk komen dan follow akun author eca_saf
Terima kasih
&
Selamat membacaSiang ini Bang Rehan dan Nazwa benar-benar kembali datang ke rumahku. Tapi ada hal yang membuatku dan mas Jafran terkejut sekaligus merasa heran, pasalnya Bang Rehan dan Nazwa datang untuk Pengajuan.
Nazwa memakai seragam Persit tanpa lencana yang dipadukan dengan Bang Rehan yang memakai seragam PDUnya. Keduanya tampak serasi, yang laki-laki gagah, yang perempuan anggun.
Melihat mereka seperti mengingatkan aku masa pengajuan dulu bersama suamiku mas Jafran.
Hal lain yang membuatku kesal kepada keduanya, sebab aku adalah orang terakhir yang mereka beritahu. Selama ini mereka sudah menjalin kedekatan dan Nazwa tidak pernah bercerita apapun kepadaku, padahal selama ini aku selalu menjadi pendengar baiknya.
"Jadi kapan kalian menikah?"
"Siap. Minggu depan Ndan" ucap Bang Rehan dengan nada tegas nya, khas seperti seorang anggota yang sedang berbicara dengan komandannya.
"Secepat itu?"
"Siap lebih cepat lebih baik Ndan"
Biar ku ceritakan sedikit agar kalianpun tidak bingung mengapa mereka bisa tiba-tiba akan menikah seperti ini.
Jadi menurut keduanya, mereka adalah korban perjodohan sama sepertiku. Bedanya dahulu Nazwa dan Bang Rehan sama-sama menolak keras dengan perjodohan itu. Alasannya Nazwa baru saja lulus SMA, sedangkan Bang Rehan tak ingin menikah dengan gadis yang baru lulus sekolah, pikirnya akan sangat menyusahkan apalagi menikah dengan seorang abdi negara yang lebih banyak ditinggal tugas. Sungguh alasan yang sangat klasik.
Lalu, Nazwa memilih melanjutkan studynya denganku di Mesir sedangkan Bang Rehan nekat menikahi teman SMAnya yang kebetulan menyukai Bang Rehan sejak mereka masih duduk di bangku SMA.
Ternyata pernikahan Bang Rehan dan mendiang mantan istrinya tak direstui oleh kedua orang tua Bang Rehan, bahkan sampai mendiang pupuspun pernikahan mereka tanpa restu. Bang Rehan harus menelan bulat-bulat kenyataan pahit itu selama dua tahun pernikahannya.
Singkat cerita keduanya kembali dipertemukan dengan kisah yang berbeda. Pernikahan teman SMP Nazwa menjadi tempat mereka bertemu pada awalnya, lanjut bang Rehan yang memberanikan diri datang ke rumah Nazwa yang ternyata sahabat dekat papah nya bang Rehan.
Perjodohan itu kembali terjadi, dan kali ini kedua nya tidak lagi menolak. Pertama umur kedua nya bukan lagi fase untuk main-main atau berpacaran dan sudah siap untuk membina rumah tangga. Kedua mereka tak ingin kembali mengecewakan orang tua masing-masing, sudah cukup melawan takdir kini saatnya menata ulang yang sempat hancur.
Saat ini aku sedang berada didapur rumahku. Setelah kegiatan pengajuan yang berubah menjadi sidang dadakan itu selesai, aku dan Nazwa memilih melipir dari dua laki-laki dewasa dan si kucrit anakku.
"Wa, kamu sudah yakin menikah?"
"Insyaallah Mer"
Aku cukup tahu banyak tentang masa lalu Bang Rehan dengan mendiang istrinya yang terdahulu. Aku sendiri masih meragukan keinginan mereka untuk segera menikah.
"Ini bukan sekedar menebus rasa kecewa orang tua kalian saja Wa. Pernikahan itu diisi oleh dua insan yang baru dipertemukan, kalian harus saling menghormati, menghargai, memahami, dan terus belajar memperbaiki diri. Bukan maksud ingin menggurui, tapi aku saja dan mas Jafran sampai saat ini masih banyak kekurangan dalam rumah tangga kami. Dan kamu adalah saksi dari perjalanan lika-liku kisah ku Wa"
"Aku paham Mer, doakan saja semoga ini yang terbaik untukku dan Bang Rehan. Aku ingin seperti kamu menerima takdir yang sudah digariskan secara ikhlas"
"Maaf Wa jika aku meragukan niat kalian"
"Gapapa, santai aja kaya sama siapa aja kamu ini. Pertemanan kita itu bukan sebulan dua bulan tapi bertahun-tahun, kita sudah saling terbuka selama ini malah seharusnya aku yang meminta maaf sama kamu sebab tak pernah cerita tentang masalah ini sebelumnya. Alasannya aku terlalu sungkan untuk membicarakan ini dengan kamu yang notabenya istri dari sahabat Bang Rehan, padahal harusnya aku sadar dengan bercerita sama kamu mungkin kesulitanku akan sedikit teratasi. Aku sendiri kemarin-kemarin masih bimbang Mer dengan keputusan besar ini, kamu tahu sendiri keluargaku dan Bang Rehan sangat bertolak belakang dari berbagai sisi"
"Begitupun dengan masa lalu Bang Rehan, awalnya aku cukup tidak yakin sebab aku tahu ia masih mencintai mendiang istrinya tapi aku berkaca kepada kamu. Kalian bisa saling mencintai bahkan sampai lahirnya Faza kalian bisa membangun kebahagian. Semua rintangan bisa kalian lewati, dan aku ingin belajar dari pengalaman kamu Mer" sambung Nazwa.
"Aku tahu kamu pasti sudah menentukan yang terbaik untuk masa depanmu. Sekarang bukan lagi saatnya untuk main-main Wa, dan aku doakan semoga kalian menjadi keluarga yang sakinah mawadah warohmah, dan kisah cinta kalian akan lebih baik dari ku"
"Aamiin. Semoga Mer, semoga doa yang baikpun kembali untuk kamu"
Aku berpelukan erat dengan Nazwa disaksikan oleh dua laki-laki yang salah satunya sebentar lagi akan berganti status menjadi suami dari sahabatku Nazwa.
Mungkin ini yang terbaik untuk mereka. Aku selalu berdoa akan ada kebahagian yang abadi diantara mereka.
Kita hanya tinggal mengikuti alur dari cerita hidup masing-masing. Semuanya tidak ada yang kebetulan sebab sejak ditiupkan ruh kedalam tubuh kita Allah sudah menentukan takdir masing-masing setiap hambanya.
Aku pun percaya dengan rencana Allah, sejauh apapun kita melangkah untuk menghindar jika sudah jodohnya pasti akan dipertemukan kembali.
Jodoh, rezeki, kematian semuanya sudah diatur sedemikian rupa oleh yang maha kuasa. Tinggal manusianya saja yang perlu mengelola, bersyukur dan terus memperbaiki diri.
Kuasa Allah itu pasti, dan aku semogakan untuk selalu berlimpahnya kebahagian untuk kita semua penghuni bumi.
TBC
Terima kasih sudah membaca, maaf jika ada kesalahan kata² atau penyebutan istilah dalam penulisan. Salam hangat dari author ✌️

KAMU SEDANG MEMBACA
Me And You Future ~ Sah Bersama Mu?? 2 (Completed)
RomanceJafran family kembali hadir membuka lembaran baru nya dengan berbagai coretan tinta warna-warni. berbagai lika-liku perjalanan cinta mereka sudah mereda seiring berjalan nya waktu, kini Jafran dan Ammera bukan lagi seorang mahasiswi dan tentara buja...